Aktivitas Perdagangan Lumpuh

Senin, 11 Mei 2015 - 10:30 WIB
Aktivitas Perdagangan Lumpuh
Aktivitas Perdagangan Lumpuh
A A A
SEMARANG - Terbakarnya Pasar Johar Semarang melumpuhkan seluruh aktivitas perdagangan yang ada di pasar peninggalan Belanda tersebut. Hal ini jelas akan berdampak terhadap perekonomian baik secara langsung bagi pedagang maupun masyarakat sekitar.

Selain sebagai pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan pokok, Pasar Johar juga menjadi pusat grosir sembako dan juga pakaian. Pengamat Ekonomi Universitas Katholik Soegijapranata Andreas Lako mengatakan, kebakaran pasar tersebut lebih disebabkan kelalaian pemerintah yang tidak menyediakan sarana, infrastruktur dalam mencegah kebakaran. Menurut dia, seharusnya ada sistem keamanan yang disediakan untuk meminimalkan kejadian kebakaran.

“Saya prihatin dengan kejadian tersebut, ternyata pemerintah begitu gagahnya dalam membangun tetapi tidak dilengkapi dengan sistem keamanan yang memadai,” katanya kemarin. Konsekuensi lain adalah pemerintah harus bertanggungjawab terhadap kebakaran tersebut, dengan memberikan ganti rugi atau kompensasi modal usaha kepada para pedagang. “Kenapa pemerintah harus tanggungjawab? Karena pemerintah lalai dalam me-nyediakan fasilitas keamanan di Pasar Johar,” katanya.

Dia mengatakan, Pasar Johar sebagai salah satu sentra ekonomi menyangkut ekonomi masyarakat banyak. Dampak terhadap perekonomian pasti akan besar. “Jelas perekonomian para pedagang lumpuh,” ujarnya. Andreas mengatakan, kebakaran Pasar Johar pasti akan mengganggu distribusi barang, dab aktivitas jual beli, karena menyangkut bagaimana kelangsungan suplai barang bagi masyarakat yang bergantung pada pasar tersebut.

“Jadi dari sisi konsumsi akan terganggu, dari sisi investasi juga suplai bahan- bahan yang dari perusahaan juga akan berhenti, permintaan juga akan berhenti, sehingga menggangu sektor ekonomi, maupuan fakto konsumsi,” tandasnya. Dengan dampak yang luas tersebut, Andreas menyatakan, maka pemerintah harus segera mengambil langkah kongkret membangun kembali aktivitas perdagangan tetap berjalan, salah satunya adalah dengan relokasi. Hal senada diungkapkan pengajar senior FEB Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Wisni Wisnu Mawardi.

Dia meminta pemerintah harus segera melakukan relokasi untuk menghidupkan kembali roda perekonomian. “Langkahnya ya harus relokasi secepatnya, dan segera dilakukan pembangunan,” katanya. Pengamat perbankan Unika Soegijapranata Budiarto mengatakab kebakaran Pasar Johar memiliki potensi besar terjadinya kredit macet.

Namun, biasanya perbankan sudah memiliki mekanisme sendiri untuk mengatasi hal tersebut debgab melakukan kebijakan restrukturisasi kredit terhadap nasabahanya yang terkena musibah, salah satunya kebakaran. Restrukturisasi bisa bermacam-macam mulai dari penjadwalan ulang kredit, atau perpanjangan kredit ataupun peninjauan suku bunga. “Jelas sangat berpotensi kredit macet karena pedagang rata-rata mengambil kredit perbankan. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan yang tidak memberatkan pedagang tetapi tidak juga merugikan perbankan,” jelasnya.

Aziz Wahid yang keluarganya memiliki usaha di Pasar Johar mengaku sangat berharap pasar segera dibangun kembali. Aziz mengaku, keluarganya memiliki empatkiospakaiandipasarJohar dengan aset mencapai lebih dari Rp 1miliar. “Semua habis, dan hanya bisa pasrah,” katanya.

Andik sismanto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5816 seconds (0.1#10.140)