Tim Investigasi Ungkap Fakta Penyebab Ibu Hamil di Muratara Meninggal saat Melahirkan
Rabu, 14 Juni 2023 - 14:49 WIB
PALEMBANG - Tim investigasi kasus ibu hamil meninggal di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mengungkap fakta terkait penyebab seorang wanita bernama Tika meninggal saat akan melahirkan. Buruknya akses infrastruktur jalan menuju fasilitas kesehatan terdekat salah satu faktornya.
Ketua Tim Investigasi, Trisnawarman mengatakan, bahwa penyebab utama dalam kasus tersebut yakni karena buruknya akses infrastruktur jalan menuju fasilitas kesehatan terdekat, sehingga penanganan medis terkesan lambat.
"Perjalanan ambulans yang membawa pasien dari Puskemas Pauh menuju RS AR Bunda Lubuklinggau mengalami hambatan seperti tergelincir hingga mobil tersangkut dan tak bisa bergerak karena jalan yang rusak," ujar Trisnawarman yang juga Kepala Dinkes Sumsel, Rabu (14/6/2023).
Buruknya akses infrastruktur jalan menuju RS AR Bunda Lubuklinggau memaksa pasien harus menunggu kedatangan bantuan ambulans dari Puskesmas Karang Jaya Muara Rupit selama 6 jam.
"Berangkat pukul 01.00 dini hari, hingga pukul 04.00 baru sampai Muara Rupit kemudian diteruskan perjalanan menuju RS AR Bunda di Lubuk Linggau. Setengah jam perjalan pasien pun sampai ke RS AR Bunda, namun sampai sana saat ditangani pasien meninggal," jelasnya.
Terkait buruknya akses infrastruktur di wilayah tersebut, Tim Investigasi pun melayangkan surat kepada Kabupaten Muratara untuk dapat segera membenahi infrastruktur jalan yang menuju fasilitas kesehatan terutama daerah yang terpencil.
"Kita minta agar Pemda setempat segera memperbaiki jalan yang ada di sana, terutama jalan yang menuju fasilitas kesehatan yang wilayahnya susah dijangkau," jelasnya.
Selain itu, Trisnawarman menuturkan untuk sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana Puskesmas Pauh saat ini sudah cukup memadai, bahkan semua fasilitasnya lengkap, termasuk alat USG, akreditasi Puskesmas juga Madya.
"Sarana prasarana sudah memenuhi standar sebesar 60 persen. Akan tetapi untuk SDM di Puskesmas tersebut kekurangan tenaga pelayanan dan akan segera dibenahi," jelasnya.
Meski begitu, Trisnawarman menegaskan, jika kasus tersebut kini telah berakhir damai antara keluarga pasien dan Puskemas Pauh. "Ya sudah damai. Sudah ada juga surat terkait perdamaian kedua belah pihak. Keluarga pasien, tokoh masyarakat, Dinkes dan Puskesmas Pauh," jelasnya.
Ketua Tim Investigasi, Trisnawarman mengatakan, bahwa penyebab utama dalam kasus tersebut yakni karena buruknya akses infrastruktur jalan menuju fasilitas kesehatan terdekat, sehingga penanganan medis terkesan lambat.
Baca Juga
"Perjalanan ambulans yang membawa pasien dari Puskemas Pauh menuju RS AR Bunda Lubuklinggau mengalami hambatan seperti tergelincir hingga mobil tersangkut dan tak bisa bergerak karena jalan yang rusak," ujar Trisnawarman yang juga Kepala Dinkes Sumsel, Rabu (14/6/2023).
Buruknya akses infrastruktur jalan menuju RS AR Bunda Lubuklinggau memaksa pasien harus menunggu kedatangan bantuan ambulans dari Puskesmas Karang Jaya Muara Rupit selama 6 jam.
"Berangkat pukul 01.00 dini hari, hingga pukul 04.00 baru sampai Muara Rupit kemudian diteruskan perjalanan menuju RS AR Bunda di Lubuk Linggau. Setengah jam perjalan pasien pun sampai ke RS AR Bunda, namun sampai sana saat ditangani pasien meninggal," jelasnya.
Terkait buruknya akses infrastruktur di wilayah tersebut, Tim Investigasi pun melayangkan surat kepada Kabupaten Muratara untuk dapat segera membenahi infrastruktur jalan yang menuju fasilitas kesehatan terutama daerah yang terpencil.
"Kita minta agar Pemda setempat segera memperbaiki jalan yang ada di sana, terutama jalan yang menuju fasilitas kesehatan yang wilayahnya susah dijangkau," jelasnya.
Baca Juga
Selain itu, Trisnawarman menuturkan untuk sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana Puskesmas Pauh saat ini sudah cukup memadai, bahkan semua fasilitasnya lengkap, termasuk alat USG, akreditasi Puskesmas juga Madya.
"Sarana prasarana sudah memenuhi standar sebesar 60 persen. Akan tetapi untuk SDM di Puskesmas tersebut kekurangan tenaga pelayanan dan akan segera dibenahi," jelasnya.
Meski begitu, Trisnawarman menegaskan, jika kasus tersebut kini telah berakhir damai antara keluarga pasien dan Puskemas Pauh. "Ya sudah damai. Sudah ada juga surat terkait perdamaian kedua belah pihak. Keluarga pasien, tokoh masyarakat, Dinkes dan Puskesmas Pauh," jelasnya.
(don)
tulis komentar anda