Warga Bentrok dengan Preman Perusahaan Kelapa Sawit
A
A
A
MAMUJU UTARA - Ratusan warga dari enam desa menduduki lahan kelapa sawit milik PT Widya Unggul Lestari, di Kecamatan Baras, Mamuju Utara, Sulawesi Barat (Sulbar). Aksi warga ini dibubarkan paksa preman perusahaan, hingga terjadi bentrokan keras.
Warga dan preman bayaran terlibat saling serang dengan mengunakan senjata tajam. Bentrok dipicu perselisihan warga dengan preman yang membangun posko di lokasi sengketa. Dalam bentrok itu, sejumlah warga terluka akibat serangan senjata tajam.
Ratusan warga yang kesal dengan aksi penikaman seorang warga ini, berusaha mengejar preman bayaran di sekitar perkebunan kelapa sawit. Pihak preman yang kalah jumlah, terpaksa melarikan diri ke sekitar perkebunan.
Selain saling serang dengan menggunakan batu, ratusan warga dan preman bayaran itu juga terlibat saling serang menggunakan batu. Ratusan warga yang kesal bahkan merusak sejumlah posko yang dibangun oleh preman bayaran di lokasi sengketa.
Sejumlah aparat kepolisian yang berada di lokasi sempat melepaskan berkali-kali tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan bentrokan. Namun, warga dan preman bayaran itu tetap terlibat aksi saling serang.
Untuk diketahui, sengketa antara warga dengan pihak perusahaan terjadi sejak 2006 silam. Ratusan warga itu menuding tanah mereka diambil pihak perusahaan. Warga sendiri telah menduduki lahan itu sejak enam bulan lalu hingga sekarang.
Para preman bayaran bukan hanya menyerang warga, tetapi juga sejumlah wartawan yang melakukan aksi peliputan. Hingga kini, suasana di lokasi bentrokan masih mencekam. Kedua belah pihak masih terus bersiaga dengan senjata tajam parang dan tombak.
Warga dan preman bayaran terlibat saling serang dengan mengunakan senjata tajam. Bentrok dipicu perselisihan warga dengan preman yang membangun posko di lokasi sengketa. Dalam bentrok itu, sejumlah warga terluka akibat serangan senjata tajam.
Ratusan warga yang kesal dengan aksi penikaman seorang warga ini, berusaha mengejar preman bayaran di sekitar perkebunan kelapa sawit. Pihak preman yang kalah jumlah, terpaksa melarikan diri ke sekitar perkebunan.
Selain saling serang dengan menggunakan batu, ratusan warga dan preman bayaran itu juga terlibat saling serang menggunakan batu. Ratusan warga yang kesal bahkan merusak sejumlah posko yang dibangun oleh preman bayaran di lokasi sengketa.
Sejumlah aparat kepolisian yang berada di lokasi sempat melepaskan berkali-kali tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan bentrokan. Namun, warga dan preman bayaran itu tetap terlibat aksi saling serang.
Untuk diketahui, sengketa antara warga dengan pihak perusahaan terjadi sejak 2006 silam. Ratusan warga itu menuding tanah mereka diambil pihak perusahaan. Warga sendiri telah menduduki lahan itu sejak enam bulan lalu hingga sekarang.
Para preman bayaran bukan hanya menyerang warga, tetapi juga sejumlah wartawan yang melakukan aksi peliputan. Hingga kini, suasana di lokasi bentrokan masih mencekam. Kedua belah pihak masih terus bersiaga dengan senjata tajam parang dan tombak.
(san)