Sindir Jokowi dengan Salat Taubat

Senin, 06 April 2015 - 10:48 WIB
Sindir Jokowi dengan Salat Taubat
Sindir Jokowi dengan Salat Taubat
A A A
PALEMBANG - Para maha siswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumsel menggelar salat taubat, kemarin.

Aksi teatrikal ini menjadi bentuk sin diran guna mengetuk hati Presiden Jokowi akan berbagai ke bijakan yang dinilai tidak memihak kepada rakyat, salah satunya menentukan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pada mekanisme pasar dunia. Aksi yang dimulai dengan longmarch dari halaman museum SMB II Palembang itu, cukup mendapatkan pengamanan ketat dari petugas kepolisian.

Dalam aksinya, para mahasiswa juga menggunakan topeng Jokowi dan berpakaian kemeja putih sebagai salah satu ciri khas Presiden ketujuh RI. Ketua Aliansi BEM Sumsel Febri Walanda mengatakan, menggelar teatrikal dan salat taubat dilakukan menjadi sin diran agar Presiden segera, merevisi dan mencabutseluruhkebijakanyang tidak membuat kepada rakyat sejahtera, apalagi mahasiswa.

“Mahasiswa ingin Presiden Jokowi itu bisa taubat. Beliau ha rus sadar, jika kebijakan penentuan harga minyak dalam negeri, meski itu juga subsidi, tidak boleh diserahkan pada pasar,” ungkapnya. Karena, kata dia, penentuan harga minyak yang menyerahkan pada mekanisme pasar menjadi cerminan rendahnya perlindungan pemerintah ter hadap rakyatnya. Kebijakan seperti itu, tentu membuat masyarakat sulit, apalagi ma hasiswa. Saat harga minyak terus naik, tentu akan memengaruhi biaya transportasi yang juga membuat biaya pendidikan akan semakin mahal.

“Harga minyak ini ber pengaruh besar pada kehidupan masyarakat. Karena itu, saat mekanismenya diserahkan pada pasar, tentu akan berpengaruh pada harga kebutuhan pokok, rakyat akan makin miskin, rakyat makin sulit hidup, dan mahasiswa tentu sulit berkuliah,” terang Presiden Mahasiswa Unsri ini.

Pelaksanaan salat taubat yang digelar di pelataran Bundaran Air Mancur Palembang dan sempat memacetkan arus lalu lintas. Ditambahkan Febri, tidak hanya penentuan harga minyak subsidi yang membuat masyarakat terhimpit. Beberapa harga kebutuhan pokok seperti beras dan lainnya juga semakin mahal. Bahkan, kebijakan penjualan aset sumber daya alam malah terus dilakukan pemerintah kepada asing.

“Sejak terpilih, Pak Jokowi terlalu turut perintah asing. Aki batnya, rakyat makin sulit, bahkan banyak kebijakan lain - nya tidak membawa imbas baik pada kehidupan masyarakat,” katanya. Ia mengatakan Aliansi BEM Sumsel yang terdiri dari perw akilan BEM dari Unsri, UMP, UIN, UIGM, Universitas Bina Husana dan lainnya akan terus melakukan penolakan terha - dap kebijakan Jokowi yang terlalu menyerahkan harga komoditi penting rakyat pada mekanisme pasar dunia.

“Mahasiswa akan terus mengkritisi kebijakan Presiden yang menyengsarakan rakyat. Aliansi ini akan berkembang pada kampus-kampus lainnya di Sumsel,” tandasnya. Sementara itu, perwakilan BEM UIN, Risman Eko mengatakan, kebijakan Presiden Jokowi, terutama penetapan harga BBM subsidi dan gas elpiji benar-benar menyiksa rakyat. Penetapan harga BBM memengaruhi kemampuan daya beli masyarakat hingga akhirnya makin menyulitkan masyarakat.

Ongkos Angkot Telanjur Naik

Sementara itu, meski Pe merintah Kota Palembang belum menetapkan tarif transportasi yang baru bagi angkutan penumpang, sejumlah supir su - dah menetapkan tarif baru.

Tasmalinda
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7848 seconds (0.1#10.140)