Kisah Syekh Maulana Ishaq, Wali Utusan Sultan Turki dengan Karamah Ilmu Teleportasi hingga Musnahkan Wabah
Minggu, 30 Juli 2023 - 06:14 WIB
Tempat tanah kelahirannya itu berada dekat wilayah Bukhara, Rusia Selatan. Dia adalah salah satu ulama periode pertama yang dikirim oleh Sultan Turki Ustmani ke bumi nusantara untuk menyebarkan agama islam, dengan spesialisasi ulama ahli pengobatan.
Dia ke tanah Jawa pada 1404 Masehi, bersama dengan ayahnya Syekh Maulana Ahmad Jumadil Qubro (Husein Jamaluddin), dan kakaknya Syekh Maulana Malik Ibrahim.
Perjalanannya tak luput dari kisah kesaktiannya melalui karomah sebagai wali allah saat dia berkunjung ke Gresik.
Kedatangannya ke Gresik yang masuk wilayah Kerajaan Blambangan merubah kebiasaan masyarakatnya dan mengislamkannya dengan cara yang tenang dan bijak.
Dikisahkan, kala itu wabah penyakit ‘pageblug’ yang mematikan sedang melanda negeri di Timur Pulau Jawa. Rakyatnya kala itu menderita wabah penyakit yang sangat mematikan tanpa ada seorangpun yang bisa menyembuhkan penyakit ini hingga banyak menewaskan masyarakat Blambangan. Tak hanya rakyat jelata, wabah penyakit ini merebak di Istana Kerajaan Blambangan.
Bahkan, Putri Kerajaan Blambangan Dewi Sekardadu tak luput terkena penyakit mematikan ini. Kondisi ini membuat Raja Menak Sembuyu menjadi panik, dan dia berusaha melakukan berbagai upaya untuk menyembuhkan putri kesayangan dan rakyatnya tersebut.
Para dukun dan ahli pengobatan terkenal dipanggil ke istana agar bisa mengobati dan menyembuhkan penyakit Dewi Sekardadu. Namun hasilnya nihil, sehingga Prabu Menak Sembayu mengadakan sayembara dan mengumumkannya ke seantero Nusantara.
Sayembara itu menyebutkan siapa saja yang bisa melenyapkan wabah penyakit tersebut. Raja akan menikahkan pria yang berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu. Bahkan, mengangkatnya sebagai raja muda, serta menyerahkan setengah wilayah Kerajaan Blambangan. Di tengah kekalutan tersebut, Patih Blambangan Bajulsengara kemudian melaporkan kepada Raja Menak Sembuyu tentang keberadaan seorang pertama aneh di Gunung Slangu. Dengan penuh keyakinan, dia meyakini pertapa aneh itu bisa menyembuhkan Dewi Sekardadu.
Dia ke tanah Jawa pada 1404 Masehi, bersama dengan ayahnya Syekh Maulana Ahmad Jumadil Qubro (Husein Jamaluddin), dan kakaknya Syekh Maulana Malik Ibrahim.
Perjalanannya tak luput dari kisah kesaktiannya melalui karomah sebagai wali allah saat dia berkunjung ke Gresik.
Kedatangannya ke Gresik yang masuk wilayah Kerajaan Blambangan merubah kebiasaan masyarakatnya dan mengislamkannya dengan cara yang tenang dan bijak.
Dikisahkan, kala itu wabah penyakit ‘pageblug’ yang mematikan sedang melanda negeri di Timur Pulau Jawa. Rakyatnya kala itu menderita wabah penyakit yang sangat mematikan tanpa ada seorangpun yang bisa menyembuhkan penyakit ini hingga banyak menewaskan masyarakat Blambangan. Tak hanya rakyat jelata, wabah penyakit ini merebak di Istana Kerajaan Blambangan.
Bahkan, Putri Kerajaan Blambangan Dewi Sekardadu tak luput terkena penyakit mematikan ini. Kondisi ini membuat Raja Menak Sembuyu menjadi panik, dan dia berusaha melakukan berbagai upaya untuk menyembuhkan putri kesayangan dan rakyatnya tersebut.
Para dukun dan ahli pengobatan terkenal dipanggil ke istana agar bisa mengobati dan menyembuhkan penyakit Dewi Sekardadu. Namun hasilnya nihil, sehingga Prabu Menak Sembayu mengadakan sayembara dan mengumumkannya ke seantero Nusantara.
Sayembara itu menyebutkan siapa saja yang bisa melenyapkan wabah penyakit tersebut. Raja akan menikahkan pria yang berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu. Bahkan, mengangkatnya sebagai raja muda, serta menyerahkan setengah wilayah Kerajaan Blambangan. Di tengah kekalutan tersebut, Patih Blambangan Bajulsengara kemudian melaporkan kepada Raja Menak Sembuyu tentang keberadaan seorang pertama aneh di Gunung Slangu. Dengan penuh keyakinan, dia meyakini pertapa aneh itu bisa menyembuhkan Dewi Sekardadu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda