TNI AL-US Navy Simulasi SAR Kapal Selam
A
A
A
SURABAYA - Sepanjang beroperasinya Satuan Kapal Selam selama 50 tahun di negaranya, Tentara Angkatan Laut Amerika (US Navy) kehilangan 400 personel.
Ini dipicu insiden kapal selam yang hilang saat menjalankan tugas. Kondisi ini melatarbelakangi US Navy terus meningkatkan kecanggihan kapal selam. Selain itu, meningkatkan kemampuan Search and Rescue (SAR) untuk mencapai standar kemampuan operasi kapal selam penyelamat.
Baik yang menyangkut aset nasional maupun aset submarine dari negara lain yang telah dikoordinasikan oleh organisasi internasional. Dalam mengasah kemampuan SAR Kapal Selam, US Navy banyak menggandeng Angkatan Laut dari banyak negara di dunia. Salah satunya dengan Satuan Kapal Selam TNI Angkatan Laut.
Kerja sama antara US Navy dan TNI AL terlihat dari kedatangan Commander Submarine Groub 7 US Navy Rear Admiral Lower, Bill Merz, di Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang), Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, kemarin.
Bill Merz beserta enam personelnya disambut Panglima Komando Armada RI kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto. Turut mendampingi Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI ING Ariawan, Komandan Guskamla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Robvert Wolter Tapangan, para asisten, Kasatker, Komandan Satuan Kapal, dan para Komandan Unsur. ”Ini latihan bersama bertajuk Submarine Rescue Exercise. Ini merupakan table talk exercise,” kata Darwanto, kemarin.
Perwira tinggi bintang dua ini menyatakan selama 50 tahun beroperasinya Satuan Kapal Selam Amerika Serikat ada 400 personel hilang. Kendati demikian, Darwanto mengakui Kapal Selam US Navy didukung peralatan canggih. Bahkan, dilengkapi pesawat yang bisa menerobos air dan terbang jika terjadi sesuatu darurat dalam kapal selam.
Kapal selam TNI AL boleh kalah canggih dengan US Navy. Namun dari sisi insiden dan korban, Satuan Kapal Selam TNI AL jauh lebih sedikit. Ini yang menjadi latar belakang lain US Navy menggandeng dalam kerja sama.
Latihan kemarin lebih bersifat simulasi dengan memanfaatkan laptop dan internet. Namun kekuatan kapal perang dan selam dilibatkan dua pihak dalam simulasi. ”Kita mendapat undangan ke Guam (pangkalan kapal selam US Navy). Tahun 2017, kita menjadi tuan rumah konferensi kapal selam sedunia,” kata Darwanto.
Sementara Commander Submarine Groub 7 US Navy Rear Admiral Lower, Bill Meru, mengaku senang bisa kerja sama dengan TNI AL. Latihan ini bisa untuk menerapkan hubungan dinamis antara Indonesia dan AS.
Soeprayitno
Ini dipicu insiden kapal selam yang hilang saat menjalankan tugas. Kondisi ini melatarbelakangi US Navy terus meningkatkan kecanggihan kapal selam. Selain itu, meningkatkan kemampuan Search and Rescue (SAR) untuk mencapai standar kemampuan operasi kapal selam penyelamat.
Baik yang menyangkut aset nasional maupun aset submarine dari negara lain yang telah dikoordinasikan oleh organisasi internasional. Dalam mengasah kemampuan SAR Kapal Selam, US Navy banyak menggandeng Angkatan Laut dari banyak negara di dunia. Salah satunya dengan Satuan Kapal Selam TNI Angkatan Laut.
Kerja sama antara US Navy dan TNI AL terlihat dari kedatangan Commander Submarine Groub 7 US Navy Rear Admiral Lower, Bill Merz, di Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang), Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, kemarin.
Bill Merz beserta enam personelnya disambut Panglima Komando Armada RI kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto. Turut mendampingi Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI ING Ariawan, Komandan Guskamla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Robvert Wolter Tapangan, para asisten, Kasatker, Komandan Satuan Kapal, dan para Komandan Unsur. ”Ini latihan bersama bertajuk Submarine Rescue Exercise. Ini merupakan table talk exercise,” kata Darwanto, kemarin.
Perwira tinggi bintang dua ini menyatakan selama 50 tahun beroperasinya Satuan Kapal Selam Amerika Serikat ada 400 personel hilang. Kendati demikian, Darwanto mengakui Kapal Selam US Navy didukung peralatan canggih. Bahkan, dilengkapi pesawat yang bisa menerobos air dan terbang jika terjadi sesuatu darurat dalam kapal selam.
Kapal selam TNI AL boleh kalah canggih dengan US Navy. Namun dari sisi insiden dan korban, Satuan Kapal Selam TNI AL jauh lebih sedikit. Ini yang menjadi latar belakang lain US Navy menggandeng dalam kerja sama.
Latihan kemarin lebih bersifat simulasi dengan memanfaatkan laptop dan internet. Namun kekuatan kapal perang dan selam dilibatkan dua pihak dalam simulasi. ”Kita mendapat undangan ke Guam (pangkalan kapal selam US Navy). Tahun 2017, kita menjadi tuan rumah konferensi kapal selam sedunia,” kata Darwanto.
Sementara Commander Submarine Groub 7 US Navy Rear Admiral Lower, Bill Meru, mengaku senang bisa kerja sama dengan TNI AL. Latihan ini bisa untuk menerapkan hubungan dinamis antara Indonesia dan AS.
Soeprayitno
(ftr)