Listrik Padam, KNIA Terganggu
A
A
A
MEDAN - Kemegahan Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) tidak sepadan dengan pelayanan yang diberikan. Bandara terbesar kedua di Indonesia ini kerap mengalami pemadaman listrik, seperti yang terjadi kemarin.
Listrik padam mulai pukul 12.05 sampai pukul 15.00 WIB sehingga mengganggu operasional bandara pengganti Polonia itu. Akibatnya sejumlah fasilitas di bandara berkode KNO itu tidak berfungsi, seperti eskalator, elevator, layar monitor, lampu penerangan di restoran, baik di lantai I maupun lantai III.
Kondisi ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan para penumpang maupun pengguna jasa. Selain itu, stakeholder terkait, seperti imigrasi, maskapai, dan restoran juga tidak bisa memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang dan pengguna jasa.
Bahkan, proses chek inharus dilakukan secara manual sehingga mengakibat petugas maskapai kewalahan melayani para penumpang. Akibatnya menimbulkan antrean panjang seperti yang terjadi di counter chek in maskapai Citilink dan Lion Air.
Selain itu, padamnya listrik juga mengakibatkan tidak berfungsinya bagage handling system (BHS) sehingga bagasi penumpang harus diantar secara manualke makeup areayang tentu saja akan memerlukan waktu yang cukup lama, dan merepotkan petugas maskapai.
Seorang penumpang yang baru tiba dari Jeddah, Arab Saudi untuk melaksanakan umrah, JS Naibaho, 45, mengatakan, kecewa karena harus tertahan lebih lama di bandara lantaran listrik padam. “Barang- barang yang saya bawa masih tertahan di bagasi dan harus mengambil setelah listrik hidup,” katanya, kemarin.
Seorang keluarga penumpang, Tariana, 36, mengaku tidak heran dengan pemadaman listrik yang terjadi. Apalagi, menurut dia, masyarakat Sumut dinilai sudah terbiasa dengan keadaan ini. Namun, dia menyayangkan pemadaman dilakukan tanpa pemberitahuan kepada masyarakat luas terlebih dahulu. “Maunya informasi pemadaman disampaikan kepada masyarakat agar tidak bingung sendiri seperti sekarang ini (kemarin),” ucapnya.
Dika, 32, warga Medan penumpang Lion Air tujuan Jakarta nomor penerbangan JT 387 dengan jadwal keberangkatan pukul 13.50, juga mengaku sangat kecewa. ”Kecewalah dengan pelayanan seperti ini, kalau sudah seperti ini penerbangan pasti delay,” ujarnya.
Dia mengaku sudah mengantre untuk chek in selama 1 jam lebih, padahalnya pesawatnya berangkat sekitar 30 menit lagi, tapi antrean masih panjang. Adapun Tono, 25, penumpang Lion Air tujuan Banda Aceh dengan jadwal keberangkatan pukul 14.50, yang datang ke bandara bersama temannya, terpaksa chek in secara manual dibantu petugas maskapai karena listrik tibatiba padam.
“(KNIA) Tak layak disebut bandara bertaraf internasional jika pelayanannya masih seperti ini, yakni listrik tiba-tiba padam,” katanya. Sedangkan, Nisa, pengguna jasa di KNIA yang sedang menunggu tamunya mengatakan, melihat lima orang, di antaranya ibu dan anak terjebak di lift yang akan naik ke lantai III saat listrik padam. Kelimanya pun terjebak hampir selama 10 menit. Selain itu, AC di KNIA sempat tidak berfungsi saat listrik padam.
Sementara itu, Airport Duty Manajer KNIA, Indra Lubis mengaku saat padam listrik, lampu serta komputer dan dua layar monitor informasi jadwal kedatangan dan keberangkatan tidak berfungsi. Listrik padam sekitar pukul 12.05 disebabkan alat uniterruptible power supply (UPS) yang bermasalah. Hal ini pun sudah diatasi dengan genset, tapi tidak terlayani semua. ”Tapi, sudah diatasi dengan genset, tapi tidak semua terlayani,’’ tandasnya.
Manajer Humas KNIA, Dewandono Prastyo menjelaskan, mereka belum mengetahui penyebab padamnya listrik. ”Saat ini masih dilakukan pengecekan, apakah dari main power system atau PLN yang bermasalah,” paparnya.
Dia mengklaim listrik padam hanya 35 menit, mulai pukul 12.05- 12.40. Menurut dia, Untuk areal penting, listrik sudah menyala, seperti areal chek in, BHS dan lift. Namun, travelator, eskalator dan lampu di perkantoran Officer In Charge (OIC) masih padam hingga pukul 14.00.
Sementara itu, Ketua Airlines Operators Committe (AOC) Rahmat Iskandar Winata menjelaskan, sekitar pukul 12.00, listrik padam di KNIA dan normal kembali pukul 15.15. Dia menjelaskan berdasarkan informasi yang diperolehnya, bahwa listrik padam disebabkan gardu listrik yang ada di sekitar Depot Pertamina di Bandara Kualanamu ada yang terbakar.
Dia menyesalkan genset di bandara tidak selalu siap jika ada pemadaman listrik. ”Setiap rapat, PT Angkasa Pura (AP) II mengatakan genset selalu siap, tapi kenyataannya seperti ini, untuk starter saja memerlukan waktu satu jam,” tuturnya.
Dia menegaskan, akibat listrik padam ini, proses chek in harus dilakukan secara manual dan BHS tidak berfungsi. ”Di area chek in dan BHS selama 30 menit listrik padam, tapi di daerah lainnya baru normal sekira pukul 15.15,” ungkapnya.
Bahkan akibat tidak berfungsinya BHS ini, sebanyak 13 bagasi penumpang AirAsia tujuan Kuala Lumpur baru turun setelah pesawat berangkat. Akibatnya ke-13 bagasi tesebut harus diterbangkan di penerbangan berikutnya dan pihak maskapai harus mengantarkannya ke alamat masing-masing penumpang pemilik. Tentu saja ini merugikan maskapai.
Hal serupa juga dialami penumpang Lion Air tujuan Jakarta. ”Sedangkan pesawat Garuda nomor penerbangan GA 187 tujuan Jakarta harus tertunda penerbangan selama sekitar 40 menit, yakni seharusnya terbang pukul 12.20 baru bisa terbang pukul 13.00. Ini disebabkan garbarata tidak bisa ditarik mundur karena listrik padam sehingga terpaksa pesawat didorong mundur baru bisa terbang. Hal yang sama juga dialami pesawat Sriwijaya Air tujuan Jakarta,” imbuh dia.
Selain itu, maskapai Saudi Arabian Airlines tujuan Jeddah juga harus delay karena dokumen untuk kelengkapan penerbangan belum dapat diproses seperti manifes yang harus dikerjakan melalui internet dan di-print. Hal yang sama juga dialami maskapai Lion Air yang harus tertunda penerbangannya karena manifes penumpang tidak bisa di-print.
Rahmat menegaskan, pihaknya akan langsung menyampaikan keluhan ini di dalam rapat karena surat yang disampaikan ke OIC sering tidak dibalas. ”Permintaan maaf dari PT AP II ke AOC hanya melalui telepon. Tidak ada kompensasi dari PT AP II kepada maskapai. Maskapai yang menangani kompensasi kepada penumpang,” bebernya.
Terpisah, Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Bandara Kualanamu, M Nasir Usman menjelaskan padamnya listrik tejadi dalam dua tahap. Pertama sekitar pukul 12.00 dan langsung diperbaiki. Kedua terjadi pukul 13.45 sampai pukul 14.30. ”Listrik padam disebabkan UPS bermasalah, sekitar pukul 15.00 sudah normal kembali,” katanya.
Menurut dia, yang bermasalah adalah arus listrik dari PLN ke restoran dan tenanttenant, sedangkan arus listrik ke alat-alat penting untuk operasional normal sehingga arus tidak otomatis ke UPS. “Arus listrik tidak otomastis ke UPS, namun tetap diawasi. Memang ada gangguan tetapi tidak terlalu siginifikan,” tukasnya.
Humas PT PLN Wilayah Sumut, Mustafrizal mengatakan sepanjang hari kemarin tidak ada defisit di wilayah KNIA sehingga kecil kemungkinan pemadaman bersumber dari PLN. “Saya tahu ada pemadaman di Kualanamu hari ini (kemarin). Dari informasi yang saya dapat ada gangguan jaringan di pihak bandara. Tapi, itu masih harus ditanyakan kembali titiknya (gangguan) dimana,” paparnya.
Dikatakan dia, secara keseluruhan kemarin, PLN memastikan tidak terjadi defisit di Sumut karena merupakan hari libur, dimana pemakaian industri berkurang sehingga dialihkan untuk pelanggan umum.
Kalaupun ada defisit, PLN tidak akan memadamkan listrik di kawasan bandara karena merupakan objek vital yang harus mendapat prioritas sama halnya dengan rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.
“Bisa dipastikan bandara tidak akan padam kalau defisit. Jika ada (defisit), kami pasti akan informasikan terlebih dahulu dan mereka bisa manfaatkan genset sebagai back up. Jadi tidak mungkin dibiarkan padam begitu saja tanpa ada persiapan terlebih dahulu dari pihak bandara karena merupakan objek vital,” pungkasnya.
M andi yusri/Siti amelia/ Jelia amelida
Listrik padam mulai pukul 12.05 sampai pukul 15.00 WIB sehingga mengganggu operasional bandara pengganti Polonia itu. Akibatnya sejumlah fasilitas di bandara berkode KNO itu tidak berfungsi, seperti eskalator, elevator, layar monitor, lampu penerangan di restoran, baik di lantai I maupun lantai III.
Kondisi ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan para penumpang maupun pengguna jasa. Selain itu, stakeholder terkait, seperti imigrasi, maskapai, dan restoran juga tidak bisa memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang dan pengguna jasa.
Bahkan, proses chek inharus dilakukan secara manual sehingga mengakibat petugas maskapai kewalahan melayani para penumpang. Akibatnya menimbulkan antrean panjang seperti yang terjadi di counter chek in maskapai Citilink dan Lion Air.
Selain itu, padamnya listrik juga mengakibatkan tidak berfungsinya bagage handling system (BHS) sehingga bagasi penumpang harus diantar secara manualke makeup areayang tentu saja akan memerlukan waktu yang cukup lama, dan merepotkan petugas maskapai.
Seorang penumpang yang baru tiba dari Jeddah, Arab Saudi untuk melaksanakan umrah, JS Naibaho, 45, mengatakan, kecewa karena harus tertahan lebih lama di bandara lantaran listrik padam. “Barang- barang yang saya bawa masih tertahan di bagasi dan harus mengambil setelah listrik hidup,” katanya, kemarin.
Seorang keluarga penumpang, Tariana, 36, mengaku tidak heran dengan pemadaman listrik yang terjadi. Apalagi, menurut dia, masyarakat Sumut dinilai sudah terbiasa dengan keadaan ini. Namun, dia menyayangkan pemadaman dilakukan tanpa pemberitahuan kepada masyarakat luas terlebih dahulu. “Maunya informasi pemadaman disampaikan kepada masyarakat agar tidak bingung sendiri seperti sekarang ini (kemarin),” ucapnya.
Dika, 32, warga Medan penumpang Lion Air tujuan Jakarta nomor penerbangan JT 387 dengan jadwal keberangkatan pukul 13.50, juga mengaku sangat kecewa. ”Kecewalah dengan pelayanan seperti ini, kalau sudah seperti ini penerbangan pasti delay,” ujarnya.
Dia mengaku sudah mengantre untuk chek in selama 1 jam lebih, padahalnya pesawatnya berangkat sekitar 30 menit lagi, tapi antrean masih panjang. Adapun Tono, 25, penumpang Lion Air tujuan Banda Aceh dengan jadwal keberangkatan pukul 14.50, yang datang ke bandara bersama temannya, terpaksa chek in secara manual dibantu petugas maskapai karena listrik tibatiba padam.
“(KNIA) Tak layak disebut bandara bertaraf internasional jika pelayanannya masih seperti ini, yakni listrik tiba-tiba padam,” katanya. Sedangkan, Nisa, pengguna jasa di KNIA yang sedang menunggu tamunya mengatakan, melihat lima orang, di antaranya ibu dan anak terjebak di lift yang akan naik ke lantai III saat listrik padam. Kelimanya pun terjebak hampir selama 10 menit. Selain itu, AC di KNIA sempat tidak berfungsi saat listrik padam.
Sementara itu, Airport Duty Manajer KNIA, Indra Lubis mengaku saat padam listrik, lampu serta komputer dan dua layar monitor informasi jadwal kedatangan dan keberangkatan tidak berfungsi. Listrik padam sekitar pukul 12.05 disebabkan alat uniterruptible power supply (UPS) yang bermasalah. Hal ini pun sudah diatasi dengan genset, tapi tidak terlayani semua. ”Tapi, sudah diatasi dengan genset, tapi tidak semua terlayani,’’ tandasnya.
Manajer Humas KNIA, Dewandono Prastyo menjelaskan, mereka belum mengetahui penyebab padamnya listrik. ”Saat ini masih dilakukan pengecekan, apakah dari main power system atau PLN yang bermasalah,” paparnya.
Dia mengklaim listrik padam hanya 35 menit, mulai pukul 12.05- 12.40. Menurut dia, Untuk areal penting, listrik sudah menyala, seperti areal chek in, BHS dan lift. Namun, travelator, eskalator dan lampu di perkantoran Officer In Charge (OIC) masih padam hingga pukul 14.00.
Sementara itu, Ketua Airlines Operators Committe (AOC) Rahmat Iskandar Winata menjelaskan, sekitar pukul 12.00, listrik padam di KNIA dan normal kembali pukul 15.15. Dia menjelaskan berdasarkan informasi yang diperolehnya, bahwa listrik padam disebabkan gardu listrik yang ada di sekitar Depot Pertamina di Bandara Kualanamu ada yang terbakar.
Dia menyesalkan genset di bandara tidak selalu siap jika ada pemadaman listrik. ”Setiap rapat, PT Angkasa Pura (AP) II mengatakan genset selalu siap, tapi kenyataannya seperti ini, untuk starter saja memerlukan waktu satu jam,” tuturnya.
Dia menegaskan, akibat listrik padam ini, proses chek in harus dilakukan secara manual dan BHS tidak berfungsi. ”Di area chek in dan BHS selama 30 menit listrik padam, tapi di daerah lainnya baru normal sekira pukul 15.15,” ungkapnya.
Bahkan akibat tidak berfungsinya BHS ini, sebanyak 13 bagasi penumpang AirAsia tujuan Kuala Lumpur baru turun setelah pesawat berangkat. Akibatnya ke-13 bagasi tesebut harus diterbangkan di penerbangan berikutnya dan pihak maskapai harus mengantarkannya ke alamat masing-masing penumpang pemilik. Tentu saja ini merugikan maskapai.
Hal serupa juga dialami penumpang Lion Air tujuan Jakarta. ”Sedangkan pesawat Garuda nomor penerbangan GA 187 tujuan Jakarta harus tertunda penerbangan selama sekitar 40 menit, yakni seharusnya terbang pukul 12.20 baru bisa terbang pukul 13.00. Ini disebabkan garbarata tidak bisa ditarik mundur karena listrik padam sehingga terpaksa pesawat didorong mundur baru bisa terbang. Hal yang sama juga dialami pesawat Sriwijaya Air tujuan Jakarta,” imbuh dia.
Selain itu, maskapai Saudi Arabian Airlines tujuan Jeddah juga harus delay karena dokumen untuk kelengkapan penerbangan belum dapat diproses seperti manifes yang harus dikerjakan melalui internet dan di-print. Hal yang sama juga dialami maskapai Lion Air yang harus tertunda penerbangannya karena manifes penumpang tidak bisa di-print.
Rahmat menegaskan, pihaknya akan langsung menyampaikan keluhan ini di dalam rapat karena surat yang disampaikan ke OIC sering tidak dibalas. ”Permintaan maaf dari PT AP II ke AOC hanya melalui telepon. Tidak ada kompensasi dari PT AP II kepada maskapai. Maskapai yang menangani kompensasi kepada penumpang,” bebernya.
Terpisah, Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Bandara Kualanamu, M Nasir Usman menjelaskan padamnya listrik tejadi dalam dua tahap. Pertama sekitar pukul 12.00 dan langsung diperbaiki. Kedua terjadi pukul 13.45 sampai pukul 14.30. ”Listrik padam disebabkan UPS bermasalah, sekitar pukul 15.00 sudah normal kembali,” katanya.
Menurut dia, yang bermasalah adalah arus listrik dari PLN ke restoran dan tenanttenant, sedangkan arus listrik ke alat-alat penting untuk operasional normal sehingga arus tidak otomatis ke UPS. “Arus listrik tidak otomastis ke UPS, namun tetap diawasi. Memang ada gangguan tetapi tidak terlalu siginifikan,” tukasnya.
Humas PT PLN Wilayah Sumut, Mustafrizal mengatakan sepanjang hari kemarin tidak ada defisit di wilayah KNIA sehingga kecil kemungkinan pemadaman bersumber dari PLN. “Saya tahu ada pemadaman di Kualanamu hari ini (kemarin). Dari informasi yang saya dapat ada gangguan jaringan di pihak bandara. Tapi, itu masih harus ditanyakan kembali titiknya (gangguan) dimana,” paparnya.
Dikatakan dia, secara keseluruhan kemarin, PLN memastikan tidak terjadi defisit di Sumut karena merupakan hari libur, dimana pemakaian industri berkurang sehingga dialihkan untuk pelanggan umum.
Kalaupun ada defisit, PLN tidak akan memadamkan listrik di kawasan bandara karena merupakan objek vital yang harus mendapat prioritas sama halnya dengan rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.
“Bisa dipastikan bandara tidak akan padam kalau defisit. Jika ada (defisit), kami pasti akan informasikan terlebih dahulu dan mereka bisa manfaatkan genset sebagai back up. Jadi tidak mungkin dibiarkan padam begitu saja tanpa ada persiapan terlebih dahulu dari pihak bandara karena merupakan objek vital,” pungkasnya.
M andi yusri/Siti amelia/ Jelia amelida
(ftr)