Geo Bike Kaldera Toba Jadi Agenda Tahunan Pariwisata
A
A
A
DOLOKSANGGUL - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho memastikan kegiatan bersepeda santai “Geo Bike Kaldera Toba Menuju Global Geoparks Network (GGN) UNESCO” yang digelar Sabtu (11/4), akan menjadi agenda tahun pariwisata di kawasan Danau Toba.
Gatot yang ikut bersepeda mengelilingi Danau Toba dari Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) bersama pesepeda lainnya menuturkan, Geo Bike yang digagas oleh Jendela Toba dan Rumah Karya Indonesia (RKI) diyakini mampu memperkuat sektor pariwisata di kawasan danau vulkanik tersebut.
Kegiatan tersebut sangat positif untuk membangun pariwisata karena saat Geo Bike, juga diberikan edukasi tentang sejarah Danau Toba dan pengaruhnya terhadap peradaban manusia. “Geo Bike akan mendukung upaya pemerintah dan semua pihak yang menginginkan percepatan Danau Toba masuk menjadi bagian dari GGN,” kata Gatot.
Gatot berharap, upaya pengembangan pariwisata dalam mempercepat terwujudnya Danau toba sebagai bagian dari GGN tersebut didukung seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah juga akan terus membenahi infrastruktur untuk mendukung sektor pariwisata. Kegiatan yang baru pertama kalinya di kawasan Danau Toba tersebut diminati banyak wisatawan.
Tahun ini, panitia Geo Bike Kaldera Toba menghadirkan pesepeda dari beberapa pulau di Indonesia. Namun untuk tahun yang akan datang, kegiatan itu ditargetkan akan menghadirkan para pesepeda dari mancanegara. “Jika didukung semua pihak, maka Geo Bike yang akan menjadi agenda tahunan ini harus mampu meninggalkan kenangan yang baik bagi wisatawan sehingga kontribusi pariwisata untuk masyarakat baik dari ekonomi kreatif, ekonomi kerakyatan, akan semakin maksimal,” paparnya.
Geo Bike tersebut juga sekaligus menjadi rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sumut yang ke-67. Menurut Gatot, kegiatan tersebut memunculkan paradigma baru perayaan HUT Provinsi Sumut yang selama ini hanya dilakukan dengan sebatas kegiatan seremonial dalam sidang paripurna.
“Dengan kegiatan yang digagas oleh Jendela Toba dan RKI ini, maka akan muncul sebuah paradigma baru perayaan hari jadi dengan menyapa langsung masyarakat yang ada di daerah, seperti Tapanuli,” katanya dalam sambutannya di Istana Sisingamangaraja, Baktiraja Humbahas.
Sementara Manajer Program Geo Bike Kaldera Toba, Irwansyah Harahap mengatakan, Geo Bike digelar untuk memperkenalkan sebuah konsep baru dalam dunia kepariwisataan berbasis konsep geopark. Di samping aktivitas bersepeda santai, para peserta juga diperkenalkan pada situs-situs geoarea dan geosite, termasuk atraksi-atraksi budaya sepanjang situs yang dilalui.
Kegiatan itu juga menjadi media untuk menyosialisasikan Geopark Kaldera Toba pada masyarakat dan mempercepat realisasi Geopark Kaldera Toba menjadi bagian dari GGN UNESCO. “Kegiatan ini menggalang partisipasi masing-masing kabupaten di sekitar Danau Toba. Dengan demikian, kita berharap lahirnya satu kebersamaan untuk mewujudkan Danau Toba sebagai bagian dari GGN,” katanya.
Direktur Pengkajian Seni Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut mengatakan, kegiatan bersepeda santai yang diikuti oleh Gubernur Sumut, perwakilan DPRD Sumut, dan sejumlah pesepeda dari berbagai daerah di Indonesia tersebut, menempuh rute perjalanan Bandara Udara Silangit- Muara di Taput, Bakkara-Tipang di Humbahas untuk hari pertama.
Sementara hari kedua, rutenya dimulai dari Pangururan- Sianjur Mula-Mula- Simanindo, Tuktuk, Tomok, di Kabubaten Samosir dan berakhir di Parapat, Kabupaten Simalungun. Sementara Bupati Taput, Nikson Nababan menyampaikan harapan besar kepada para pesepeda yang hadir agar dapat mempromosikan pariwisata Danau Toba dan mendukung percepatannya sebagai bagian dari GGN.
Langkah itu menjadi awal yang baik dan nantinya diharapkan mendorong peningkatan arus kunjungan wisatawan. “Kami berterima kasih kepada pihak panitia yang menempatkan Kecamatan Muara sebagai tempat awal bagi kegiatan Geobike Kaldera Toba,” ujarnya.
Bupati Humbahas, Maddin Sihombing mengatakan, kegiatan Geo Bike yang dilaksanakan di kawasan Baktiraja akan memberi warna baru untuk meningkatkan pariwisata Humbahas. Maddin menegaskan, Humbahas merupakan salah satu kabupaten yang sangat konsisten untuk mendukung percepatan Geopark Toba.
Kunjungi Makam Raja Sisingamangaraja
Dalam Geo Bike Kaldera Toba Menuju GGN UNESCO kemarin, Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho juga mengunjungi istana dan makam Raja Sisingamangaraja XII yang terletak di lembah Bakkara, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas. Kehadiran Gubernur disambut tokoh adat masyarakat setempat dan Bupati Humbang Hasundutan, Maddin Sihombing.
Di hadapan makam Pahlawan Nasional Sisingangaraja XII, Gatot mengajak ratusan peserta Geo Bike Kaldera Toba untuk mengheningkan cipta dan berdoa. Gatot mengakui, ini kali pertama dia berkesempatan mengunjungi Istana Sisingamangaraja yang merupakan salah satu objek wisata sejarah dan wisata ziarah bagi kebanyakan suku Batak.
“Ini adalah tanah kelahiran Raja Sisingamangaraja yang merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. Kehadiran kami ke Istana dan Makam Sisingamangaraja XII adalah wujud penghormatan kepada leluhur Sumatera Utara yang selama ini sudah begitu berjasa,” ujar Gatot. Dia pun menyebut semangat juang Raja Sisingamangaraja XII menjadi pemicu pembangunan Sumut.
Gatot mengatakan, bertepatan dengan momentum HUT Provinsi Sumut ke-67, maka ziarah itu menjadi sangat strategis dalam upaya membawa kembali spirit perjuangan Sisingamangaraja XII ke masa kini. “Jika dahulu Raja Sisingamangaraja XII bertempur secara fisik menggunakan senjata, saat ini spirit beliau bisa kita tiru dan terapkan dalam mengatasi berbagai tantangan dan persoalan pembangunan,” ujarnya.
Bupati Humbahas, Maddin Sihombing mengungkapkan, Bakkara menjadi daerah tujuan wisata utama di kabupaten itu. Makam Sisingamangaraja XII berjarak 300 km dari Medan dengan jarak tempuh 6 jam berkendara dengan mobil atau bisa dicapai dengan pesawat kecil rute Medan-Silangit.
Di kompleks istana tersebut terdapat makam Sisingamangaraja XII berupa bangunan persegi dengan ornamen ukiran di atasnya. Pada sisi depan dilukis dengan bendera kerajaan berwarna merah dan simbol dua pedang dengan bulan bintang di kanan kirinya. Di kompleks itu terdapat pula empat bangunan rumah Batak kuno yang merupakan replika dari banguanan istana terdahulu. Bangunan istana asli telah dibumihanguskan saat perang melawan Belanda.
Baringin lumban gaol/ fakhrur rozi
Gatot yang ikut bersepeda mengelilingi Danau Toba dari Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) bersama pesepeda lainnya menuturkan, Geo Bike yang digagas oleh Jendela Toba dan Rumah Karya Indonesia (RKI) diyakini mampu memperkuat sektor pariwisata di kawasan danau vulkanik tersebut.
Kegiatan tersebut sangat positif untuk membangun pariwisata karena saat Geo Bike, juga diberikan edukasi tentang sejarah Danau Toba dan pengaruhnya terhadap peradaban manusia. “Geo Bike akan mendukung upaya pemerintah dan semua pihak yang menginginkan percepatan Danau Toba masuk menjadi bagian dari GGN,” kata Gatot.
Gatot berharap, upaya pengembangan pariwisata dalam mempercepat terwujudnya Danau toba sebagai bagian dari GGN tersebut didukung seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah juga akan terus membenahi infrastruktur untuk mendukung sektor pariwisata. Kegiatan yang baru pertama kalinya di kawasan Danau Toba tersebut diminati banyak wisatawan.
Tahun ini, panitia Geo Bike Kaldera Toba menghadirkan pesepeda dari beberapa pulau di Indonesia. Namun untuk tahun yang akan datang, kegiatan itu ditargetkan akan menghadirkan para pesepeda dari mancanegara. “Jika didukung semua pihak, maka Geo Bike yang akan menjadi agenda tahunan ini harus mampu meninggalkan kenangan yang baik bagi wisatawan sehingga kontribusi pariwisata untuk masyarakat baik dari ekonomi kreatif, ekonomi kerakyatan, akan semakin maksimal,” paparnya.
Geo Bike tersebut juga sekaligus menjadi rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sumut yang ke-67. Menurut Gatot, kegiatan tersebut memunculkan paradigma baru perayaan HUT Provinsi Sumut yang selama ini hanya dilakukan dengan sebatas kegiatan seremonial dalam sidang paripurna.
“Dengan kegiatan yang digagas oleh Jendela Toba dan RKI ini, maka akan muncul sebuah paradigma baru perayaan hari jadi dengan menyapa langsung masyarakat yang ada di daerah, seperti Tapanuli,” katanya dalam sambutannya di Istana Sisingamangaraja, Baktiraja Humbahas.
Sementara Manajer Program Geo Bike Kaldera Toba, Irwansyah Harahap mengatakan, Geo Bike digelar untuk memperkenalkan sebuah konsep baru dalam dunia kepariwisataan berbasis konsep geopark. Di samping aktivitas bersepeda santai, para peserta juga diperkenalkan pada situs-situs geoarea dan geosite, termasuk atraksi-atraksi budaya sepanjang situs yang dilalui.
Kegiatan itu juga menjadi media untuk menyosialisasikan Geopark Kaldera Toba pada masyarakat dan mempercepat realisasi Geopark Kaldera Toba menjadi bagian dari GGN UNESCO. “Kegiatan ini menggalang partisipasi masing-masing kabupaten di sekitar Danau Toba. Dengan demikian, kita berharap lahirnya satu kebersamaan untuk mewujudkan Danau Toba sebagai bagian dari GGN,” katanya.
Direktur Pengkajian Seni Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut mengatakan, kegiatan bersepeda santai yang diikuti oleh Gubernur Sumut, perwakilan DPRD Sumut, dan sejumlah pesepeda dari berbagai daerah di Indonesia tersebut, menempuh rute perjalanan Bandara Udara Silangit- Muara di Taput, Bakkara-Tipang di Humbahas untuk hari pertama.
Sementara hari kedua, rutenya dimulai dari Pangururan- Sianjur Mula-Mula- Simanindo, Tuktuk, Tomok, di Kabubaten Samosir dan berakhir di Parapat, Kabupaten Simalungun. Sementara Bupati Taput, Nikson Nababan menyampaikan harapan besar kepada para pesepeda yang hadir agar dapat mempromosikan pariwisata Danau Toba dan mendukung percepatannya sebagai bagian dari GGN.
Langkah itu menjadi awal yang baik dan nantinya diharapkan mendorong peningkatan arus kunjungan wisatawan. “Kami berterima kasih kepada pihak panitia yang menempatkan Kecamatan Muara sebagai tempat awal bagi kegiatan Geobike Kaldera Toba,” ujarnya.
Bupati Humbahas, Maddin Sihombing mengatakan, kegiatan Geo Bike yang dilaksanakan di kawasan Baktiraja akan memberi warna baru untuk meningkatkan pariwisata Humbahas. Maddin menegaskan, Humbahas merupakan salah satu kabupaten yang sangat konsisten untuk mendukung percepatan Geopark Toba.
Kunjungi Makam Raja Sisingamangaraja
Dalam Geo Bike Kaldera Toba Menuju GGN UNESCO kemarin, Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho juga mengunjungi istana dan makam Raja Sisingamangaraja XII yang terletak di lembah Bakkara, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas. Kehadiran Gubernur disambut tokoh adat masyarakat setempat dan Bupati Humbang Hasundutan, Maddin Sihombing.
Di hadapan makam Pahlawan Nasional Sisingangaraja XII, Gatot mengajak ratusan peserta Geo Bike Kaldera Toba untuk mengheningkan cipta dan berdoa. Gatot mengakui, ini kali pertama dia berkesempatan mengunjungi Istana Sisingamangaraja yang merupakan salah satu objek wisata sejarah dan wisata ziarah bagi kebanyakan suku Batak.
“Ini adalah tanah kelahiran Raja Sisingamangaraja yang merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. Kehadiran kami ke Istana dan Makam Sisingamangaraja XII adalah wujud penghormatan kepada leluhur Sumatera Utara yang selama ini sudah begitu berjasa,” ujar Gatot. Dia pun menyebut semangat juang Raja Sisingamangaraja XII menjadi pemicu pembangunan Sumut.
Gatot mengatakan, bertepatan dengan momentum HUT Provinsi Sumut ke-67, maka ziarah itu menjadi sangat strategis dalam upaya membawa kembali spirit perjuangan Sisingamangaraja XII ke masa kini. “Jika dahulu Raja Sisingamangaraja XII bertempur secara fisik menggunakan senjata, saat ini spirit beliau bisa kita tiru dan terapkan dalam mengatasi berbagai tantangan dan persoalan pembangunan,” ujarnya.
Bupati Humbahas, Maddin Sihombing mengungkapkan, Bakkara menjadi daerah tujuan wisata utama di kabupaten itu. Makam Sisingamangaraja XII berjarak 300 km dari Medan dengan jarak tempuh 6 jam berkendara dengan mobil atau bisa dicapai dengan pesawat kecil rute Medan-Silangit.
Di kompleks istana tersebut terdapat makam Sisingamangaraja XII berupa bangunan persegi dengan ornamen ukiran di atasnya. Pada sisi depan dilukis dengan bendera kerajaan berwarna merah dan simbol dua pedang dengan bulan bintang di kanan kirinya. Di kompleks itu terdapat pula empat bangunan rumah Batak kuno yang merupakan replika dari banguanan istana terdahulu. Bangunan istana asli telah dibumihanguskan saat perang melawan Belanda.
Baringin lumban gaol/ fakhrur rozi
(bbg)