Olah Limbah Gelas Plastik Menjadi Tas Cantik

Rabu, 08 April 2015 - 10:14 WIB
Olah Limbah Gelas Plastik...
Olah Limbah Gelas Plastik Menjadi Tas Cantik
A A A
Salah satu sudut ruangan di lingkungan Yayasan Mojopahit, Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, siang kemarin tampak ramai. Persis di depan masjid, lokasi yang kerap disebut Balongcangkring itu, berkerumun para tunasusila (PSK) dan aneka tuna lainnya, seperti tunawisma dan tunakarya.

Siang itu mereka belajar mengolah sampah menjadi kerajinan bernilai. Para PSK tampak antusias belajar membuat tas cantik yang terbuat dari bekas gelas plastik berbagai merek minuman. Beberapa dari mereka sudah enam bulan ini menggeluti usaha kerajinan itu. Bahkan, mereka yang sudah mahir membuat tidak segan memberikan arahan kepada mereka yang baru menerjuni kerajinan ini.

”Ini salah satu pelatihan yang dilakukan untuk para PSK,” ungkap Drajat Stariadji, salah satu pengurus Yayasan Mojopahit. Kerajinan ini dianggap bisa memberikan nilai tambah terhadap penghuni pondok sosial itu. Menurutnya, sejak pelatihan pertama membuat tas cantik itu, ada banyak order dari salah satu pengusaha di Lamongan. ”Untuk satu tas menghabiskan biaya sekitar Rp40.000.

Ini bisa dijual dengan harga Rp75.000–Rp100.000. Saat ini ada banyak permintaan hingga mereka kewalahan memenuhinya,” ujarnya. Mantan anggota DPRD Kota Mojokerto ini lantas menjelaskan proses pembuatan tas cantik dari limbah gelas plastik minuman ringan itu. Gelas plastik hanya diambil bagian atas yang berbentuk bulatseperti gelang.

Setelah dipilah sesuai warna, gelang plastik itu lantas dirangkai dengan benang plastik aneka warna. ”Lalu diberi kain dan aksesori lain sehingga menjadi tas yang pantas untuk dipakai. Tidak tampak seperti berbahan limbah,” ujarnya. Sejauh ini warga Balongcangkring tak pernah mendapati kesulitan mendapatkan bahan baku. Maklum, kata dia, penghuni lokasi ini banyak yang berprofesi sebagai pemulung.

Bahan baku itu dibeli dari para pemulung yang masih satu lingkungan di bawah Yayasan Mojopahit. ”Saling menguntungkan. Satu sisi menyuplai bahan baku, yang lainnya membeli,” tukasnya. Dia mengatakan, membuat kerajinan dari bahan limbah kini menjadi tren. Karena itu, dia sengaja memberikan pelatihan ini kepada penghuni wisma di Balongcangkring agar bisa memanfaatkan peluang.

”Untuk pemasaran, memang butuh bantuan dari pemerintah daerah. Harapan kami, Pemkot Mojokerto juga peduli dengan pemasarannya,” ucapnya. Anis, salah satu penghuni wisma di Balongcangkring, mengaku, setelah mendapatkan pelatihan, dia membentuk kelompok untuk memproduksi tas cantik itu. Beranggotakan tujuh orang, dalam sehari mereka bisa menghasilkan 2–3 buah tas.

”Ada yang khusus menggunting bahan dan merangkai. Proses yang agak lama saat menggunting bahan menjadi gelang plastik,” aku Anis. Perempuan berumur 24 tahun ini juga menyebut, keuntungan yang didapat dari kerajinan ini cukup lumayan. Hanya memang, produksi tak bisa cepat lantaran masih dalam tahap belajar.

”Ada banyak kelompok. Lumayan, hitung-hitung mencari tambahan penghasilan,” ujarnya malu-malu. Pengakuan yang sama juga diungkapkan Anik. Perempuan berumur 42 tahun ini mengatakan, sudah enam bulan ini ia menggeluti kerajinan membuat tas cantik berbahan limbah plastik. ”Kalau membuatnya utun(konsisten) bisa dapat banyak. Ya memang lumayan untuk menambah penghasilan,” ujar Anik.

TRITUS JULAN
Mojokerto
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1027 seconds (0.1#10.140)