Keraton Surakarta Tak Ingin Campuri Polemik Keraton Ngayogyakarta
A
A
A
SOLO - Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) tidak akan mencampuri permasalahan yang ada di Keraton Ngayogyakarta, meski antara Keraton Solo dan Ngayogyakarta masih ada kerabat dan sama-sama keturunan Mataram.
Raja Keraton Solo Pakubuwana XIII Hangabehi melalui pengacaranya Fery Firman Nurwahyu, menilai Sultan Hamengku Buwono X atau Sultan Hamengku Bawono X bisa menyelesaikan masalah yang mendera saat ini.
Menurutnya, setiap masalah bisa diselesaikan dengan baik, dengan cara musyawarah antarkeluarga dan kerabat keraton.
Sehingga, dalam kondisi ini pihak Keraton Surakarta tidak akan mencampuri masalah pengangkatan GKR Pembayun menjadi putri mahkota. Pihaknya hanya bisa mendoakan agar polemik yang terjadi tersebut bisa diselesaikan dalam waktu dekat ini. (Baca: GKR Pembayun Dinobatkan sebagai Putri Mahkota?).
"Urusan di Keraton Ngayogyakarta biar diselesaikan di sana, begitu pula urusan Keraton Solo akan diselesaikan dengan keluarga di Solo," ucapnya kepada KORAN SINDO, Rabu (6/5/2015) malam.
Pihaknya juga menyebutkan, jika ada kerabat atau abdi dalem Keraton Surakarta ikut campur dalam permasalahan itu, dipastikan hal itu di luar perintah sang raja. Sebab, raja tidak menyuruh abdi dalem untuk berkomentar terkait kisruh Keraton Ngayogyakarta.
"Tadi Gusti Moeng datang ke Jogja dan berkomentar macam-macam, itu kami nilai tidak pas, lha dirinya saja hanya abdi dalem kok ikut campur urusan orang lain dan mengatasnamakan Keraton Solo."
Diberitakan sebelumnya, pihak Keraton Surakarta melalui Putri Kesultanan Surakarta XII Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari, mengaku tersinggung dengan apa yang dilakukan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Langkah Sri Sultan HB X menghilangkan sebutan Hamengku Buwono dan Khalifatulloh dinilai merusak tatanan leluhur mereka, yaitu Kerajaan Mataram. (Baca: Putri Keraton Surakarta Tersinggung Ulah Sultan HB X).
Raja Keraton Solo Pakubuwana XIII Hangabehi melalui pengacaranya Fery Firman Nurwahyu, menilai Sultan Hamengku Buwono X atau Sultan Hamengku Bawono X bisa menyelesaikan masalah yang mendera saat ini.
Menurutnya, setiap masalah bisa diselesaikan dengan baik, dengan cara musyawarah antarkeluarga dan kerabat keraton.
Sehingga, dalam kondisi ini pihak Keraton Surakarta tidak akan mencampuri masalah pengangkatan GKR Pembayun menjadi putri mahkota. Pihaknya hanya bisa mendoakan agar polemik yang terjadi tersebut bisa diselesaikan dalam waktu dekat ini. (Baca: GKR Pembayun Dinobatkan sebagai Putri Mahkota?).
"Urusan di Keraton Ngayogyakarta biar diselesaikan di sana, begitu pula urusan Keraton Solo akan diselesaikan dengan keluarga di Solo," ucapnya kepada KORAN SINDO, Rabu (6/5/2015) malam.
Pihaknya juga menyebutkan, jika ada kerabat atau abdi dalem Keraton Surakarta ikut campur dalam permasalahan itu, dipastikan hal itu di luar perintah sang raja. Sebab, raja tidak menyuruh abdi dalem untuk berkomentar terkait kisruh Keraton Ngayogyakarta.
"Tadi Gusti Moeng datang ke Jogja dan berkomentar macam-macam, itu kami nilai tidak pas, lha dirinya saja hanya abdi dalem kok ikut campur urusan orang lain dan mengatasnamakan Keraton Solo."
Diberitakan sebelumnya, pihak Keraton Surakarta melalui Putri Kesultanan Surakarta XII Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari, mengaku tersinggung dengan apa yang dilakukan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Langkah Sri Sultan HB X menghilangkan sebutan Hamengku Buwono dan Khalifatulloh dinilai merusak tatanan leluhur mereka, yaitu Kerajaan Mataram. (Baca: Putri Keraton Surakarta Tersinggung Ulah Sultan HB X).
(zik)