Sejumlah Negara Eropa Mulai Longgarkan Lockdown Secara Bertahap

Rabu, 29 April 2020 - 10:01 WIB
Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe mengatakan pada hari Selasa, memperingatkan bahwa warga harus didisiplinkan untuk mencegah wabah baru.

Philippe menjelaskan, pemerintah telah menetapkan tujuan melaksanakan setidaknya 700.000 tes per minggu. Setelah seseorang dinyatakan positif, penelusuran akan mulai mengidentifikasi, menguji, dan mengisolasi semua orang yang telah melakukan kontak dekat dengan individu tersebut.

"Ketika kita mengakhiri penguncian, kita akan memiliki kapasitas untuk meningkatkan pengujian secara besar-besaran," katanya dalam pidatonya di parlemen, membela penanganan krisis pemerintah.

Namun, ia memperingatkan bahwa tingkat infeksi akan meningkat jika Prancis bergerak terlalu cepat dan orang menjadi terlena.

"Kami berada di ujung tanduk. Saya harus memilih di antara keputusan yang buruk," katanya.

"Kita harus melindungi rakyat Prancis tanpa melumpuhkan Prancis sampai hancur. Sedikit terlalu hati-hati dan wabah itu meledak lagi. Terlalu banyak kehati-hatian dan seluruh negara tertekuk," ungkapnya.

Ia menjelaskan mulai 11 Mei, sekolah secara bertahap akan dibuka kembali dan bisnis akan bebas untuk melanjutkan operasi.

Selain itu lanjut Philippe, restoran, kafe, dan pantai, akan tetap tutup hingga setidaknya Juni, sementara olahraga profesional ditangguhkan hingga September.

Jumlah pasien dalam perawatan intensif di rumah sakit Prancis telah menurun selama 19 hari berturut-turut. Hampir 24.000 orang tewas dalam pandemi di Prancis, yang memiliki korban resmi tertinggi kelima di dunia - di belakang Amerika Serikat (58.947), Italia (27.359), Spanyol (23.822) dan Inggris (21.678).
(agn)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content