Penyebab Diduga Uji Kesaktian Minum Racun
A
A
A
SEMARANG - Teka-teki tewasnya pasangan suami istri (pasutri) Sukarman dan Suparni serta seorang tamu bernama Sugianto di sebuah rumah yang berlokasi di Desa Penanggungan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Senin (6/4) mulai menemui titik terang. Ketiganya meregang nyawa disebabkan karena racun.
Informasi sementara yang dihimpun, para korban itu melakukan ritual uji kesaktian. Namun, seusai menenggak racun, kesaktian yang diharapkan ternyata tak mempan dan mereka akhirnya tewas. Kapolres Pati AKBP Budi Haryanto membenarkan adanya dugaan para korban itu melakukan ritual tertentu sebelum tewas keracunan. “Sampai saat ini kami masih lakukan penyelidikan.
Ada satu orang saksi kunci, kami masih dalami. Bisa saja yang bersangkutan akan meningkat statusnya sebagai tersangka,” kata Kapolres saat ditemuiKORAN SINDO di kompleks Gubernuran, Jalan Pahlawan, Semarang seusai menghadiri rapat koordinasi penanggulangan paham Islamic State Islam and Syiria (ISIS) kemarin.
Kendati demikian, Budi belum bisa menyimpulkan apakah para korban itu menenggak racun sendiri atau diminumkan oleh orang lain. Yang jelas, saksi kunci yang disebut tersebut berada di lokasi saat kejadian berlangsung, dan kemudian melarikan diri beberapa saat setelah ketiga korban tewas. “Ada barang bukti yang diamankan, di antaranya cairan yang masih tersisa di dalam gelas.
Cairan di lambung dan usus ketiga korban juga diambil. Sekarang masih diteliti di Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri Cabang Semarang,” tambah perwira menengah yang tak lama lagi bertugas sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah ini. Dugaan adanya ritual tertentu sebelum para korban akhirnya tewas ini dikuatkan dengan hasil autopsi petugas Bidang Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah yang telah selesai kemarin dini hari.
“Lambungnya kosong dan memerah. Bisa jadi mereka puasa sehari sebelumnya,” kata Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian Bid Dokkes Polda Jawa Tengah AKBP Summy Hastry Purwanti kemarin. Dari autopsi yang dilakukan, ketiga korban tewas bersamaan, yakni Senin (6/4) sekitar pukul 10.00-11.30 WIB. “Penyebab kematian karena mati lemas, keracunan. Untuk jenis racunnya apa, nanti menunggu hasil pemeriksaan labfor. Memang ada ditemukan cairan di dalam gelas, yakni di kamar tempat para korban tewas,” kata Hastry.
Agak Tertutup dengan Tetangga
Kasatreskrim Polres Pati AKP Agung Setyo sudah meminta keterangan tujuh saksi. Saksi kunci yakni Desi Novita Sari (Vita), anak pasutri tersebut masih dalam kondisishock . Duka mendalam tampak dari raut muka keempat anak pasangan Sukarman dan Suparni saat mengiringi pemakaman keduanya.
Kemarin sekitar pukul 10.00 WIB, keduanya dimakamkan di pemakaman Desa Sunggingwarno, Kecamatan Gabus yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah duka. Pasutri itu meninggalkan empat orang putra bernama Siska Irnawati, 26; Desi Novita Sari, 24; DickyTriSaputra, 10; Sera Aprilia Permata, 6.
Bakri, salah satu tetangga korban menyatakan, keluarga Sukarman dan istrinya merupakan keluarga yang ramah terhadap tetangga. Keduanya juga tergolong keluarga yang aktif dalam kegiatan keagamaan. “Pak Sukarman dan Bu Suparni sama-sama baik, keduanya aktif dalam kegiatan pengajian meskipun dengan tetangga sedikit tertutup,” ungkapnya.
Seperti diketahui, rumah yang menjadi lokasi kejadian menggegerkan ini merupakan rumah milik pasutri Sukarman dan Suparni. Ketiga mayat itu ditemukan oleh Vita, anak kedua dari pasutri Sukarman dan Suparni sekitar pukul 11.30 WIB. Mayat pertama yang ditemukan, yakni Sugianto yang terbujur kaku di atas kasur kamar tamu.
Sugianto ditemukan dalam posisi telentang dengan salah satu tangannya berada di atas wajah. Sementara Sukarman dan Suparni ditemukan meninggal di kamar pribadi. Suparni ditemukan di atas kasur dengan masih menggenggam gelas. Adapun Sukarman ditemukan di lantai samping kasur dengan keadaan tertelungkup.
Eka setiawan/ m oliez
Informasi sementara yang dihimpun, para korban itu melakukan ritual uji kesaktian. Namun, seusai menenggak racun, kesaktian yang diharapkan ternyata tak mempan dan mereka akhirnya tewas. Kapolres Pati AKBP Budi Haryanto membenarkan adanya dugaan para korban itu melakukan ritual tertentu sebelum tewas keracunan. “Sampai saat ini kami masih lakukan penyelidikan.
Ada satu orang saksi kunci, kami masih dalami. Bisa saja yang bersangkutan akan meningkat statusnya sebagai tersangka,” kata Kapolres saat ditemuiKORAN SINDO di kompleks Gubernuran, Jalan Pahlawan, Semarang seusai menghadiri rapat koordinasi penanggulangan paham Islamic State Islam and Syiria (ISIS) kemarin.
Kendati demikian, Budi belum bisa menyimpulkan apakah para korban itu menenggak racun sendiri atau diminumkan oleh orang lain. Yang jelas, saksi kunci yang disebut tersebut berada di lokasi saat kejadian berlangsung, dan kemudian melarikan diri beberapa saat setelah ketiga korban tewas. “Ada barang bukti yang diamankan, di antaranya cairan yang masih tersisa di dalam gelas.
Cairan di lambung dan usus ketiga korban juga diambil. Sekarang masih diteliti di Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri Cabang Semarang,” tambah perwira menengah yang tak lama lagi bertugas sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah ini. Dugaan adanya ritual tertentu sebelum para korban akhirnya tewas ini dikuatkan dengan hasil autopsi petugas Bidang Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah yang telah selesai kemarin dini hari.
“Lambungnya kosong dan memerah. Bisa jadi mereka puasa sehari sebelumnya,” kata Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian Bid Dokkes Polda Jawa Tengah AKBP Summy Hastry Purwanti kemarin. Dari autopsi yang dilakukan, ketiga korban tewas bersamaan, yakni Senin (6/4) sekitar pukul 10.00-11.30 WIB. “Penyebab kematian karena mati lemas, keracunan. Untuk jenis racunnya apa, nanti menunggu hasil pemeriksaan labfor. Memang ada ditemukan cairan di dalam gelas, yakni di kamar tempat para korban tewas,” kata Hastry.
Agak Tertutup dengan Tetangga
Kasatreskrim Polres Pati AKP Agung Setyo sudah meminta keterangan tujuh saksi. Saksi kunci yakni Desi Novita Sari (Vita), anak pasutri tersebut masih dalam kondisishock . Duka mendalam tampak dari raut muka keempat anak pasangan Sukarman dan Suparni saat mengiringi pemakaman keduanya.
Kemarin sekitar pukul 10.00 WIB, keduanya dimakamkan di pemakaman Desa Sunggingwarno, Kecamatan Gabus yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah duka. Pasutri itu meninggalkan empat orang putra bernama Siska Irnawati, 26; Desi Novita Sari, 24; DickyTriSaputra, 10; Sera Aprilia Permata, 6.
Bakri, salah satu tetangga korban menyatakan, keluarga Sukarman dan istrinya merupakan keluarga yang ramah terhadap tetangga. Keduanya juga tergolong keluarga yang aktif dalam kegiatan keagamaan. “Pak Sukarman dan Bu Suparni sama-sama baik, keduanya aktif dalam kegiatan pengajian meskipun dengan tetangga sedikit tertutup,” ungkapnya.
Seperti diketahui, rumah yang menjadi lokasi kejadian menggegerkan ini merupakan rumah milik pasutri Sukarman dan Suparni. Ketiga mayat itu ditemukan oleh Vita, anak kedua dari pasutri Sukarman dan Suparni sekitar pukul 11.30 WIB. Mayat pertama yang ditemukan, yakni Sugianto yang terbujur kaku di atas kasur kamar tamu.
Sugianto ditemukan dalam posisi telentang dengan salah satu tangannya berada di atas wajah. Sementara Sukarman dan Suparni ditemukan meninggal di kamar pribadi. Suparni ditemukan di atas kasur dengan masih menggenggam gelas. Adapun Sukarman ditemukan di lantai samping kasur dengan keadaan tertelungkup.
Eka setiawan/ m oliez
(bbg)