Biografi Raja Airlangga: Asal-usul, Pendirian Kerajaan, dan Akhir Hayat
Kamis, 31 Agustus 2023 - 17:57 WIB
Pada insiden yang dikenal sebagai pralaya ini banyak tokoh yang terbunuh, termasuk Raja Dharmawangsa Teguh dan putrinya. Untungnya, Airlangga masih bisa menyelamatkan diri bersama seorang hambanya yang setia bernama Narottama.
Dalam pelariannya bersama Narottama, Airlangga hidup di hutan dan berteman dengan para pertapa di lereng gunung. Sepanjang itu, dia juga terus memperdalam ilmu agama dan kekuatan batinnya.
Berselang tiga tahun pasca insiden pralaya atau sekitar 1019, Airlangga mendapat restu dari para resi dan pendeta untuk menjadi raja. Pasca penahbisan, dia diberikan gelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.
Resmi menjadi raja, Airlangga mulai melakukan konfrontasi dengan menyerang Raja Wurawari. Tak hanya itu, dia juga menumpas para raja-raja bawahan yang melepaskan diri dari Mataram dulu.
Setelah menaklukan musuh-musuhnya, Airlangga membuat benteng di sebelah barat istana Watan Mas. Pada awal kepemimpinannya, beberapa kali kerajaan harus pindah karena serangan musuh.
Sebagai balas budi terhadap para pendeta yang telah membantunya, Airlangga mendirikan pertapaan di Gunung Pugawat dan pertapaan Sri Wijayasrama. Kemudian, dia juga membangun candi di Patakan sebagai bentuk terima kasih atas bantuan mereka.
Seiring pemerintahannya berjalan, Airlangga membangun bendungan Waringin Sapta. Bersama rakyatnya yang setia, dia bergotong-royong agar desa-desa di tepi sungai Brantas tidak banjir lagi.
Dalam pelariannya bersama Narottama, Airlangga hidup di hutan dan berteman dengan para pertapa di lereng gunung. Sepanjang itu, dia juga terus memperdalam ilmu agama dan kekuatan batinnya.
2. Pendirian Kerajaan Kahuripan
Berselang tiga tahun pasca insiden pralaya atau sekitar 1019, Airlangga mendapat restu dari para resi dan pendeta untuk menjadi raja. Pasca penahbisan, dia diberikan gelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.
Resmi menjadi raja, Airlangga mulai melakukan konfrontasi dengan menyerang Raja Wurawari. Tak hanya itu, dia juga menumpas para raja-raja bawahan yang melepaskan diri dari Mataram dulu.
Setelah menaklukan musuh-musuhnya, Airlangga membuat benteng di sebelah barat istana Watan Mas. Pada awal kepemimpinannya, beberapa kali kerajaan harus pindah karena serangan musuh.
Sebagai balas budi terhadap para pendeta yang telah membantunya, Airlangga mendirikan pertapaan di Gunung Pugawat dan pertapaan Sri Wijayasrama. Kemudian, dia juga membangun candi di Patakan sebagai bentuk terima kasih atas bantuan mereka.
Seiring pemerintahannya berjalan, Airlangga membangun bendungan Waringin Sapta. Bersama rakyatnya yang setia, dia bergotong-royong agar desa-desa di tepi sungai Brantas tidak banjir lagi.
3. Akhir Hayat
tulis komentar anda