11 Warga Positif Corona, Ratusan Warga Pemalang Di-Swab Test
Senin, 20 Juli 2020 - 09:24 WIB
PEMALANG - Ratusan warga Desa Sokawangi dan Jebed, Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Jawa Tengah di-swab test di Puskesmas Jebed secara bergiliran. Ini dilakukan setelah 11 warga dinyatakan positif COVID-19 dan satu orang kepala desa meninggal akibat penyakit berbahaya ini.
Swab massal yang digelar secara terus menerus ini masih terus digelar oleh Puskesmas Jebed Pemalang. Sejak kematian Kepala Desa Sokawangi akibat terpapar corona , pihak puskesmas terus melakukan tracking atau penelusuran terhadap orang- orang yang pernah kontak dengan korban. Warga yang di-swab orang tua hingga anak- anak maupun balita.
Warga yang pernah kotak dengan penderita dan rapid test reaktif dilakukan swab test, oleh petugas kesehatan yang menggunakan APD lengkap. Satu persatu warga antre di puskesmas ini untuk diambil sampel dan dicek lab. Sejumlah anak- anak menangis karena swab test tersebut, beberapa ibu- ibu juga terlihat menahan sakit ketika diambil sampel lendir atau carian ditenggorankannya melalui lobang hidung .
“Saya sangat khawatir dengan wabah COVID-19 ini, dan ternyata semakin banyak yang positif di desa kami. Kami senang di-swab test karena bisa mengetahui sejak dini kondisi kesehatan dan akan melakukan karantina mandiri jika ternayata positif,“ jelas Andi salah satu warga.(Baca juga : Hutan Cemara Pantai Pemalang Hancur Akibat Abrasi Pantai )
Kepala Puskesmas Jebed, dr Setiawan menyebutkan lebih dari 350 orang yang memiliki riwayat kontak dengan korban, sudah dilakukan uji swab. “Sudah ratusan kita swab, dari uji swab yang sudah dilakukan beberapa hari terkonfirmasi ada 11 orang kembali terpapar COVID- 19,” jelas dr Setiawan, Senin (20/7/2020).
Menurut dr Setiawan, tracking baru akan kembali dilakukan secara menyeluruh, jika ditemukan lagi warga yang positif swab. “Dengan tracking secara menyeluruh yang dilanjutkan uji swab, penyebaran COVID- 19 dampak klaster Sokawangi tersebut akan bisa dihentikan,” jelasnya.
Pihak Puskesmas sebagai gugus tugas penanggulangan COVID-19 paling terdepan, berharap adanya kejujuran dan keterbukaan dari masyarakat. “Karena dengan kejujuran, virus COVID- 19 pun niscaya bisa dihentikan dengan cepat dan tidak terus menulari masyarakat,” pungkasnya.(Baca juga : Jangan Pilih Cabup Cawabup yang Ingin Ubah Pancasila )
Swab massal yang digelar secara terus menerus ini masih terus digelar oleh Puskesmas Jebed Pemalang. Sejak kematian Kepala Desa Sokawangi akibat terpapar corona , pihak puskesmas terus melakukan tracking atau penelusuran terhadap orang- orang yang pernah kontak dengan korban. Warga yang di-swab orang tua hingga anak- anak maupun balita.
Warga yang pernah kotak dengan penderita dan rapid test reaktif dilakukan swab test, oleh petugas kesehatan yang menggunakan APD lengkap. Satu persatu warga antre di puskesmas ini untuk diambil sampel dan dicek lab. Sejumlah anak- anak menangis karena swab test tersebut, beberapa ibu- ibu juga terlihat menahan sakit ketika diambil sampel lendir atau carian ditenggorankannya melalui lobang hidung .
“Saya sangat khawatir dengan wabah COVID-19 ini, dan ternyata semakin banyak yang positif di desa kami. Kami senang di-swab test karena bisa mengetahui sejak dini kondisi kesehatan dan akan melakukan karantina mandiri jika ternayata positif,“ jelas Andi salah satu warga.(Baca juga : Hutan Cemara Pantai Pemalang Hancur Akibat Abrasi Pantai )
Kepala Puskesmas Jebed, dr Setiawan menyebutkan lebih dari 350 orang yang memiliki riwayat kontak dengan korban, sudah dilakukan uji swab. “Sudah ratusan kita swab, dari uji swab yang sudah dilakukan beberapa hari terkonfirmasi ada 11 orang kembali terpapar COVID- 19,” jelas dr Setiawan, Senin (20/7/2020).
Menurut dr Setiawan, tracking baru akan kembali dilakukan secara menyeluruh, jika ditemukan lagi warga yang positif swab. “Dengan tracking secara menyeluruh yang dilanjutkan uji swab, penyebaran COVID- 19 dampak klaster Sokawangi tersebut akan bisa dihentikan,” jelasnya.
Pihak Puskesmas sebagai gugus tugas penanggulangan COVID-19 paling terdepan, berharap adanya kejujuran dan keterbukaan dari masyarakat. “Karena dengan kejujuran, virus COVID- 19 pun niscaya bisa dihentikan dengan cepat dan tidak terus menulari masyarakat,” pungkasnya.(Baca juga : Jangan Pilih Cabup Cawabup yang Ingin Ubah Pancasila )
(nun)
tulis komentar anda