Soal Braille Tak Lengkap

Selasa, 05 Mei 2015 - 10:51 WIB
Soal Braille Tak Lengkap
Soal Braille Tak Lengkap
A A A
SURABAYA - Hari pertama ujian nasional (UN) SMP, MTs, SMPLB serta Kejar Paket B yang digelar kemarin masih mengalami sejumlah masalah.

Salah satunya tidak lengkapnya soal braille yang terjadi di SMP Luar Biasa A Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya. Ada enam siswa tunanetra yang mengikuti UN di sekolah di Jalan Gebang Putih, Sukolilo. Dari enam naskah soal yang dibagikan, dua naskah tidak lengkap karena halaman pertamanya tidak ada.

Wakasek Kurikulum dan Humas SMPLB A YPAB Surabaya Dwi Rahmawati mengakui, naskah braille kurang satu halaman yakni di halaman pertama. Hal itu terjadi pada dua siswa saja, sementara yang lainnya lengkap. Pada halaman yang hilang itu, kata dia, seharusnya terdapat teks cerita sebanyak dua paragraf. Satu paragraf sambungan berada di halaman dua.

Cerita itu untuk menjawab soal nomor 1 sampai 5. Karena halaman tidak lengkap, siswa pun kebingungan mengerjakannya. “Saya menilai itu bukan kendala besar. Guru pendamping di kelas bisa menyikapi dengan membacakan soal awas. Soal awas ini merupakan naskah UN berhuruf latin. Setelah guru pendamping membacakan soal, siswa tetap bisa menjawabnya,” katanya.

Kepala Dindik Surabaya Ikhsan menilai, kejadian tersebut disebabkan kurang ketelitian percetakan dalam menata soal huruf braille. “Tapi kendala itu cepat diatasi,” kata Ikhsan yang melakukan pemantauan bersama Kepala Kemenag Surabaya Saifullah Anshari ke sejumlah sekolah. Sejumlah titik menjadi sasaran inspeksi mendadak (sidak) kendati gerimis mewarnai sejak pagi hari. Mereka melakukan peninjauan di SMPN 39, MTsN 1, dan SMPN 30. “Ada 306 SMP, 30 Madrasah, 30 lembaga PKBM, dan tiga Pondok Pesantren yang mengikuti UN tingkat SMP Sederajat,” kata Ikhsan yang dibenarkan Saifullah Anshari.

Ikhsan mengakui, hari pertama pelaksanaan UN tidak ada masalah. Ini karena sejak jauhjauh hari pihaknya bersama sekolah sudah melakukan persiapan matang. Mulai dari pengambilan naskah di percetakan, subrayon melakukan pengecekan di polrestabes, hingga pendistribusian naskah ke mapolsek- mapolsek. “Itu kami lakukan untuk menyukseskan jalannya pelaksanaan UN tingkat SMP di Surabaya,” ungkapnya.

Mantan kepala Bapemas Kota Surabaya kembali menandaskan bahwa nilai UN SMP akan dipergunakan untuk melakukan pendaftaran pada Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB) guna melanjutkan ke jenjang SMA ataupun SMK negeri. Sementara itu, Dindik Jatim juga melaksanakan sidak hari pertama ujian. Sejumlah sekolahan di Sidoarjo dituju kepala Dindik Saiful Rachman. Di antaranya, SMPN 6 Sidoarjo.

Di sekolahan ini ada enam siswa inklusi yang tidak dapat mengikuti UN. Kepala SMPN 6 Muflich Hasyim mengatakan, keenam siswa inklusi ini tidak lolos tes kemampuan untuk mengikuti UN. “Mereka ada yang tunarungu, tapi juga memiliki keterbelakangan mental. Ada juga yang cacat mental. Jadi tidak kami paksa untuk ikut UN,” kata Muflich di sela-sela menyambut rombongan sidak.

Keenam siswa yang terdiri dari empat siswa laki-laki dan dua siswa perempuan itu hanya mengikuti ujian sekolah yang juga dilaksanakan kemarin. Untuk mata pelajaran yang mereka ikuti sama, yakni empat mata pelajaran.

Soeprayitno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6502 seconds (0.1#10.140)