Jenazah Ardiansyah Akhirnya Ditemukan
A
A
A
BANDUNG - Setelah melalui proses pencarian hingga 24 jam lebih, jenazah Ardiansyah, 12, yang tenggelam di danau bekas galian C di Kampung Manggahang II RT02 RW06, Kelurahan Mang gahang, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (12/4) lalu akhirnya ditemukan sekitar pukul 12.45 WIB, kemarin.
Usai dievakuasi, jenazah bocah malang itu langsung dilarikan ke RSUD Al-Ihsan, Baleendah untuk divisum. Berdasarkan pantauan di lapangan, proses pencarian dilakukan tim dari Dinas Pemadam Kebakaran (Dam kar) Kota/Kabupaten Bandung, Tagana Kabupaten Bandung, dan tiga penyelam Badan SAR Nasional (Basarnas) sejak Minggu (12/4) siang hingga Senin (13/4) kemarin.
Proses pencarian sendiri berlangsung cukup alot karena kondisi air di danau tersebut tidak mengalir. Selain itu, air pun keruh dan berwarna hijau. Tak pelak, kondisi tersebut menjadi kendala dalam pencarian jenazah korban. Lurah Manggahang Mujijat me ngatakan, pada hari pertama sejak korban tenggelam, tim sudah melakukan pencairan hingga pukul 21.00 WIB. Karena belum ditemukan, pencarian jenazah terpaksa dihentikan.
Menurut dia, sekitar pukul 03.00 WIB subuh kemarin pun, tim kembali melakukan pencarian hingga akhirnya ditemukan sekitar pukul 12.45 WIB. “Korban ditemukan dengan kondisi tubuh sudah membiru. Dan langsung dievakuasi oleh tim untuk selanjutnya dilarikan ke rumah sakit terdekat,” ungkapnya di lokasi ke jadian, kemarin.
Kapolsek Baleendah Kompol Suhari mengatakan, ketika jenazah ditemukan, pihak keluarga menolak korban diautopsi. Autopsi pun batal dan jenazah korban pun dikembalikan kepada orang tuanya untuk di makamkan. Putra dari pasangan Juju Hermawan, 46, dan Ai Komariah, 33, itu diduga tenggelam saat berenang di lokasi danau.”Kemungkinan Ardi tidak mahir berenang saat masuk ke danau yang memiliki kedalaman sekitar 12 meter. Teman-temannya yang mencoba menolong pun tidak bisa membantu,” tuturnya.
Sementara itu, Paman Korban Uus Ramdani, 26, menuturkan, tiga hari terakhir sebelum korban meninggal, dirinya melihat tanda-tanda berupa perbedaan sikap dari Ardi. Beberapa jam sebelum dikabarkan tenggelam, kata Uus, korban sempat meminta uang kepada orang tuanya untuk jalanjalan ke pasar Minggu di kawasan Baleendah. “Biasanya kan sedikit susah kalau disuruh, tapi tiga hari terakhir jadi lebih nurut dan soleh, malah bantu-bantu ibunya. Tapi, dari tiga hari itu jadi lebih pendiam, biasanya bawel,” ujar Uus sebelum pemakaman.
Diakuinya, akibat kejadian ini, keluarga korban sempat kaget. Orang tuanya pun masih enggan diwawancarai karena masih syok dan terus menangis karena tak percaya anaknya telah tiada. Jenazah Ardi, lanjut dia, dimakamkan di pemakaman umum Muhajirin Kampung Manggahang II RW 07 yang tak jauh dari rumah duka sekitar pukul 15.30 WIB. “Memang keluarga menolak diautopsi karena ini merupakan insiden. Namun pihak keluarga sudah ikhlas,” ungkapnya.
Dila nashear
Usai dievakuasi, jenazah bocah malang itu langsung dilarikan ke RSUD Al-Ihsan, Baleendah untuk divisum. Berdasarkan pantauan di lapangan, proses pencarian dilakukan tim dari Dinas Pemadam Kebakaran (Dam kar) Kota/Kabupaten Bandung, Tagana Kabupaten Bandung, dan tiga penyelam Badan SAR Nasional (Basarnas) sejak Minggu (12/4) siang hingga Senin (13/4) kemarin.
Proses pencarian sendiri berlangsung cukup alot karena kondisi air di danau tersebut tidak mengalir. Selain itu, air pun keruh dan berwarna hijau. Tak pelak, kondisi tersebut menjadi kendala dalam pencarian jenazah korban. Lurah Manggahang Mujijat me ngatakan, pada hari pertama sejak korban tenggelam, tim sudah melakukan pencairan hingga pukul 21.00 WIB. Karena belum ditemukan, pencarian jenazah terpaksa dihentikan.
Menurut dia, sekitar pukul 03.00 WIB subuh kemarin pun, tim kembali melakukan pencarian hingga akhirnya ditemukan sekitar pukul 12.45 WIB. “Korban ditemukan dengan kondisi tubuh sudah membiru. Dan langsung dievakuasi oleh tim untuk selanjutnya dilarikan ke rumah sakit terdekat,” ungkapnya di lokasi ke jadian, kemarin.
Kapolsek Baleendah Kompol Suhari mengatakan, ketika jenazah ditemukan, pihak keluarga menolak korban diautopsi. Autopsi pun batal dan jenazah korban pun dikembalikan kepada orang tuanya untuk di makamkan. Putra dari pasangan Juju Hermawan, 46, dan Ai Komariah, 33, itu diduga tenggelam saat berenang di lokasi danau.”Kemungkinan Ardi tidak mahir berenang saat masuk ke danau yang memiliki kedalaman sekitar 12 meter. Teman-temannya yang mencoba menolong pun tidak bisa membantu,” tuturnya.
Sementara itu, Paman Korban Uus Ramdani, 26, menuturkan, tiga hari terakhir sebelum korban meninggal, dirinya melihat tanda-tanda berupa perbedaan sikap dari Ardi. Beberapa jam sebelum dikabarkan tenggelam, kata Uus, korban sempat meminta uang kepada orang tuanya untuk jalanjalan ke pasar Minggu di kawasan Baleendah. “Biasanya kan sedikit susah kalau disuruh, tapi tiga hari terakhir jadi lebih nurut dan soleh, malah bantu-bantu ibunya. Tapi, dari tiga hari itu jadi lebih pendiam, biasanya bawel,” ujar Uus sebelum pemakaman.
Diakuinya, akibat kejadian ini, keluarga korban sempat kaget. Orang tuanya pun masih enggan diwawancarai karena masih syok dan terus menangis karena tak percaya anaknya telah tiada. Jenazah Ardi, lanjut dia, dimakamkan di pemakaman umum Muhajirin Kampung Manggahang II RW 07 yang tak jauh dari rumah duka sekitar pukul 15.30 WIB. “Memang keluarga menolak diautopsi karena ini merupakan insiden. Namun pihak keluarga sudah ikhlas,” ungkapnya.
Dila nashear
(ftr)