Dikaji, Batu Akik Bisa Digadaikan
A
A
A
SURABAYA - PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah (Kanwil) Surabaya melakukan inovasi untuk mencari pasar baru. Kali ini, Pegadaian mengkaji menerima batu akik sebagai barang jaminan.
Langkah Pegadaian dibuktikan dengan mengirim 11 pegawai untuk belajar sertifikasi ke Thailand. Mereka diminta mengkaji keberadaan batu akik, apakah masuk dalam kategori barang berharga atau tidak. Dari hasil studi ini, Pegadaian akan mengambil kesimpulan tentang keberadaan batu akik yang sedang ramai di masyarakat.
”Kami sudah didik 11 orang khusus batu akik. Mereka akan disebar ke Jatim kalau sudah selesai menempuh pendidikan,” kata Suprianto, Deputi Administrasi dan Supporting PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah (Kanwil) Surabaya, di sela-sela peringatan ulang tahun Pegadaian Jalan Dinoyo, Surabaya.
Suprianto mengatakan, sedang mempelajari kondisi batu akik, apakah bisa dijadikan agunan di Pegadaian atau tidak. Namun, melihat perkembangan yang ada, Pegadaian mulai mencium kalau batu akik bisa digadaikan. ”Arahnya memang ke sana, tetapi semua masih dalam kajian,” ucapnya.
Kajian yang dilakukan juga menyangkut tingkat risiko, analisis pasar yang ada di Indonesia maupun Jatim. Jika analisis ini ditemukan, keputusan membolehkan atau melarang batu akik menjadi barang jaminan segera dikeluarkan. ”Pasar juga kami analisis, kalau bagus pastinya akan kami lakukan. Sebab, Pegadaian sekarang memiliki prinsip serba bisa,” ucap Suprianto.
Deputi Bisnis Surabaya I PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah (Kanwil) Surabaya, Hakim Setiawan, menambahkan, saat ini Pegadaian menjadikan tahun 2015 sebagai tahun bisnis dan service excellent dengan target outstanding loan (OSL) sebesar Rp3,6 triliun. Untuk memenuhi target yang ditetapkan, Pegadaian mengeluarkan strategi khusus, di antaranya meminta semua karyawan ikut berusaha dalam penjualan.
Selain itu, peningkatan pelayanan juga dilakukan supaya nasabah tidak kecewa. Bahkan, Pegadaian juga menerima pembayaran PDAM, pembelian pulsa, dan menerima gadai barang- barang gudang. ”Target OSL kami Rp3,6 triliun. Kami yakin bisa memenuhinya karena kinerja yang ditunjukkan membaik,” katanya.
Dari target yang ditetapkan, saat ini capaian Pegadaian sangat menjanjikan. Dimana, hingga Maret 2015 ini sudah membukukan OSL sebesar Rp3,2 triliun. Artinya, sudah ada 87% capaian OSL di Pegadaian. Dengan kondisi ini, Pegadaian semakin optimistis memenuhi target yang ditetapkan. Bahkan, target tersebut bisa dilampaui dengan cepat.
Untuk itu, Pegadaian terus melakukan promosi model serangan darat dan udara, di antaranya dengan melakukan talkshow di radio, iklan di koran dan televisi. Paling penting, pelayanan terhadap konsumen Pegadaian. Tercatat, pada 2014, target OSL yang ditetapkan sebesar Rp2,9 triliun, namun tidak terpenuhi secara keseluruhan, hanya 90%.
Kondisi tersebut dipengaruhi karena harga emas yang naik turun. Meski demikian, ada pertumbuhan yang terjadi di Pegadaian sebesar 5%. Saat ini, lanjut dia, Pegadaian juga mengeluarkan program baru bernama Kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fidusia).
Program ini diyakini akan memberikan kontribusi pendapatan sebesar 5%, sedangkan kontribusi gadai masih mendominasi sebesar 95%. ”Kami sedang serius dalam bekerja. Target yang ditetapkan akan tercapai,” tandasnya didampingi Humas PT Pegadaian, Rita Helmi.
Arief ardliyanto
Langkah Pegadaian dibuktikan dengan mengirim 11 pegawai untuk belajar sertifikasi ke Thailand. Mereka diminta mengkaji keberadaan batu akik, apakah masuk dalam kategori barang berharga atau tidak. Dari hasil studi ini, Pegadaian akan mengambil kesimpulan tentang keberadaan batu akik yang sedang ramai di masyarakat.
”Kami sudah didik 11 orang khusus batu akik. Mereka akan disebar ke Jatim kalau sudah selesai menempuh pendidikan,” kata Suprianto, Deputi Administrasi dan Supporting PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah (Kanwil) Surabaya, di sela-sela peringatan ulang tahun Pegadaian Jalan Dinoyo, Surabaya.
Suprianto mengatakan, sedang mempelajari kondisi batu akik, apakah bisa dijadikan agunan di Pegadaian atau tidak. Namun, melihat perkembangan yang ada, Pegadaian mulai mencium kalau batu akik bisa digadaikan. ”Arahnya memang ke sana, tetapi semua masih dalam kajian,” ucapnya.
Kajian yang dilakukan juga menyangkut tingkat risiko, analisis pasar yang ada di Indonesia maupun Jatim. Jika analisis ini ditemukan, keputusan membolehkan atau melarang batu akik menjadi barang jaminan segera dikeluarkan. ”Pasar juga kami analisis, kalau bagus pastinya akan kami lakukan. Sebab, Pegadaian sekarang memiliki prinsip serba bisa,” ucap Suprianto.
Deputi Bisnis Surabaya I PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah (Kanwil) Surabaya, Hakim Setiawan, menambahkan, saat ini Pegadaian menjadikan tahun 2015 sebagai tahun bisnis dan service excellent dengan target outstanding loan (OSL) sebesar Rp3,6 triliun. Untuk memenuhi target yang ditetapkan, Pegadaian mengeluarkan strategi khusus, di antaranya meminta semua karyawan ikut berusaha dalam penjualan.
Selain itu, peningkatan pelayanan juga dilakukan supaya nasabah tidak kecewa. Bahkan, Pegadaian juga menerima pembayaran PDAM, pembelian pulsa, dan menerima gadai barang- barang gudang. ”Target OSL kami Rp3,6 triliun. Kami yakin bisa memenuhinya karena kinerja yang ditunjukkan membaik,” katanya.
Dari target yang ditetapkan, saat ini capaian Pegadaian sangat menjanjikan. Dimana, hingga Maret 2015 ini sudah membukukan OSL sebesar Rp3,2 triliun. Artinya, sudah ada 87% capaian OSL di Pegadaian. Dengan kondisi ini, Pegadaian semakin optimistis memenuhi target yang ditetapkan. Bahkan, target tersebut bisa dilampaui dengan cepat.
Untuk itu, Pegadaian terus melakukan promosi model serangan darat dan udara, di antaranya dengan melakukan talkshow di radio, iklan di koran dan televisi. Paling penting, pelayanan terhadap konsumen Pegadaian. Tercatat, pada 2014, target OSL yang ditetapkan sebesar Rp2,9 triliun, namun tidak terpenuhi secara keseluruhan, hanya 90%.
Kondisi tersebut dipengaruhi karena harga emas yang naik turun. Meski demikian, ada pertumbuhan yang terjadi di Pegadaian sebesar 5%. Saat ini, lanjut dia, Pegadaian juga mengeluarkan program baru bernama Kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fidusia).
Program ini diyakini akan memberikan kontribusi pendapatan sebesar 5%, sedangkan kontribusi gadai masih mendominasi sebesar 95%. ”Kami sedang serius dalam bekerja. Target yang ditetapkan akan tercapai,” tandasnya didampingi Humas PT Pegadaian, Rita Helmi.
Arief ardliyanto
(ftr)