Keraton Solo Siapkan Putra Mahkota sejak Dini
A
A
A
SOLO - Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) sudah mulai mempersiapkan putra mahkota sejak dini.
Hal itu dilakukan agar nantinya tidak menjadi polemik atau perdebatan yang panjang layaknya Keraton Ngayogyakarta.
Raja Keraton Solo Pakubuwana (PB) XIII Hangabehi, melalui Kuasa hukumnya Fery Firman Nurwahyu, menyebutkan saat ini kerajaan telah menyiapkan putra mahkota untuk memimipin di masa yang akan datang.
Menurutnya penyiapan itu dilakukan sejak saat ini agar nanti jika waktunya tiba, sang putra mahkota sudah bisa siap untuk memimpin kerajaan.
Fery menyebutkan yang dipersiapkan menjadi putra mahkota adalah salah satu putra dari PB XIII. Saat ini usia yang bersangkutan masih belia dan masih menempuh pendidikan di tingkat sekolah menengah.
Ia menyebutkan penyiapan putra mahkota sejak usia belia itu memang sengaja dilakukan oleh sang raja dan keluarga. Menurutnya dengan seperti itu, karakter dan juga kematangan berfikir sang putra mahkota bisa dibentuk sejak saat ini.
Dengan cara pendidikan formal serta pendidikan agama yang baik, nantinya orang yang bersangkutan itu juga akan menjadi orang yang baik saat memimpin kerajaan di masa yang akan datang.
"Saat ini yang bersangkutan sedang belajar di sebuah Pondok Pesantren Islam Modern, ini kita lakukan agar kemampuannya dari segi agama semakin banyak," sebutnya.
Fery menjelaskan setelah lulus dari pesantren, nantinya putra mahkota itu akan digembleng dari segi kepemimpinan.
Bahkan menurut Fery jika perlu yang bersangkutan akan dimasukkan pada sekolah yang memiliki basis militer atau yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.
Tidak hanya itu nantinya dari pihak keluarga juga akan memberikan pendidikan baik agama dan juga pendidikan sosial kemasyarakatan kepada yang bersangkutan.
Harapannya dengan penyiapan seperti itu, putra mahkota akan menjadi pemimpin yang baik dan juga disegani. Dengan seperti itu sang pemimpin juga akan membawa Keraton Solo menjadi yang lebih baik dan juga lebih maju dari sebelum-sebelumnya.
"Kita siapkan sejak dini, daripada nantinya menjadi polemik di masa yang akan datang," tegasnya.
Sementara itu sejarawan muda asal Kota Solo Heri Priyatmoko menilai langkah yang dilakukan oleh Keraton Solo itu cukup bagus.
Pasalnya sejak awal penerus kepemimpinan di Keraton Solo sudah dipersiapkan. Meskipun raja yang ada saat ini masih hidup dan masih berkuasa di keraton.
Ia menyebutkan dengan penyiapan seperti itu, kematangan dari sang raja bisa dibentuk sajak usia masih belia. Sehingga saat memimpin, keputusan yang dikeluarkan juga didasari dengan pemikiran yang baik, bukan asal-asalan saja.
Menurutnya dalam sejarah Kerajaan Mataram, hal seperti itu sudah dilakukan oleh beberpa raja yang ada. Meskipun Pakubuwana XII tidak menyiapkan putra mahkota, sehingga membuat posisi PB XIII diperebutkan oleh beberapa pihak.
"Kalau putra mahkota sudah disiapkan, maka perebutan kekuasaan tidak akan terjadi dan ini adalah langkah yang baik," tegasnya.
Hal itu dilakukan agar nantinya tidak menjadi polemik atau perdebatan yang panjang layaknya Keraton Ngayogyakarta.
Raja Keraton Solo Pakubuwana (PB) XIII Hangabehi, melalui Kuasa hukumnya Fery Firman Nurwahyu, menyebutkan saat ini kerajaan telah menyiapkan putra mahkota untuk memimipin di masa yang akan datang.
Menurutnya penyiapan itu dilakukan sejak saat ini agar nanti jika waktunya tiba, sang putra mahkota sudah bisa siap untuk memimpin kerajaan.
Fery menyebutkan yang dipersiapkan menjadi putra mahkota adalah salah satu putra dari PB XIII. Saat ini usia yang bersangkutan masih belia dan masih menempuh pendidikan di tingkat sekolah menengah.
Ia menyebutkan penyiapan putra mahkota sejak usia belia itu memang sengaja dilakukan oleh sang raja dan keluarga. Menurutnya dengan seperti itu, karakter dan juga kematangan berfikir sang putra mahkota bisa dibentuk sejak saat ini.
Dengan cara pendidikan formal serta pendidikan agama yang baik, nantinya orang yang bersangkutan itu juga akan menjadi orang yang baik saat memimpin kerajaan di masa yang akan datang.
"Saat ini yang bersangkutan sedang belajar di sebuah Pondok Pesantren Islam Modern, ini kita lakukan agar kemampuannya dari segi agama semakin banyak," sebutnya.
Fery menjelaskan setelah lulus dari pesantren, nantinya putra mahkota itu akan digembleng dari segi kepemimpinan.
Bahkan menurut Fery jika perlu yang bersangkutan akan dimasukkan pada sekolah yang memiliki basis militer atau yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.
Tidak hanya itu nantinya dari pihak keluarga juga akan memberikan pendidikan baik agama dan juga pendidikan sosial kemasyarakatan kepada yang bersangkutan.
Harapannya dengan penyiapan seperti itu, putra mahkota akan menjadi pemimpin yang baik dan juga disegani. Dengan seperti itu sang pemimpin juga akan membawa Keraton Solo menjadi yang lebih baik dan juga lebih maju dari sebelum-sebelumnya.
"Kita siapkan sejak dini, daripada nantinya menjadi polemik di masa yang akan datang," tegasnya.
Sementara itu sejarawan muda asal Kota Solo Heri Priyatmoko menilai langkah yang dilakukan oleh Keraton Solo itu cukup bagus.
Pasalnya sejak awal penerus kepemimpinan di Keraton Solo sudah dipersiapkan. Meskipun raja yang ada saat ini masih hidup dan masih berkuasa di keraton.
Ia menyebutkan dengan penyiapan seperti itu, kematangan dari sang raja bisa dibentuk sajak usia masih belia. Sehingga saat memimpin, keputusan yang dikeluarkan juga didasari dengan pemikiran yang baik, bukan asal-asalan saja.
Menurutnya dalam sejarah Kerajaan Mataram, hal seperti itu sudah dilakukan oleh beberpa raja yang ada. Meskipun Pakubuwana XII tidak menyiapkan putra mahkota, sehingga membuat posisi PB XIII diperebutkan oleh beberapa pihak.
"Kalau putra mahkota sudah disiapkan, maka perebutan kekuasaan tidak akan terjadi dan ini adalah langkah yang baik," tegasnya.
(nag)