Ganjar Resmikan SPAM Gandrungmangu Cilacap, Warga: Alhamdulillah Nggak Perlu Beli Air Lagi!
Jum'at, 11 Agustus 2023 - 19:37 WIB
CILACAP - Musim kemarau seperti saat ini merupakan bencana bagi Warisem (32) warga yang tinggal di Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Bagaimana tidak, setiap musim kemarau, wilayah itu selalu kekeringan. Bilapun ada air, rasanya asin dan tak layak konsumsi.
Warisem dan ribuan warga lainnya akhirnya terpaksa membeli air bersih. Mereka harus merogoh uang cukup besar, sebab harga air mencapai Rp7.000 per jeriken.
Tapi musim kemarau tahun ini, Warisem dan ribuan warga Kampung Laut, Cilacap tak risau lagi. Stok air bersih untuk warga sudah melimpah, dengan dibangunnya SPAM Gandrungmangu oleh Kementerian PUPR.
SPAM dengan kapasitas 100 liter per detik itu telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (10/8/2023).
"Seneng banget, sekarang kalau musim kemarau tidak perlu beli air. Air sudah mengalir di rumah dan kualitasnya lebih jernih dan tidak bau," ucap Warisem.
Biasanya, ia terpaksa membeli air untuk kebutuhan rumah tangganya. Harga air Rp7.000 per jeriken itu cukup mahal bagianya dan juga banyak warga lain di sekitar. Sehingga, itu dirasa membuat warga kesulitan.
"Ya selama puluhan tahun dulu seperti itu, harus beli. Airnya juga nggak jernih, masih bau. Kalau sekarang senang, air sudah gampang dan kualitasnya lebih bagus," ucapnya.
Warisem dan ribuan warga lainnya akhirnya terpaksa membeli air bersih. Mereka harus merogoh uang cukup besar, sebab harga air mencapai Rp7.000 per jeriken.
Tapi musim kemarau tahun ini, Warisem dan ribuan warga Kampung Laut, Cilacap tak risau lagi. Stok air bersih untuk warga sudah melimpah, dengan dibangunnya SPAM Gandrungmangu oleh Kementerian PUPR.
SPAM dengan kapasitas 100 liter per detik itu telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (10/8/2023).
"Seneng banget, sekarang kalau musim kemarau tidak perlu beli air. Air sudah mengalir di rumah dan kualitasnya lebih jernih dan tidak bau," ucap Warisem.
Biasanya, ia terpaksa membeli air untuk kebutuhan rumah tangganya. Harga air Rp7.000 per jeriken itu cukup mahal bagianya dan juga banyak warga lain di sekitar. Sehingga, itu dirasa membuat warga kesulitan.
"Ya selama puluhan tahun dulu seperti itu, harus beli. Airnya juga nggak jernih, masih bau. Kalau sekarang senang, air sudah gampang dan kualitasnya lebih bagus," ucapnya.
tulis komentar anda