Pesan Terakhir Karni kepada Suami
A
A
A
BREBES - Sebulan sebelum dieksekusi mati, Karni (37) bertemu suaminya, Dartin (40). Karni pun menyampaikan pesan terakhir.
Dartin masih ingat jelas pesan yang disampaikan istrinya, Karni, saat bertemu di ruang besuk Penjara Yanbu, Jeddah, Arab Saudi, pada 13 Maret 2015. Saat itu, Karni berpesan agar Dartin menjaga ketiga anaknya.
"Selain itu, dia minta agar sekolah anaknya jangan sampai berhenti," kata Dartin dengan bahasa sunda, saat ditemui KORAN SINDO di rumahnya di RT 02 RW 03 Desa Karangjunti, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Kamis (16/4/2015) malam.
Pertemuan yang berlangsung hanya sekitar 10 menit tersebut merupakan pertemuan terakhir suami-istri tersebut. Kemarin, sekitar pukul 10.00 waktu Arab Saudi, Karni menyusul Zaenab, TKI asal Bangkalan, Jawa Timur, yang sudah lebih dulu dieksekusi Pemerintah Arab Saudi.
Di tengah-tengah kedatangan staf Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), pejabat Pemkab Brebes, dan sejumlah tetangganya yang menyampaikan dukacita, Dartin tampak lebih banyak diam. Raut wajah pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu menunjukkan sudah pasrah dengan nasib yang menimpa sang istri.
Ayah Karni, Medi (80), yang juga ikut dalam pertemuan yang difasilitasi Kemenlu itu mengungkapkan, saat itu Karni meminta maaf dan sudah pasrah dengan eksekusi hukuman mati yang akan dijalaninya.
Ibu tiga anak tersebut hanya bisa menyerahkan upaya terakhir kepada pemerintah. "Kami saling berangkulan dan meminta maaf," tutur Medi.
Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi dilaporkan telah mengeksekusi WNI bernama Karni bin Medi Tarsim, asal Brebes, Jawa Tengah.
Karni dijatuhi hukuman mati pada tahun 2013 karena membunuh seorang bayi. Eksekusi terhadap Karni dilakukan setelah pihak keluarga korban enggan memberikan maaf kepada Karni.
Dartin masih ingat jelas pesan yang disampaikan istrinya, Karni, saat bertemu di ruang besuk Penjara Yanbu, Jeddah, Arab Saudi, pada 13 Maret 2015. Saat itu, Karni berpesan agar Dartin menjaga ketiga anaknya.
"Selain itu, dia minta agar sekolah anaknya jangan sampai berhenti," kata Dartin dengan bahasa sunda, saat ditemui KORAN SINDO di rumahnya di RT 02 RW 03 Desa Karangjunti, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Kamis (16/4/2015) malam.
Pertemuan yang berlangsung hanya sekitar 10 menit tersebut merupakan pertemuan terakhir suami-istri tersebut. Kemarin, sekitar pukul 10.00 waktu Arab Saudi, Karni menyusul Zaenab, TKI asal Bangkalan, Jawa Timur, yang sudah lebih dulu dieksekusi Pemerintah Arab Saudi.
Di tengah-tengah kedatangan staf Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), pejabat Pemkab Brebes, dan sejumlah tetangganya yang menyampaikan dukacita, Dartin tampak lebih banyak diam. Raut wajah pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu menunjukkan sudah pasrah dengan nasib yang menimpa sang istri.
Ayah Karni, Medi (80), yang juga ikut dalam pertemuan yang difasilitasi Kemenlu itu mengungkapkan, saat itu Karni meminta maaf dan sudah pasrah dengan eksekusi hukuman mati yang akan dijalaninya.
Ibu tiga anak tersebut hanya bisa menyerahkan upaya terakhir kepada pemerintah. "Kami saling berangkulan dan meminta maaf," tutur Medi.
Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi dilaporkan telah mengeksekusi WNI bernama Karni bin Medi Tarsim, asal Brebes, Jawa Tengah.
Karni dijatuhi hukuman mati pada tahun 2013 karena membunuh seorang bayi. Eksekusi terhadap Karni dilakukan setelah pihak keluarga korban enggan memberikan maaf kepada Karni.
(zik)