Buku Agama Kurikulum 2013 Belum Ditarik

Rabu, 01 April 2015 - 09:46 WIB
Buku Agama Kurikulum 2013 Belum Ditarik
Buku Agama Kurikulum 2013 Belum Ditarik
A A A
UNGARAN - Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang memuat pemahaman Islam radikal masih berada di sekolah di Kabupaten Semarang.

Di sejumlah SMA/SMK, khususnya yang menerapkan Kurikulum 2013, buku berisi ajaran menyesatkan tersebut masih menjadi pegangan siswa. Berdasarkan penelusuran, buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas XI SMA/sederajat ini di antaranya masih ada di SMAN 1 dan SMAN 2, Ungaran.

Di SMAN 1 buku sudah terbagi dan sampai sekarang masih menjadi acuan siswa untuk pelajaran agama Islam. Pasalnya, sekolah tersebut masih menerapkan Kurikulum 2013. “Ya masih ada di siswa,” ujar guru agama Islam SMAN 1 Leni. Leni mengakui ada sejumlah materi pelajaran yang kurang pas di buku tersebut dan telah disampaikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang.

Pihak dinas sudah berjanji segera menarik buku dari sekolah penerima tapi hingga sekarang belum ada tindak lanjutnya. “Prinsipnya, kalau Dinas Pendidikan dan Kebudayaan siap menarik, kami pun akan melaksanakannya. Berapa jumlah buku, sesuai dengan jumlah siswa muslim yang ada,” ujarnya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 2 Abu Hanafi membenarkan buku yang dipersoalkan tersebut masih tersimpan di perpustakaan sekolahnya.

Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti belum terbagi ke siswa lantaran buku itu produk Kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014. “Memang belum sempat digunakan dan semuanya masih kami simpan di perpus (perpustakaan) karena kami belum menggunakan K13,” ungkapnya. Menurut Abu, dalam pengamatannya ada sejumlah konten yang kurang pas dalam buku tersebut.

Di bab 10 pada pokok pembahasan Perkembangan Islam pada Masa Modern disebutkan sejumlah tokohtokoh pembaharuan dunia Islam masa modern, di antaranya nama Mohammad bin Abdul Wahab. “Tapi pemasangan gambar tokoh ini di halaman 169 salah. Setahu saya, gambar yang dipasang bukan foto Mohammad bin Abdul Wahab,” ungkapnya.

Hal lain, di halaman 170 tentang ajaran tauhid Mohammad bin Abdul Wahab, khususnya poin a menjelaskan, yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah Swt, dan orang yang menyembah selain Allah Swt, telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh . Bagi Abu, buku panduan pelajaran ini menjadi kurang pas untuk diajarkan kepada para siswa karena sangat tidak mencerminkan ajaran Islam yang ada di Indonesia. “Kebetulan di SMAN 2 Ungaran ini mendapatkan jatah sebanyak 290 eksemplar buku,” ucapnya.

Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Taufiqurrahman menyatakan secepatnya akan menelaah isi buku dengan melibatkan Kemenag Kabupaten Semarang. “Sudah kami minta buku yang ada segera dikumpulkan dan akan kami telaah dengan Kemenag. Hasil telaah akan kami sampaikan ke Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk direvisi,” paparnya.

Agus joko
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8959 seconds (0.1#10.140)