Kisah Pidato Heroik Bung Tomo Memompa Semangat Arek-arek Malang di Stadion Gajayana
Kamis, 03 Agustus 2023 - 12:29 WIB
Usaha perlawanan dari arek-arek Malang ini pun akhirnya membuahkan hasil. Perjuangan tak kenal lelah dengan menjadikan Stadion Gajayana sebagai markas militer para pejuang mempertahankan kemerdekaan, berbuah pengakuan kedaulatan Belanda dan tentara sekutu, yang lantas menyerahkan kekuasannya ke Kolonel Sungkono selaku Gubernur Militer Jawa Timur.
"Di Stadion Gajayana ini pula para tentara Belanda dan sekutu yang dikomandoi oleh Komandan KNIL Jawa Timur Jenderal Mayor JA Scheffelaar di 6 April 1950 (menyerahkan kekuasaan)," ungkap pria pengelola Museum Reenactor Ngalam ini.
Setelah penyerahan dan pengakuan kekuasaan oleh tentara Belanda ke pemerintah Jawa Timur, seluruh pasukan Belanda dan sekutu akhirnya ditarik secara bertahap. Adapun tanggung jawab keamanan semuanya diserahkan kepada Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang beranggotakan TNI.
Di Stadion Gajayana ini pula personel TNI terjadi peleburan pasukan Brigade IV Malang sesaat setelah penyerahan kedaulatan wilayah Malang raya kembali ke militer Indonesia.
"Jadi ada andil perjuangan Bung Tomo di Stadion Gajayana ini, bagaimana pidatonya beliau yang begitu heroik bisa menggetarkan para pejuang untuk terus berjuang melawan Belanda, yang bakal datang menjajah lagi meski Indonesia telah menyatakan merdeka," pungkasnya.
Kini Stadion Gajayana Malang bakal direnovasi usai diajukan Arema FC untuk homebase atau kandang di Liga 1 musim 2023-2024.
Stadion Gajayana Malang bakal menjadi program prioritas renovasi stadion dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Rencana itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi. Renovasi stadion dianggarkan menelan biaya Rp200 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Lihat Juga: Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Sumpah Pemuda Tonggak Penting dalam Perjuangan Indonesia Meraih Kemerdekaan
"Di Stadion Gajayana ini pula para tentara Belanda dan sekutu yang dikomandoi oleh Komandan KNIL Jawa Timur Jenderal Mayor JA Scheffelaar di 6 April 1950 (menyerahkan kekuasaan)," ungkap pria pengelola Museum Reenactor Ngalam ini.
Setelah penyerahan dan pengakuan kekuasaan oleh tentara Belanda ke pemerintah Jawa Timur, seluruh pasukan Belanda dan sekutu akhirnya ditarik secara bertahap. Adapun tanggung jawab keamanan semuanya diserahkan kepada Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang beranggotakan TNI.
Di Stadion Gajayana ini pula personel TNI terjadi peleburan pasukan Brigade IV Malang sesaat setelah penyerahan kedaulatan wilayah Malang raya kembali ke militer Indonesia.
"Jadi ada andil perjuangan Bung Tomo di Stadion Gajayana ini, bagaimana pidatonya beliau yang begitu heroik bisa menggetarkan para pejuang untuk terus berjuang melawan Belanda, yang bakal datang menjajah lagi meski Indonesia telah menyatakan merdeka," pungkasnya.
Kini Stadion Gajayana Malang bakal direnovasi usai diajukan Arema FC untuk homebase atau kandang di Liga 1 musim 2023-2024.
Stadion Gajayana Malang bakal menjadi program prioritas renovasi stadion dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Rencana itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi. Renovasi stadion dianggarkan menelan biaya Rp200 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Lihat Juga: Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Sumpah Pemuda Tonggak Penting dalam Perjuangan Indonesia Meraih Kemerdekaan
(shf)
tulis komentar anda