Serka Heri Purnomo, Babinsa Asal Malang Merintis Usaha Kopi hingga Berdayakan Warga Lereng Bromo

Selasa, 21 Maret 2023 - 11:05 WIB
"Lereng gunung di Kabupaten Malang ini ada empat, ada Arjuna, Kawi, Semeru dan Bromo. Kopi Taji ini di lereng Bromo, khasnya untuk jenis Arabica itu, asam jawanya muncul, wanginya beda dengan lereng-lereng yang lain. Begitu juga yang Robusta, pahitnya lebih rendah, ada juga asamnya," katanya.

Kini, masyarakat di Desa Taji setiap setahun sekali memanen hasil pertanian kopi. Rencananya pada 2023 ini, untuk jenis Arabica sudah bisa dipanen bulan April dan Mei dengan perkiraan setiap hektarnya dapat menghasilkan buah kopi sekitar satu ton.

Sedangkan, untuk jenis Robusta akan dipanen pada Agustus hingga Oktober dengan perkiraan setiap hektarnya dapat menghasilkan buah kopi sekitar tiga ton.

"Saya juga memproduksi kopi berbentuk bubuk, jadi dari para petani kopinya saya beli, ditampung untuk diolah, dan hasilnya dijual," ucapnya.

Kopi Taji sudah dipasarkan terutama di kafe-kafe yang ada di Malang Raya. Selain itu, juga ada pelanggannya yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Bandung dan Jakarta. Kini permintaan kopi terus berdatangan dari pasaran, sayang Heri dan warga lainnya belum bisa memenuhi permintaan pasar tersebut.

Kopi-kopi itu dijual mulai harga Rp 55.000 hingga Rp 150.000 per kilogramnya. Selama rentang waktu satu bulan, Serka Heri bisa menjual satu ton bubuk kopi.

"Sehingga saya masih mengutamakan pelanggan yang memang rutin membeli. Geliat kopi ini luar biasa, harga bisa naik dua kali lipat dibanding saat pandemi Covid-19 dan untuk pasar umum belum melayani semua, karena stok atau bahan baku kopi masih kurang," jelasnya.

Serka Heri terus mengembangkan usaha kopi di daerah Kabupaten Malang lainnya. Rencananya, Kecamatan Tumpang dan Poncokusumo menjadi wilayah baru untuk membuka lahan pertanian kopi.

"Kita akan terus mengembangkan di Kecamatan lainnya, Tumpang dan Poncokusumo, karena permintaan kopi sangat tinggi, sehingga bahan baku kurang, yang saya garap di hulunya atau kebunnya, yang kita kerjakan rata-rata lahan Perhutani, tanpa harus memotong tanaman yang sudah ada," pungkasnya
(msd)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content