Informasi Mutilasi di Distrik Meagabume Kabupaten Puncak, Itu Hoax
Senin, 13 Maret 2023 - 14:26 WIB
PUNCAK - Kapolres Puncak, Kompol I Nyoman Punia, membantah informasi yang saat ini lagi beredar di media sosial yang isinya mengatakan adanya warga yang dimutilasi. Dia menegaskan berita itu adalah hoax, dan memastikan bahwa gambar dan foto yang disebarkan itu hanya editan dari mereka yang tidak bertanggung jawab dan sengaja menyebarkan informasi, untuk membuat suasana di Kabupaten Puncak, menjadi tidak aman.
“Saya barusan saja bersama Bupati bertemu warga di sana, dan ternyata warga sendiri sampaikan, bahwa informasi-informasi di luar kejadian penembakan di Distrik Meagabume, itu hoax dan tidak benar,” ucapnya.
Kapolres Puncak mengakui terjadinya kontak senjata antara TNI dan Kelompok Sipil Bersenjata menyebabkan seorang warga bernama Terina Murib dan seorang anggota TNI bernama Praka Jumardi meninggal dunia.
Selain itu ada sekitar 8 orang warga yang luka-luka, kejadian awalnya di mana TNI mendengar ada tembakan di tempat kejadian sehingga TNI hendak ke sana, ternyata memang ada KKB malah menembak anggota, namun soal informasi mutilasi, itu sama sekali hoax.
“Bagaimana mau mutilasi,sementara kami punya anggota TNI saja jadi korban, diberondong dengan tembakan, jadi itu tidak benar informasi soal mutilasi,” tegasnya.
Menurut Kapolres, dirinya dan Bupati Puncak barusan saja datang dari Distrik Sinak untuk melihat kondisi masyarakat yang mengungsi di sana, dan pemerintah daerah sudah bersedia menyediakan bahan makanan untuk warga di sana. Dalam pertemuan dengan masyarakat di sana, masyarakat mengingingkan agar kondisi di Sinak kembali lagi aman dan damai.
“Sebetulnya masyarakat Sinak sangat mendambakan itu kedamaian, ketentraman, hanya ada kelompok- kelompok yang tidak bertanggungjawab yang ingin agar masyarakat takut,” tuturnya.
Kondisi terakhir di Distrik Sinak sudah berangsur-rangsur kondusif, meski anggota TNI-Polri tetap tetap waspada. Menurutnya masyarakat masih trauma dan mengungsi keluar dari kampungnya, karena adanya peristiwa tersebut.
Saat ini pihak gereja, kepala suku, dan pemerintah sedang bekerja sama untuk mengupayakan dalam waktu yang tidak terlalu lama, warga yang mengungsi bisa kembali ke kampung halamannya.
“Saya juga berharap kepada maskapai penerbangan untuk jangan takut lagi terbang ke Distrik Sinak, karena anggota TNI-Polri sudah mengamankan bandara, kalau maskapai tidak terbang ke sana, kasihan sekali masyarakat di sana, ekonomi akan lumpuh, karena satu-satunya akses ke sana lewat udara," ucapnya.
“Saya barusan saja bersama Bupati bertemu warga di sana, dan ternyata warga sendiri sampaikan, bahwa informasi-informasi di luar kejadian penembakan di Distrik Meagabume, itu hoax dan tidak benar,” ucapnya.
Kapolres Puncak mengakui terjadinya kontak senjata antara TNI dan Kelompok Sipil Bersenjata menyebabkan seorang warga bernama Terina Murib dan seorang anggota TNI bernama Praka Jumardi meninggal dunia.
Selain itu ada sekitar 8 orang warga yang luka-luka, kejadian awalnya di mana TNI mendengar ada tembakan di tempat kejadian sehingga TNI hendak ke sana, ternyata memang ada KKB malah menembak anggota, namun soal informasi mutilasi, itu sama sekali hoax.
“Bagaimana mau mutilasi,sementara kami punya anggota TNI saja jadi korban, diberondong dengan tembakan, jadi itu tidak benar informasi soal mutilasi,” tegasnya.
Menurut Kapolres, dirinya dan Bupati Puncak barusan saja datang dari Distrik Sinak untuk melihat kondisi masyarakat yang mengungsi di sana, dan pemerintah daerah sudah bersedia menyediakan bahan makanan untuk warga di sana. Dalam pertemuan dengan masyarakat di sana, masyarakat mengingingkan agar kondisi di Sinak kembali lagi aman dan damai.
“Sebetulnya masyarakat Sinak sangat mendambakan itu kedamaian, ketentraman, hanya ada kelompok- kelompok yang tidak bertanggungjawab yang ingin agar masyarakat takut,” tuturnya.
Kondisi terakhir di Distrik Sinak sudah berangsur-rangsur kondusif, meski anggota TNI-Polri tetap tetap waspada. Menurutnya masyarakat masih trauma dan mengungsi keluar dari kampungnya, karena adanya peristiwa tersebut.
Saat ini pihak gereja, kepala suku, dan pemerintah sedang bekerja sama untuk mengupayakan dalam waktu yang tidak terlalu lama, warga yang mengungsi bisa kembali ke kampung halamannya.
“Saya juga berharap kepada maskapai penerbangan untuk jangan takut lagi terbang ke Distrik Sinak, karena anggota TNI-Polri sudah mengamankan bandara, kalau maskapai tidak terbang ke sana, kasihan sekali masyarakat di sana, ekonomi akan lumpuh, karena satu-satunya akses ke sana lewat udara," ucapnya.
(ars)
tulis komentar anda