Surabaya Bentuk Tim Baru Penanggulangan COVID-19
Rabu, 22 Juli 2020 - 07:16 WIB
SURABAYA - Keputusan Presiden Joko Widodo membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 langsung direspon Pemkot Surabaya . Mereka menyiapkan tim baru untuk penanggulangan COVID-19 dan pemulihan ekonomi di Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, keputusan ini mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pihaknya menugaskan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya untuk membentuk tim baru yang nantinya bertugas menangani COVID-19 dan pemulihan ekonomi di Surabaya.
Tim yang akan dibentuk merupakan gabungan dari beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di lingkungan Pemkot Surabaya. “Pak Sekda sudah tak minta bentuk, kita tetap bentuk (tim) karena tidak mungkin kalau Dinas Kesehatan (bekerja) sendiri itu tidak mungkin. Jadi kita tetap bentuk tim, tapi belum tahu apa namanya nanti,” kata Risma ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Selasa (21/7/2020).
Dia melanjutkan, pembentukan tim ini dinilai penting untuk saling menyamakan persepsi. Selain itu pula agar koordinasi terkait penanganan COVID-19 yang selama ini telah berjalan, tetap sama. Misalnya dalam memutuskan suatu protokol kesehatan di pusat perbelanjaan.
“Supaya koordinasinya tetap, tetap sama. Jadi nanti misalnya memutuskan sesuatu, misalkan protokol di mal itu ya, tetap ada tim inti dari Bakesbang, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan,” ujarnya.(Baca juga : Antisipasi Beras Tak Cukup, Risma Siapkan Mie Talas untuk Warga )
Risma menambahkan, tim ini nantinya tak bekerja sendiri. Sebelum melangkah atau memutuskan suatu kebijakan, mereka akan mempertimbangkannya dahulu dari berbagai sisi aspek. Misalnya di pusat perbelanjaan, harus ada pertimbangan dari sisi pengaturan pengunjung hingga transaksi pembelian.
“Jadi gak sendiri, maksudnya kalau dilihat dari sisi perdagangan, dia mungkin atur transaksi saja. Tapi kalau dengan tim, maka diatur misalkan caranya antre kalau di dalam penuh, antrenya gimana di luar begitu,” ucapnya.(Baca juga : Bukan Drama, Risma Blusukan Ingatkan Warga Pakai Masker )
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyatakan, dalam pembentukan tim nanti, pihaknya tetap menggandeng jajaran TNI dan Polri. Hal ini berkaca pada pengalaman sebelumnya bahwa keterlibatan TNI dan Polri dalam upaya percepatan penanganan COVID-19 di Kota Surabaya dinilai sangat penting.
“Kita selama ini tetap libatkan (TNI - Polri), sistem baru kita libatkan itu. Karena sebelumnya pun kita sudah begitu, sebelumnya tetap kita juga lakukan seperti itu,” ungkapnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, keputusan ini mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pihaknya menugaskan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya untuk membentuk tim baru yang nantinya bertugas menangani COVID-19 dan pemulihan ekonomi di Surabaya.
Tim yang akan dibentuk merupakan gabungan dari beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di lingkungan Pemkot Surabaya. “Pak Sekda sudah tak minta bentuk, kita tetap bentuk (tim) karena tidak mungkin kalau Dinas Kesehatan (bekerja) sendiri itu tidak mungkin. Jadi kita tetap bentuk tim, tapi belum tahu apa namanya nanti,” kata Risma ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Selasa (21/7/2020).
Dia melanjutkan, pembentukan tim ini dinilai penting untuk saling menyamakan persepsi. Selain itu pula agar koordinasi terkait penanganan COVID-19 yang selama ini telah berjalan, tetap sama. Misalnya dalam memutuskan suatu protokol kesehatan di pusat perbelanjaan.
“Supaya koordinasinya tetap, tetap sama. Jadi nanti misalnya memutuskan sesuatu, misalkan protokol di mal itu ya, tetap ada tim inti dari Bakesbang, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan,” ujarnya.(Baca juga : Antisipasi Beras Tak Cukup, Risma Siapkan Mie Talas untuk Warga )
Risma menambahkan, tim ini nantinya tak bekerja sendiri. Sebelum melangkah atau memutuskan suatu kebijakan, mereka akan mempertimbangkannya dahulu dari berbagai sisi aspek. Misalnya di pusat perbelanjaan, harus ada pertimbangan dari sisi pengaturan pengunjung hingga transaksi pembelian.
“Jadi gak sendiri, maksudnya kalau dilihat dari sisi perdagangan, dia mungkin atur transaksi saja. Tapi kalau dengan tim, maka diatur misalkan caranya antre kalau di dalam penuh, antrenya gimana di luar begitu,” ucapnya.(Baca juga : Bukan Drama, Risma Blusukan Ingatkan Warga Pakai Masker )
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyatakan, dalam pembentukan tim nanti, pihaknya tetap menggandeng jajaran TNI dan Polri. Hal ini berkaca pada pengalaman sebelumnya bahwa keterlibatan TNI dan Polri dalam upaya percepatan penanganan COVID-19 di Kota Surabaya dinilai sangat penting.
“Kita selama ini tetap libatkan (TNI - Polri), sistem baru kita libatkan itu. Karena sebelumnya pun kita sudah begitu, sebelumnya tetap kita juga lakukan seperti itu,” ungkapnya.
(nun)
tulis komentar anda