Istri Mantan Ketua MUI Sulut Tewas Dibunuh Perampok
A
A
A
MANADO - Hj Amina Potabuga (60) istri mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut KH Fauzi Nurani tewas dibunuh perampok yang menyatroni rumahnya.
Wanita tua ini ditemukan tewas dekat ruang makan dalam rumahnya di Kelurahan Mahawu, Lingkungan III, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Rabu malam (1/4/2015).
Rahmawati Fauzi (33) anak korban yang pertama kali menemukan ibunya tewas, sekitar pukul 18.30 Wita, sangat shock.
"Saat saya tiba di rumah, semua pintu dan jendela terkunci. Saya melihat dari kaca di sekiling rumah, akhirnya saya melihat ibu saya itu terlentang bersimbah darah di belakang, dekat meja makan," kata Rahmawati menangis histeris, Rabu (1/4/2015).
Akibat Titi, sapaan akrab Rahmawati ini berteriak histeris melihat ibunya tak bergerak, mengundang perhatian warga setempat.
Dibantu warga, pintu depan pun didobrak massa (warga). "Masya Allah," teriak warga melihat seluruh isi rumah itu yang berantakan.
Meja, kursi, ratusan buku yang tersusun dan hampir seluruh perabotan rumah tumpah ruah di dalam rumah yang diduga akibat terjadi perlawanan sebelum korban tewas.
Polisi yang datang ke TKP langsung memasang, garis polisi (police line) di dalam dan luar rumah korban, karena warga yang datang tidak kurang dari seribu orang. Kondisi jalan macet total, berjalan pun sangat susah.
"Kasihan itu ibu (korban). Semasa hidupnya sangat ramah dan murah hati. Malahan pohon rambutan yang ada di depan rumahnya itu, jika berbuah beliau membagi-bagikan pada warga, bahkan kami disuruh ambil sendiri," ujar Usman, tetangga korban.
Diketahui, korban adalah pensiunan PNS Kemenag Provinsi Sulut. Almarhum meninggalkan tiga orang anak dan tujuh cucu.
Hingga berita ini diturunkan, jenazah korban sudah dibawa ke RSUP Prof Dr RD Kandou Malalayang untuk diautopsi.
Wanita tua ini ditemukan tewas dekat ruang makan dalam rumahnya di Kelurahan Mahawu, Lingkungan III, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Rabu malam (1/4/2015).
Rahmawati Fauzi (33) anak korban yang pertama kali menemukan ibunya tewas, sekitar pukul 18.30 Wita, sangat shock.
"Saat saya tiba di rumah, semua pintu dan jendela terkunci. Saya melihat dari kaca di sekiling rumah, akhirnya saya melihat ibu saya itu terlentang bersimbah darah di belakang, dekat meja makan," kata Rahmawati menangis histeris, Rabu (1/4/2015).
Akibat Titi, sapaan akrab Rahmawati ini berteriak histeris melihat ibunya tak bergerak, mengundang perhatian warga setempat.
Dibantu warga, pintu depan pun didobrak massa (warga). "Masya Allah," teriak warga melihat seluruh isi rumah itu yang berantakan.
Meja, kursi, ratusan buku yang tersusun dan hampir seluruh perabotan rumah tumpah ruah di dalam rumah yang diduga akibat terjadi perlawanan sebelum korban tewas.
Polisi yang datang ke TKP langsung memasang, garis polisi (police line) di dalam dan luar rumah korban, karena warga yang datang tidak kurang dari seribu orang. Kondisi jalan macet total, berjalan pun sangat susah.
"Kasihan itu ibu (korban). Semasa hidupnya sangat ramah dan murah hati. Malahan pohon rambutan yang ada di depan rumahnya itu, jika berbuah beliau membagi-bagikan pada warga, bahkan kami disuruh ambil sendiri," ujar Usman, tetangga korban.
Diketahui, korban adalah pensiunan PNS Kemenag Provinsi Sulut. Almarhum meninggalkan tiga orang anak dan tujuh cucu.
Hingga berita ini diturunkan, jenazah korban sudah dibawa ke RSUP Prof Dr RD Kandou Malalayang untuk diautopsi.
(sms)