Syarat Wajib Tes PCR Disebut PSIS Semarang Bakal Menyulitkan
Rabu, 15 Juli 2020 - 06:39 WIB
SEMARANG - Ketua Gugus Tugas Percepatan Pengananan (GTPP) COVID-19, Doni Monardo mengatakan pihaknya bisa saja memberi izin kepada PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB) untuk melanjutkan Liga 1 2020.
(Baca juga: Bangun Jembatan Gantung, TNI Buka Isolasi 2 Kabupaten di NTT )
Sebelumnya PT. LIB selaku operator kompetisi telah mengirimkan surat kepada 18 peserta Liga 1 yang isinya mengumumkan bahwa kompetisi akan dilanjutkan pada 1 Oktober 2020 dan dipusatkan di Pulau Jawa.
Namun, untuk memberikan izin, GTPP memberikan beberapa syarat kepada PSSI dan PT. LIB seperti pemain, official, perangkat pertandingan, atau siapa pun yang ada di dalam stadion harus melalui tahapan PCR tes dan tidak direkomendasikan menggunakan rapid tes sebagai patokan kondisi kesehatan pelaku pertandingan.
Setelah dinyatakan negatif dalam tahapan PCR, para pemain, official, atau pun perangkat pertandingan juga harus dikarantina dan tidak diperbolehkan untuk ketemu orang lain selama beberapa hari sampai pertandingan Liga 1 dilaksanakan.
Doni Monardo mengaku telah menyampaikan beberapa persyaratan ini ke Menpora Zainudin Amali, dan lulusan Akademi Militer 1985 ini merasa persyaratan itu sulit untuk diterapkan.
(Baca juga: Tolak TKA China, Massa Demonstran Sandera Mobil Dinas )
Menanggapi hal ini, General Manager PSIS Wahyoe "Liluk" Winarto juga merasa hal ini sulit diterapkan di sepak bola Indonesia dengan beberapa faktor tertentu.
"Membaca statement Gugus Tugas di media saya merasa itu sulit untuk diterapkan. Persyaratannya cukup ketat dan saya yakin tidak bisa. Sebagai contoh, di klub Indonesia apa ada yang sudah memiliki tempat isolasi mandiri. Klub kan juga nginepnya di hotel atau apartement, apa mungkin pesan satu hotel dan apartement untuk satu klub?," ujar Liluk, Selasa (14/7/2020)
(Baca juga: Bangun Jembatan Gantung, TNI Buka Isolasi 2 Kabupaten di NTT )
Sebelumnya PT. LIB selaku operator kompetisi telah mengirimkan surat kepada 18 peserta Liga 1 yang isinya mengumumkan bahwa kompetisi akan dilanjutkan pada 1 Oktober 2020 dan dipusatkan di Pulau Jawa.
Namun, untuk memberikan izin, GTPP memberikan beberapa syarat kepada PSSI dan PT. LIB seperti pemain, official, perangkat pertandingan, atau siapa pun yang ada di dalam stadion harus melalui tahapan PCR tes dan tidak direkomendasikan menggunakan rapid tes sebagai patokan kondisi kesehatan pelaku pertandingan.
Setelah dinyatakan negatif dalam tahapan PCR, para pemain, official, atau pun perangkat pertandingan juga harus dikarantina dan tidak diperbolehkan untuk ketemu orang lain selama beberapa hari sampai pertandingan Liga 1 dilaksanakan.
Doni Monardo mengaku telah menyampaikan beberapa persyaratan ini ke Menpora Zainudin Amali, dan lulusan Akademi Militer 1985 ini merasa persyaratan itu sulit untuk diterapkan.
(Baca juga: Tolak TKA China, Massa Demonstran Sandera Mobil Dinas )
Menanggapi hal ini, General Manager PSIS Wahyoe "Liluk" Winarto juga merasa hal ini sulit diterapkan di sepak bola Indonesia dengan beberapa faktor tertentu.
"Membaca statement Gugus Tugas di media saya merasa itu sulit untuk diterapkan. Persyaratannya cukup ketat dan saya yakin tidak bisa. Sebagai contoh, di klub Indonesia apa ada yang sudah memiliki tempat isolasi mandiri. Klub kan juga nginepnya di hotel atau apartement, apa mungkin pesan satu hotel dan apartement untuk satu klub?," ujar Liluk, Selasa (14/7/2020)
tulis komentar anda