Mbah Mangoen Dikenal Konsisten dan Punya Komitmen Tinggi
A
A
A
SEMARANG - Dunia sepak bola Jawa Tengah berduka. Tokoh sepak bola asal provinsi ini, KRMHT Ismangoen Notosapoetro, meninggal dunia saat perawatan di Rumah Sakit (RS) Telogorejo Semarang, kemarin.
Sosok yang akrab disapa Mbah Mangoen itu mengembuskan napas terakhir pada usia 75 tahun lantaran penyakit stroke yang dideritanya sejak 20 April lalu. Sejaksaat itu, pensiunanTNI Angkatan Laut (AL) itu harus keluar masuk rumah sakit. Namun, jiwanya tetap tidak tertolong meski keluarga sudah berusaha agar sakitnya itu pulih.
“Kami sudah berusaha dan berikhtiar. Tapi almarhum sepertinya tidak kuat, kami mengikhlaskan,” kata istri almarhum, Ny Nur Indah Soedrajat di rumah duka Perumahan Candi Asri Jalan Singotoro No 5 Semarang, kemarin. Mbah Mangoen meninggalkan tiga anak dan tiga cucu. Saat menjadi anggota TNI AL, sosok kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 31 Desember 1939, ini pernah menjadi Perwira Komandan Skuadron Kapal Cepat.
Setelah pensiun, Mbah Mangoen juga sempat menjadi Direktur Utama PT Kubota Indonesia dan ikut berperan besar dalam membesarkan perusahaan itu hingga saat ini. Saat memimpin PSIS Semarang pernah membawa tim berjuluk Mahesa Jenar merebut juara nasional Divisi Utama pada 1986/1987. Saat itu Kota Semarang masih dipimpin Wali Kota Imam Suparto.
“Beliau hanya pelaksana saja. Saat memimpin PSIS, mewanti-wanti agar tidak diintervensi wali kota. Saya mengenalnya sebagai sosok sangat konsisten dan berkomitmen,” kata dia. Semasa hidup yang bersangkutan juga aktif di Yayasan Obor Tani sebagai ketua umum. Tidak hanya itu, tokoh masyarakat Semarang ini juga pernah menjadi pengurus di Sekolah Nasional Karangturi dan komisaris di Cakra Semarang TV. Ny Nur Indah menyatakan, suaminya adalah sosok sangat nasionalis.
Semasa hidup beliau orang sangat peduli terhadap negara. Banyak pesan yang telah dibuatnya dan ditempelkan ke dinding di belakang rumah yang dikhususkan untuk para pemuda. “Jenazah akan dimakamkan hari ini di TPU Bergota Semarang,” ujar Nur. Sore kemarin, rumah almarhum banyak didatangi kerabat dan teman dekat untuk mengucapkan belasungkawa. Di belakang dan depan rumah, beberapa orang tampak sedang mendirikan tratak . Pengurus PSIS Semarang merasa kehilangan sosok yang pernah membawa tim asal Kota Atlas berjaya.
Menurut Direktur Teknik PSIS Setyo Agung Nugroho, sosok Mbah Mangoen merupakan orang yang peduli terhadap perkembangan sepak bola, khususnya di Semarang. Pemikiran dan gagasannya sangat bagus untuk perkembangan sepak bola. “Kami turut berbelasungkawa dan merasa sangat kehilangan tokoh masyarakat Semarang. Innalillahi Wainailaihi Raajiun ,” kata Setyo.
Arif purniawan
Sosok yang akrab disapa Mbah Mangoen itu mengembuskan napas terakhir pada usia 75 tahun lantaran penyakit stroke yang dideritanya sejak 20 April lalu. Sejaksaat itu, pensiunanTNI Angkatan Laut (AL) itu harus keluar masuk rumah sakit. Namun, jiwanya tetap tidak tertolong meski keluarga sudah berusaha agar sakitnya itu pulih.
“Kami sudah berusaha dan berikhtiar. Tapi almarhum sepertinya tidak kuat, kami mengikhlaskan,” kata istri almarhum, Ny Nur Indah Soedrajat di rumah duka Perumahan Candi Asri Jalan Singotoro No 5 Semarang, kemarin. Mbah Mangoen meninggalkan tiga anak dan tiga cucu. Saat menjadi anggota TNI AL, sosok kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 31 Desember 1939, ini pernah menjadi Perwira Komandan Skuadron Kapal Cepat.
Setelah pensiun, Mbah Mangoen juga sempat menjadi Direktur Utama PT Kubota Indonesia dan ikut berperan besar dalam membesarkan perusahaan itu hingga saat ini. Saat memimpin PSIS Semarang pernah membawa tim berjuluk Mahesa Jenar merebut juara nasional Divisi Utama pada 1986/1987. Saat itu Kota Semarang masih dipimpin Wali Kota Imam Suparto.
“Beliau hanya pelaksana saja. Saat memimpin PSIS, mewanti-wanti agar tidak diintervensi wali kota. Saya mengenalnya sebagai sosok sangat konsisten dan berkomitmen,” kata dia. Semasa hidup yang bersangkutan juga aktif di Yayasan Obor Tani sebagai ketua umum. Tidak hanya itu, tokoh masyarakat Semarang ini juga pernah menjadi pengurus di Sekolah Nasional Karangturi dan komisaris di Cakra Semarang TV. Ny Nur Indah menyatakan, suaminya adalah sosok sangat nasionalis.
Semasa hidup beliau orang sangat peduli terhadap negara. Banyak pesan yang telah dibuatnya dan ditempelkan ke dinding di belakang rumah yang dikhususkan untuk para pemuda. “Jenazah akan dimakamkan hari ini di TPU Bergota Semarang,” ujar Nur. Sore kemarin, rumah almarhum banyak didatangi kerabat dan teman dekat untuk mengucapkan belasungkawa. Di belakang dan depan rumah, beberapa orang tampak sedang mendirikan tratak . Pengurus PSIS Semarang merasa kehilangan sosok yang pernah membawa tim asal Kota Atlas berjaya.
Menurut Direktur Teknik PSIS Setyo Agung Nugroho, sosok Mbah Mangoen merupakan orang yang peduli terhadap perkembangan sepak bola, khususnya di Semarang. Pemikiran dan gagasannya sangat bagus untuk perkembangan sepak bola. “Kami turut berbelasungkawa dan merasa sangat kehilangan tokoh masyarakat Semarang. Innalillahi Wainailaihi Raajiun ,” kata Setyo.
Arif purniawan
(ars)