Hati-Hati, Jalan Nasional di Garut Berlubang
A
A
A
GARUT - Banyaknya lubang pada Jalan Raya Bandung-Tasikmalaya di wilayah Kecamatan Malangbong, Garut, Jawa Barat, memengaruhi tingkat kecelakaan lalu lintas. Pengguna jalan yang melintasi jalur nasional di kawasan ini diimbau ekstra hati-hati.
"Beberapa waktu lalu terjadi laka lantas (kecelakaan lalu lintas) di jalur Malangbong akibat jalan berlubang. Kondisi banyaknya lubang memang memengaruhi tingkat kecelakaan meski tidak meningkat secara signifikan," kata Kapolsek Malangbong AKP Suhartono, Kamis (2/4/2015).
Bila dirata-ratakan, tambah dia, kejadian laka lantas di jalur Malangbong terjadi satu kali dalam seminggu. Rusaknya jalan menjadi salah satu faktor penyumbang kecelakaan tersebut.
"Selalu saja ada kecelakaan dalam setiap minggunya. Memang tidak semuanya akibat jalan berlubang. Berkelok-kelok medan jalan juga rata-rata menjadi penyebab. Hal itu diperparah oleh kondisi kerusakan jalan," ujarnya.
Selain menyumbang terjadinya kecelakaan, banyaknya lubang berukuran besar dan dalam juga kerap mengganggu arus lalu lintas.
"Arus lalin sering terganggu pula. Apalagi jalur itu selalu dilalui kendaraan besar baik bus antarkabupaten dan provinsi, truk kontainer, serta kendaraan pribadi. Semua kendaraan ini mesti melambatkan lajunya saat melintas jalur Malangbong," ungkapnya.
Sebelumnya, Unit Pengaduan Masyarakat Komite Peduli Jawa Barat Victor Jhon Rantung menilai pemerintah terkesan membiarkan kerusakan pada ruas jalan nasional. Menurutnya, kerusakan jalan bukan hanya terjadi di jalur wilayah Garut, melainkan tersebar di beberapa kabupaten/kota.
Dari laporan dan pemantauan yang dilakukan pihaknya, rusaknya jalan setidaknya telah terjadi sejak Desember 2014.
"Sejak wilayah Jawa Barat diguyur hujan deras di Desember tahun lalu, kondisi jalan nasional di berbagai kabupaten/kota mulai banyak yang rusak dan berlubang. Empat bulan berlalu, pemerintah belum juga memperbaikinya," kata Victor di Garut.
Dia menyebut jalan nasional yang mengalami kerusakan ini di antaranya yaitu poros Cileunyi-Nagreg-Limbangan-Ciamis; Cibadak-Sukabumi-Cikembang-Pelabuhan Ratu; Sukabumi-Cianjur; Sukabumi-Bandung-Padalarang; Cileunyi-Sumedang-Pantura; dan beberapa jalan di kawasan Bandung metropolitan.
"Pemerintah terkesan melakukan pembiaran. Kerusakan di semua poros jalan ini merata. Di beberapa titik ruas jalan, ada lubang. Kami sangat menyayangkan pemerintah, dalam hal ini Balai Penanganan Jalan Nasional Wilayah IV Jawa Barat, Banten, dan DKI, selaku pihak yang bertanggung jawab melakukan pemeliharaan. Sama sekali tidak ada upaya dari mereka," ujarnya.
Menurutnya, kerusakan jalan sangat berpotensi terhadap tingginya angka kecelakaan. Selain itu, buruknya kondisi jalan juga memengaruhi perekonomian masyarakat.
"Beberapa waktu lalu terjadi laka lantas (kecelakaan lalu lintas) di jalur Malangbong akibat jalan berlubang. Kondisi banyaknya lubang memang memengaruhi tingkat kecelakaan meski tidak meningkat secara signifikan," kata Kapolsek Malangbong AKP Suhartono, Kamis (2/4/2015).
Bila dirata-ratakan, tambah dia, kejadian laka lantas di jalur Malangbong terjadi satu kali dalam seminggu. Rusaknya jalan menjadi salah satu faktor penyumbang kecelakaan tersebut.
"Selalu saja ada kecelakaan dalam setiap minggunya. Memang tidak semuanya akibat jalan berlubang. Berkelok-kelok medan jalan juga rata-rata menjadi penyebab. Hal itu diperparah oleh kondisi kerusakan jalan," ujarnya.
Selain menyumbang terjadinya kecelakaan, banyaknya lubang berukuran besar dan dalam juga kerap mengganggu arus lalu lintas.
"Arus lalin sering terganggu pula. Apalagi jalur itu selalu dilalui kendaraan besar baik bus antarkabupaten dan provinsi, truk kontainer, serta kendaraan pribadi. Semua kendaraan ini mesti melambatkan lajunya saat melintas jalur Malangbong," ungkapnya.
Sebelumnya, Unit Pengaduan Masyarakat Komite Peduli Jawa Barat Victor Jhon Rantung menilai pemerintah terkesan membiarkan kerusakan pada ruas jalan nasional. Menurutnya, kerusakan jalan bukan hanya terjadi di jalur wilayah Garut, melainkan tersebar di beberapa kabupaten/kota.
Dari laporan dan pemantauan yang dilakukan pihaknya, rusaknya jalan setidaknya telah terjadi sejak Desember 2014.
"Sejak wilayah Jawa Barat diguyur hujan deras di Desember tahun lalu, kondisi jalan nasional di berbagai kabupaten/kota mulai banyak yang rusak dan berlubang. Empat bulan berlalu, pemerintah belum juga memperbaikinya," kata Victor di Garut.
Dia menyebut jalan nasional yang mengalami kerusakan ini di antaranya yaitu poros Cileunyi-Nagreg-Limbangan-Ciamis; Cibadak-Sukabumi-Cikembang-Pelabuhan Ratu; Sukabumi-Cianjur; Sukabumi-Bandung-Padalarang; Cileunyi-Sumedang-Pantura; dan beberapa jalan di kawasan Bandung metropolitan.
"Pemerintah terkesan melakukan pembiaran. Kerusakan di semua poros jalan ini merata. Di beberapa titik ruas jalan, ada lubang. Kami sangat menyayangkan pemerintah, dalam hal ini Balai Penanganan Jalan Nasional Wilayah IV Jawa Barat, Banten, dan DKI, selaku pihak yang bertanggung jawab melakukan pemeliharaan. Sama sekali tidak ada upaya dari mereka," ujarnya.
Menurutnya, kerusakan jalan sangat berpotensi terhadap tingginya angka kecelakaan. Selain itu, buruknya kondisi jalan juga memengaruhi perekonomian masyarakat.
(zik)