Pizza 1 Meter Tarik Pengunjung Hotel
A
A
A
Persaingan hotel di Kota Pahlawan semakin ketat. Hotel-hotel harus berani membuat terobosan agar eksistensi hotel bisa bertahan hingga bisa balik modal dalam pembangunan yang menghabiskan miliaran rupiah itu.
Inovasi untuk menarik pelanggan juga dilakukan Crown Prince Hotel. Apalagi hotel yang berada di tengah kota ini naik kelas dari bintang 3 plus menjadi bintang 4. Untuk menunjukkan kelasnya, Crown Hotel ini menjadikan kuliner sebagai upaya menaikkan pelanggan yang bisa meningkatkan okupansi hotel. Salah satu karyanya adalah membuat pizza berukuran 1 meter dengan lebar 50 cm.
Inovasi ini terbukti membuahkan hasil. Hampir setiap hari pemesan berjubelan bisa mencapai 8-10 orang. “Pemesannya terus bertambah. Kami akan menjadikan pizza ini menjadi ikon hotel ini,” ujar Sales dan Marketing Manager, Elok Variana setelah peringatan ulang tahun Crown Prince Hotel untuk pertama kalinya, kemarin. Keberadaan pizza ini menjadi daya tarik tersendiri karena sebagian tamu dari beberapa daerah, seperti Riau, Banjarmasin, dan Palembang, sangat terkesima.
Mereka mengaku belum pernah mendapatkan hotel yang memiliki inovasi tinggi. Selain itu, pelayanan juga ditingkatkan untuk menambah nasabah. Saat ini jumlah nasabah yang menjadi pelanggan hotel ini adalah corporate sebesar 40%, travel agensi 30%, govermant20%, dan sisanya perorangan yang memesan.
Crown akan terus berupaya mempertahankan dan tidak berpikir untuk ekspansi, kecuali hotel ini sudah penuh. “Kami ingin orang bicara hotel ya, ke Crown, bukan hotel lain,” ujar dia. Untuk bisa menjadi nomor satu, hotel ini melakukan terobosan dengan mencari ikonikon baru, seperti pizza raksasa dan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan kekhususan yang tidak ada di hotel lain.
“Dengan terobosan ini, okupansi kami lebih besar dibandingkan hotel lain di Jalan Basra ini,” ungkap Elok. Saat ini Crown Prince Hotel Surabaya menargetkan okupansi sepanjang tahun 2015 diatas 74%. Target ini mengalami kenaikan 65% dibandingkan dengan tahun 2014. “Kami optimistis target ini bakal tercapai.
Malah bisa melampaui karena Crown memiliki keunggulan sebagai hotel bisnis bintang 4 yang terletak di pusat kota Jalan Basuki Rahmat di kawasan bisnis Surabaya, dekat pusat pemerintahan maupun perkantoran, serta dekat stasiun kereta api,” ujar General Manager Crown Prince, Yanrio Marpaung. Pada kesempatan itu, Yanrio menerima plakat dari Lembaga Sertifikasi Usaha yang menyatakan Crown lulus sertifikasi.
Artinya, layak menyandang predikat sebagai hotel bintang 4 karena memenuhi persyaratan. Menurut Yanrio, proses memperoleh sertifikasi tersebut berlangsung sekitar 3 bulan. Kriteria penilaian di antaranya hotel memiliki lebih dari 150 kamar dengan fasilitas lengkap serta fasilitas pendukung, seperti kolam renang, fitness center, dan spa.
Crown memiliki 211 kamar terdiri dari 165 kamar standar dan 46 kamar eksekutif. Kamar memberikan kontribusi pendapatan terbesar, yaitu 62%, disusul F&B sebesar 25%, dan sisanya disumbang pemasukan lain-lain. Pendapatan Crown akan terus meningkat sebagaimana target okupansi yang ditetapkan tahun ini. Ia tidak khawatir menghadapi persaingan ketat di industri perhotelan dengan hadirnya hotel-hotel baru, terutama hotel bujetyang juga berada di pusat kota.
Arief Ardliyanto
Surabaya
Inovasi untuk menarik pelanggan juga dilakukan Crown Prince Hotel. Apalagi hotel yang berada di tengah kota ini naik kelas dari bintang 3 plus menjadi bintang 4. Untuk menunjukkan kelasnya, Crown Hotel ini menjadikan kuliner sebagai upaya menaikkan pelanggan yang bisa meningkatkan okupansi hotel. Salah satu karyanya adalah membuat pizza berukuran 1 meter dengan lebar 50 cm.
Inovasi ini terbukti membuahkan hasil. Hampir setiap hari pemesan berjubelan bisa mencapai 8-10 orang. “Pemesannya terus bertambah. Kami akan menjadikan pizza ini menjadi ikon hotel ini,” ujar Sales dan Marketing Manager, Elok Variana setelah peringatan ulang tahun Crown Prince Hotel untuk pertama kalinya, kemarin. Keberadaan pizza ini menjadi daya tarik tersendiri karena sebagian tamu dari beberapa daerah, seperti Riau, Banjarmasin, dan Palembang, sangat terkesima.
Mereka mengaku belum pernah mendapatkan hotel yang memiliki inovasi tinggi. Selain itu, pelayanan juga ditingkatkan untuk menambah nasabah. Saat ini jumlah nasabah yang menjadi pelanggan hotel ini adalah corporate sebesar 40%, travel agensi 30%, govermant20%, dan sisanya perorangan yang memesan.
Crown akan terus berupaya mempertahankan dan tidak berpikir untuk ekspansi, kecuali hotel ini sudah penuh. “Kami ingin orang bicara hotel ya, ke Crown, bukan hotel lain,” ujar dia. Untuk bisa menjadi nomor satu, hotel ini melakukan terobosan dengan mencari ikonikon baru, seperti pizza raksasa dan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan kekhususan yang tidak ada di hotel lain.
“Dengan terobosan ini, okupansi kami lebih besar dibandingkan hotel lain di Jalan Basra ini,” ungkap Elok. Saat ini Crown Prince Hotel Surabaya menargetkan okupansi sepanjang tahun 2015 diatas 74%. Target ini mengalami kenaikan 65% dibandingkan dengan tahun 2014. “Kami optimistis target ini bakal tercapai.
Malah bisa melampaui karena Crown memiliki keunggulan sebagai hotel bisnis bintang 4 yang terletak di pusat kota Jalan Basuki Rahmat di kawasan bisnis Surabaya, dekat pusat pemerintahan maupun perkantoran, serta dekat stasiun kereta api,” ujar General Manager Crown Prince, Yanrio Marpaung. Pada kesempatan itu, Yanrio menerima plakat dari Lembaga Sertifikasi Usaha yang menyatakan Crown lulus sertifikasi.
Artinya, layak menyandang predikat sebagai hotel bintang 4 karena memenuhi persyaratan. Menurut Yanrio, proses memperoleh sertifikasi tersebut berlangsung sekitar 3 bulan. Kriteria penilaian di antaranya hotel memiliki lebih dari 150 kamar dengan fasilitas lengkap serta fasilitas pendukung, seperti kolam renang, fitness center, dan spa.
Crown memiliki 211 kamar terdiri dari 165 kamar standar dan 46 kamar eksekutif. Kamar memberikan kontribusi pendapatan terbesar, yaitu 62%, disusul F&B sebesar 25%, dan sisanya disumbang pemasukan lain-lain. Pendapatan Crown akan terus meningkat sebagaimana target okupansi yang ditetapkan tahun ini. Ia tidak khawatir menghadapi persaingan ketat di industri perhotelan dengan hadirnya hotel-hotel baru, terutama hotel bujetyang juga berada di pusat kota.
Arief Ardliyanto
Surabaya
(bbg)