Kisah Akhir Hayat Gajah Mada Memilih Moksa Setelah Karier Militernya Redup
Rabu, 02 Agustus 2023 - 08:06 WIB
Baca Juga
Ayahnya bernama Mpu Curadharmayogi dan ibunya bernama Patni Nuriratih, keduanya diangkat menjadi pendeta oleh Mpu Ragarunting. Dalam aturan yang berlaku untuk pendeta, kedua pasangan ini dilarang bersetubuh meski sudah berstatus nikah.
Selanjutnya Curadharmayogi memilih berdomisili di luar Wilatikta, di asrama Gili Madri, sedangkan Patni Nariratih berdomisili di Wilatikta. Meski terpisah, namun keduanya intens bertemu.
Patni setiap hari mengunjungi sang suami untuk mengantarkan sarapan dan kebutuhan harian lainnya. Hingga pada suatu hari kejadian tidak biasa terjadi di antara keduanya. Saat hendak menyantap masakan sang istri, tanpa sengaja gelas tersenggol dan air pun tumpah.
Melihat hal itu, Curadharmayogi pun pergi mencari air minum. Sedangkan sang istri ditinggal sendirian. Proses kehamilan Patni diawali dengan perbuatan Hyang Brahma (Dewa Api) yang tergoda untuk bersetubuh dengan Patni.
Baca Juga
Maka berubahlah wujud sang Dewa ini menyerupai Curadharmayogi dan mendatangi Patni, di saat suaminya yang asli sedang pergi mencari air minum. Kehamilan Patni seolah tamparan bagi keduanya.
Bagaimana tidak, keduanya sudah berjanji untuk meninggalkan kenikmatan dunia demi agama. Karena didorong rasa malu itulah keduanya memutuskan kabur ke hutan. Pelarian mereka berakhir di dekat Gunung Semeru.
Dari sana keduanya menuju ke arah Barat Daya, lalu sampai di Desa Maddha. Si jabang bayi akhirnya melahirkan di balai agung yang terletak di desa tersebut pada 1299. Usai melahirkan, Patni bersama suaminya meninggalkan buah hati mereka seorang diri.
Keduanya melanjutkan pelarian menuju gunung. Beruntung, tersebut dipungut oleh pemuka desa setempat. Kabar penemuan bayi itu sampai juga ke telinga salah satu patih tersohor dari Wilatikta.
Lihat Juga :
tulis komentar anda