Pemerintah Targetkan 30 Juta Pelaku UMKM Go Digital pada 2024
Jum'at, 09 Juni 2023 - 22:40 WIB
LAMONGAN - Era transformasi digital membuat bisnis melaju kencang. Layanan dan transaksi bisnis makin mudah dan cepat serta makin luas jangkauan pemasarannya. Sejalan dengan ini pemerintah menjadikan 30 juta pelaku UMKM go digital pada 2024.
Hal itu tentu menuntut pelakunya, terlebih pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), berbenah dan ikut berubah cepat.”Go digital merupakan tuntutan dan keharusan yang mesti dijawab kalangan UMKM Karena pasar dan selera serta jangkauannya juga berubah,” ujar Meithiana Indrasari, sekretaris Yayasan Cendikia Utama. Baca Juga: Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Kunjungi Pameran UMKM di SME’s HUB Labuan Bajo
Meithiana menyampaikan itu saat tampil dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) secara ”chip in” di acara Bazar UMKM dan Pesta Rakyat ”Lamongan Tempo Doeloe”, Jumat (9/6/2023) malam, di Lapangan Gajah Mada, Lamongan, Jawa Timur.
Untuk meraihnya, lanjut dia, strategi pemasaran tak bisa lagi mengandalkan cara konvensional. Pasar digital wajib dijamah dan dikuasai lebih mumpuni oleh kalangan UMKM. "Karena itu, target pemerintah menjadikan 30 juta pelaku UMKM go digital pada 2024 tak bisa ditunda agar tak tergerus zaman," kata Meithia dalam diskusi lurung (offline) bertajuk ”Digital Marketing bagi UMKM Pemula”.
Hadir dalam acara yang digelar dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Lamongan ke-454 itu narasumber lain. Yakni Sekretaris PWI Jawa Timur Eko Pamuji, dan dosen-praktisi IT yang juga Treasure Member ACSB East Java E. Rizky Wulandari, serta Yuria Sabrina sebagai moderator. Acara juga dimeriahkan dengan lawak Cak Silo dkk, musik tradisional, dan dolanan anak.
”Salah satu kecakapan pelaku usaha di era digital adalah penguasaan digital marketing. Ini penting untuk mengintip dan menyeleksi keinginan buyer potensial di pasar digital yang kini tersebar di banyak platform lokapasar,” ujar Methiana.
Sementara itu, Rizky Wulandari menyebut digital marketing sangat membantu membuat pasar usaha apa pun bisa menjual produknya lebih luas. Dan, sudah tentu lebih cepat ditransaksikan, apalagi sistem pembayaran lewat dompet digital dan m-banking menjadikan transaksi lebih real time, seketika.
”Hal itu memudahkan penjual dan pembeli memproduksi order dan mengirim pesanan kepada pelanggan. Cuma, tetap hati-hati dalam bertransaksi. Kedua pihak mesti saling mengenali. Paham penjual dan buyer yang kredibel. Jangan bertransaksi dengan akun abal-abal,” pesan Rizky.
Eko Pamuji yang menyoroti dari segi etika mengatakan, hal penting yang mesti dipahami dalam menggarap digital marketing -khususnya UMKM pemula-adalah etika digital. Saat menawarkan produk, berkomunikasi dengan buyer di beragam lokapasar, tetaplah menjaga etika komunikasi seperti dunia nyata.
”Jaga bahasa dan tulisan. Saat menawarkan, pilih kalimat yang lembut dan jangan abaikan tata krama dunia nyata. Karena yang kita hadapi saat bertransaski adalah manusia nyata. Bukan sekadar angka dan deretan karakter,” ujar Eko.
Hal itu tentu menuntut pelakunya, terlebih pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), berbenah dan ikut berubah cepat.”Go digital merupakan tuntutan dan keharusan yang mesti dijawab kalangan UMKM Karena pasar dan selera serta jangkauannya juga berubah,” ujar Meithiana Indrasari, sekretaris Yayasan Cendikia Utama. Baca Juga: Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Kunjungi Pameran UMKM di SME’s HUB Labuan Bajo
Meithiana menyampaikan itu saat tampil dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) secara ”chip in” di acara Bazar UMKM dan Pesta Rakyat ”Lamongan Tempo Doeloe”, Jumat (9/6/2023) malam, di Lapangan Gajah Mada, Lamongan, Jawa Timur.
Untuk meraihnya, lanjut dia, strategi pemasaran tak bisa lagi mengandalkan cara konvensional. Pasar digital wajib dijamah dan dikuasai lebih mumpuni oleh kalangan UMKM. "Karena itu, target pemerintah menjadikan 30 juta pelaku UMKM go digital pada 2024 tak bisa ditunda agar tak tergerus zaman," kata Meithia dalam diskusi lurung (offline) bertajuk ”Digital Marketing bagi UMKM Pemula”.
Hadir dalam acara yang digelar dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Lamongan ke-454 itu narasumber lain. Yakni Sekretaris PWI Jawa Timur Eko Pamuji, dan dosen-praktisi IT yang juga Treasure Member ACSB East Java E. Rizky Wulandari, serta Yuria Sabrina sebagai moderator. Acara juga dimeriahkan dengan lawak Cak Silo dkk, musik tradisional, dan dolanan anak.
”Salah satu kecakapan pelaku usaha di era digital adalah penguasaan digital marketing. Ini penting untuk mengintip dan menyeleksi keinginan buyer potensial di pasar digital yang kini tersebar di banyak platform lokapasar,” ujar Methiana.
Sementara itu, Rizky Wulandari menyebut digital marketing sangat membantu membuat pasar usaha apa pun bisa menjual produknya lebih luas. Dan, sudah tentu lebih cepat ditransaksikan, apalagi sistem pembayaran lewat dompet digital dan m-banking menjadikan transaksi lebih real time, seketika.
”Hal itu memudahkan penjual dan pembeli memproduksi order dan mengirim pesanan kepada pelanggan. Cuma, tetap hati-hati dalam bertransaksi. Kedua pihak mesti saling mengenali. Paham penjual dan buyer yang kredibel. Jangan bertransaksi dengan akun abal-abal,” pesan Rizky.
Eko Pamuji yang menyoroti dari segi etika mengatakan, hal penting yang mesti dipahami dalam menggarap digital marketing -khususnya UMKM pemula-adalah etika digital. Saat menawarkan produk, berkomunikasi dengan buyer di beragam lokapasar, tetaplah menjaga etika komunikasi seperti dunia nyata.
”Jaga bahasa dan tulisan. Saat menawarkan, pilih kalimat yang lembut dan jangan abaikan tata krama dunia nyata. Karena yang kita hadapi saat bertransaski adalah manusia nyata. Bukan sekadar angka dan deretan karakter,” ujar Eko.
(don)
tulis komentar anda