PDIP Kembali Usung Risma di Pilkada Surabaya 2015
A
A
A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dikabarkan kembali diusung oleh PDI-Perjuangan, bergandengan dengan Ketua DPC PDI-Perjuangan yang juga Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya 2015.
Namun, saat dikonfirmasi awak media terkait langkah DPP PDI-Perjuangan yang akan kembali mengusungnya, Risma justru menghindar. Kendati begitu, tampak wajah Risma terlihat gembira.
“Kalau menurut kamu gimana?” ujar Risma, sembari berjalan cepat, di DPRD Surabaya, Jalan Yos Sudarso, Kamis (10/4/2015).
Kabar kembali diusungnya Risma dalam Pilwali Surabaya 2015, saat pertemuan antara Tri Rismaharini dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri, di Bali. Risma diketahui menghadiri Kongres IV PDI-Perjuangan.
Wakil Ketua DPC PDI-Perjuangan Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, pihaknya tidak mengetahui isi pertemuan antara Risma dan Megawati. Namun, dia meyakini jika hal itu merupakan sinyal baik.
"Risma memakai jas merah, itu menunjukan simbolik sebagai kader PDI-Perjuangan sudah selesai. Namun, persyaratan pencalonan dari kader sendiri masih membutuhkan prosedural resmi. Misalnya, harus punya KTA partai,” terangnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengatakan, PDI-Perjuangan Kota Surabaya akan tegak lurus, sesuai perintah DPP PDI-Perjuangan, yakni mengamankan kembali kader sebagai pemimpin di daerah.
”Pada prinsipnya, kami akan mendukung dan melanjutkan kepemimpinan yang ada di Surabaya. Selama ini sudah bagus,” katanya.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menilai, Risma merupakan aset partai yang sangat penting di Surabaya. Melepas Risma, PDI Perjuangan akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Menurutnya, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu sudah menjadi simbol keberhasilan PDI-Perjuangan, di Surabaya. Namun, ada yang menjadi persoalan, yaitu komunikasi politik Risma yang buruk.
"Selama ini, komunikasi politik Risma dengan PDI-Perjuangan buntu. Risma akan lebih bagus kalau memperbaiki komunikasinya dengan PDI-Perjuangan," pungkasnya.
Namun, saat dikonfirmasi awak media terkait langkah DPP PDI-Perjuangan yang akan kembali mengusungnya, Risma justru menghindar. Kendati begitu, tampak wajah Risma terlihat gembira.
“Kalau menurut kamu gimana?” ujar Risma, sembari berjalan cepat, di DPRD Surabaya, Jalan Yos Sudarso, Kamis (10/4/2015).
Kabar kembali diusungnya Risma dalam Pilwali Surabaya 2015, saat pertemuan antara Tri Rismaharini dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri, di Bali. Risma diketahui menghadiri Kongres IV PDI-Perjuangan.
Wakil Ketua DPC PDI-Perjuangan Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, pihaknya tidak mengetahui isi pertemuan antara Risma dan Megawati. Namun, dia meyakini jika hal itu merupakan sinyal baik.
"Risma memakai jas merah, itu menunjukan simbolik sebagai kader PDI-Perjuangan sudah selesai. Namun, persyaratan pencalonan dari kader sendiri masih membutuhkan prosedural resmi. Misalnya, harus punya KTA partai,” terangnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengatakan, PDI-Perjuangan Kota Surabaya akan tegak lurus, sesuai perintah DPP PDI-Perjuangan, yakni mengamankan kembali kader sebagai pemimpin di daerah.
”Pada prinsipnya, kami akan mendukung dan melanjutkan kepemimpinan yang ada di Surabaya. Selama ini sudah bagus,” katanya.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menilai, Risma merupakan aset partai yang sangat penting di Surabaya. Melepas Risma, PDI Perjuangan akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Menurutnya, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu sudah menjadi simbol keberhasilan PDI-Perjuangan, di Surabaya. Namun, ada yang menjadi persoalan, yaitu komunikasi politik Risma yang buruk.
"Selama ini, komunikasi politik Risma dengan PDI-Perjuangan buntu. Risma akan lebih bagus kalau memperbaiki komunikasinya dengan PDI-Perjuangan," pungkasnya.
(san)