Ganja, Sabu, dan Pil Koplo Laris Manis
A
A
A
BATU - Ganja, sabu-sabu, dan pil koplo menjadi jenis narkoba dan psikotropika yang laris manis dikonsumsi warga Batu. Dari hasil tes urine Badan Narkotika Nasional Kota Batu, diketahui 10% warga pernah mengonsumsi narkoba.
Kemarin sebanyak 170 pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dari eselon II dan III kemarin mengikuti tes urine yang difasilitasi Badan Nasional Narkotika (BNN) Kota Batu. Tes urine yang diwajibkan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko ini dilakukan di ruang Bhakti Binapraja, Kota Batu, kemarin siang.
Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Masyarakat pada BNN Kota Batu Rose Iptriwulandhani mengatakan, tes urine pejabat Pemkot Batu merupakan upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan pejabat pemerintah. Saat ini penyalahgunaan narkoba sudah merambah semua lapisan usia, mulai pelajar, mahasiswa, sampai pejabat pemerintahan.
Jadi, Indonesia sudah darurat narkoba. “Tes urine semacam ini untuk mengetahui tingkat kejujuran pejabat Pemkot Batu, apakah termasuk pengguna narkoba atau bebas narkoba. Tes urine kali ini perintah langsung Wali Kota Batu,” kata Rose kemarin. Tahun lalu, ungkap Rode, BNN Kota Batu sudah melakukan tes urine bagi 1.500 orang.
Mereka berasal dari pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), karyawan tempat rekreasi, pelajar, kades dan lurah, termasuk karyawan perusahaan swasta di Kota Batu. “Hasil tes urine tahun 2014, kira-kira 5%–10% penduduk Kota Batu pernah mengonsumsi narkoba. Jadi, tugas semua pihak harus kerja sama memberantas peredaran narkoba,” ujar dia.
Jenis narkoba dan psikotropika yang dikonsumsi warga Kota Batu antara lain pil koplo, ganja, sabu-sabu, katinon. Untuk itu, Rose berharap, apabila ada teman, saudara, dan anak yang kecanduan narkoba, sebaiknya segera dilaporkan ke BNN untuk mendapatkan program rehabilitasi gratis. Di Batu, kata dia, ada pondok Dollos yang berlokasi di Songgoriti.
Selain itu, masih ada Rumah Sakit Jiwa Malang, RS Menur Surabaya, dan tempat rehabilitasi di Lido, Bogor. Tahun ini BNN pusat menargetkan 100.000 jiwa menerima program rehabilitasi karena penyalahgunaan narkoba. “Kalau semakin banyak pengguna masuk tempat rehabilitasi, peredaran gelap narkoba di masyarakat bisa terus ditekan,” kata dia.
Wali Kota Batu Eddy Rumpoko mengatakan, tes urine bagi pejabat Pemkot Batu merupakan bagian dari upaya pemberantasan narkoba yang digagas pemerintah pusat. Tahap awal, untuk kepala dinas, sekretaris, dan kepala bidang. Sasaran berikutnya kepala seksi (kasi). “Kegiatan ini rutin kami laksanakan di Pemkot Batu. Kami ingin mengetahui kejujuran mereka.
Sebagai abdi negara harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat dengan tidak mengonsumsi narkoba,” ujarnya. Kabag Humas Setda Kota Batu Sinal Abidin mengatakan, Wali Kota tidak pernah memberitahukan jika akan ada tes urine. Jadi informasi tes urine ini sifatnya sangat rahasia.
Maman adi saputro
Kemarin sebanyak 170 pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dari eselon II dan III kemarin mengikuti tes urine yang difasilitasi Badan Nasional Narkotika (BNN) Kota Batu. Tes urine yang diwajibkan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko ini dilakukan di ruang Bhakti Binapraja, Kota Batu, kemarin siang.
Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Masyarakat pada BNN Kota Batu Rose Iptriwulandhani mengatakan, tes urine pejabat Pemkot Batu merupakan upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan pejabat pemerintah. Saat ini penyalahgunaan narkoba sudah merambah semua lapisan usia, mulai pelajar, mahasiswa, sampai pejabat pemerintahan.
Jadi, Indonesia sudah darurat narkoba. “Tes urine semacam ini untuk mengetahui tingkat kejujuran pejabat Pemkot Batu, apakah termasuk pengguna narkoba atau bebas narkoba. Tes urine kali ini perintah langsung Wali Kota Batu,” kata Rose kemarin. Tahun lalu, ungkap Rode, BNN Kota Batu sudah melakukan tes urine bagi 1.500 orang.
Mereka berasal dari pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), karyawan tempat rekreasi, pelajar, kades dan lurah, termasuk karyawan perusahaan swasta di Kota Batu. “Hasil tes urine tahun 2014, kira-kira 5%–10% penduduk Kota Batu pernah mengonsumsi narkoba. Jadi, tugas semua pihak harus kerja sama memberantas peredaran narkoba,” ujar dia.
Jenis narkoba dan psikotropika yang dikonsumsi warga Kota Batu antara lain pil koplo, ganja, sabu-sabu, katinon. Untuk itu, Rose berharap, apabila ada teman, saudara, dan anak yang kecanduan narkoba, sebaiknya segera dilaporkan ke BNN untuk mendapatkan program rehabilitasi gratis. Di Batu, kata dia, ada pondok Dollos yang berlokasi di Songgoriti.
Selain itu, masih ada Rumah Sakit Jiwa Malang, RS Menur Surabaya, dan tempat rehabilitasi di Lido, Bogor. Tahun ini BNN pusat menargetkan 100.000 jiwa menerima program rehabilitasi karena penyalahgunaan narkoba. “Kalau semakin banyak pengguna masuk tempat rehabilitasi, peredaran gelap narkoba di masyarakat bisa terus ditekan,” kata dia.
Wali Kota Batu Eddy Rumpoko mengatakan, tes urine bagi pejabat Pemkot Batu merupakan bagian dari upaya pemberantasan narkoba yang digagas pemerintah pusat. Tahap awal, untuk kepala dinas, sekretaris, dan kepala bidang. Sasaran berikutnya kepala seksi (kasi). “Kegiatan ini rutin kami laksanakan di Pemkot Batu. Kami ingin mengetahui kejujuran mereka.
Sebagai abdi negara harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat dengan tidak mengonsumsi narkoba,” ujarnya. Kabag Humas Setda Kota Batu Sinal Abidin mengatakan, Wali Kota tidak pernah memberitahukan jika akan ada tes urine. Jadi informasi tes urine ini sifatnya sangat rahasia.
Maman adi saputro
(bbg)