Buku PAI Kontroversial Bakal Ditarik
A
A
A
JOMBANG - Desakan penarikan buku Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XIoleh sejumlah kalangan membuat Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Jombang berbalik arah. Setelah sebelumnya tak berencana menarik buku kontroversial itu, kini Dindik berjanji akan melakukan penarikan.
Kepala Dindik Kabupaten Jombang Muntholib mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan sejumlah kalangan. Penarikan itu juga dilatarbelakangi dari perintah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. ”Agar tak menimbulkan polemik dan untuk kepentingan bersama, kami akan menarik buku Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik (KLKPD)yang banyak diprotes itu,” terang Muntholib, kemarin.
Disinggung kapan penarikan dilakukan, Muntholib tak menyebut. Hanyakata dia, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan sekolah-sekolah yang menggunakan buku ini. Selain menarik buku yang diterbitkan mengacu buku sekolah elektronik (BSE) terbitan Kemendiknas itu,pihaknya juga akan merevisi. ”Secepatnya akan ditarik. Ini (penarikan) sudah kita sosialisasikan). Mungkin mulai besok (hari ini) dan nantiakan ada tim untuk melakukan revisi,” tandasnya.
Lebih jauh Muntholib menyebut, buku yang diterbitkan MGMP KabupatenJombang itu bukanlah hasil rumusan tim sendiri. Menurutnya, tim mengunduh dari situs Kemendikbud. Dan menurutnya, BSE yang diterbitkan diterbitkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu adalah acuan resmi. ”Itu acuan nasional. Dan Kemendikbud mengatakan bukan hanya Jombang yang menggunakan acuan itu,” tegasnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid juga meminta agar buku tersebut ditarik. Dia menilai, tim perumus tak jeli dalam melakukan koreksi. Menurutnya, seharusnya sebelum diterbitkan, materi ini harus dikoreksi secara berjenjang.
”Masa membunuh itudibenarkan, itu jelas salah. Harusnya tim perumus membaca dan menelaah dulu sebelum buku diterbitkan,” ujar Gus Sholah, sapaan akrab KH Salahuddin Wahid. Adik kandung mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menambahkan, ini kesalahan teks dalam buku pelajaran agama atau teksbuku pelajaran yang lain dan berpotensi menimbulkan konflik itu telah beberapa kali terjadi. Ia lantas menyebut kasus yang menimpa Gus Dur.
Dalam sebuah buku pelajaran, Gus Dur ”divonis” jatuh dari kursi Presiden lantaran kasus korupsi. ”Ini juga tidak benar. Sesuatu yang salah lalu diberikan ke pelajar, justru menjadikan pelajar itu salahfaham,” tandasnya.
Koordinator Gus Durian Jawa Timur Aan Anshori meminta agar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi atas BSE Pendidikan Agama Islam yang diterbitkan Kemandikbud sendiri. Menurutnya, ada dugaan jika Kemendikbud telah disusupi orangorang yang memiliki faham radikal.
”Sudah jelas dalam BSE itu, tim perumus hanya mengakomodasi tokoh- tokoh Islam dari kelompok wahabi dan radikal,” kata Aan Anshori.Dia juga menyesalkan kenapa BSE terbitan Kemendikbud itu justru lolos dari revisi sebelum dicetak. Dampaknya kata dia, banyak daerah yangmengadopsi isi BSE yang dianggap sesat itu.
”Dan tidak hanya diJombang ini terjadi. Banyak kabupaten dan kota lain yang jugamengadopsi materi BSE sesat itu. Kemendikbud harus mengevluasi masalah ini dan harus tuntas melakukan investigasi siapa pencetus materi menyesatkan itu,” tegasnya.
Seperti diketahui, warga Jombang digegerkan dengan terbitnya buku PAI untuk kelas XI yang isinya dianggap menyesatkan. Salah satu yang menjadi kontroversi adalah terdapat di halaman 77. Di poin a) buku itu tertulis pendapat Muhammad Bin Abdul Wahab yang menyatakan bahwa yangmenyembah selain Allah telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh.
Pendapat lain yang menjadi kontroversi yakni menyebut bama nabi, syekh atau malaikat sebagai perantara dalam doa juga dianggap musyrik. Tak hanya itu, pendapat Muhammad Bin Abdul Wahab yang menyatakan bahwa meminta syafaat selain dari Allah adalah syirik, juga disoal.
Tritus julan
Kepala Dindik Kabupaten Jombang Muntholib mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan sejumlah kalangan. Penarikan itu juga dilatarbelakangi dari perintah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. ”Agar tak menimbulkan polemik dan untuk kepentingan bersama, kami akan menarik buku Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik (KLKPD)yang banyak diprotes itu,” terang Muntholib, kemarin.
Disinggung kapan penarikan dilakukan, Muntholib tak menyebut. Hanyakata dia, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan sekolah-sekolah yang menggunakan buku ini. Selain menarik buku yang diterbitkan mengacu buku sekolah elektronik (BSE) terbitan Kemendiknas itu,pihaknya juga akan merevisi. ”Secepatnya akan ditarik. Ini (penarikan) sudah kita sosialisasikan). Mungkin mulai besok (hari ini) dan nantiakan ada tim untuk melakukan revisi,” tandasnya.
Lebih jauh Muntholib menyebut, buku yang diterbitkan MGMP KabupatenJombang itu bukanlah hasil rumusan tim sendiri. Menurutnya, tim mengunduh dari situs Kemendikbud. Dan menurutnya, BSE yang diterbitkan diterbitkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu adalah acuan resmi. ”Itu acuan nasional. Dan Kemendikbud mengatakan bukan hanya Jombang yang menggunakan acuan itu,” tegasnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid juga meminta agar buku tersebut ditarik. Dia menilai, tim perumus tak jeli dalam melakukan koreksi. Menurutnya, seharusnya sebelum diterbitkan, materi ini harus dikoreksi secara berjenjang.
”Masa membunuh itudibenarkan, itu jelas salah. Harusnya tim perumus membaca dan menelaah dulu sebelum buku diterbitkan,” ujar Gus Sholah, sapaan akrab KH Salahuddin Wahid. Adik kandung mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menambahkan, ini kesalahan teks dalam buku pelajaran agama atau teksbuku pelajaran yang lain dan berpotensi menimbulkan konflik itu telah beberapa kali terjadi. Ia lantas menyebut kasus yang menimpa Gus Dur.
Dalam sebuah buku pelajaran, Gus Dur ”divonis” jatuh dari kursi Presiden lantaran kasus korupsi. ”Ini juga tidak benar. Sesuatu yang salah lalu diberikan ke pelajar, justru menjadikan pelajar itu salahfaham,” tandasnya.
Koordinator Gus Durian Jawa Timur Aan Anshori meminta agar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi atas BSE Pendidikan Agama Islam yang diterbitkan Kemandikbud sendiri. Menurutnya, ada dugaan jika Kemendikbud telah disusupi orangorang yang memiliki faham radikal.
”Sudah jelas dalam BSE itu, tim perumus hanya mengakomodasi tokoh- tokoh Islam dari kelompok wahabi dan radikal,” kata Aan Anshori.Dia juga menyesalkan kenapa BSE terbitan Kemendikbud itu justru lolos dari revisi sebelum dicetak. Dampaknya kata dia, banyak daerah yangmengadopsi isi BSE yang dianggap sesat itu.
”Dan tidak hanya diJombang ini terjadi. Banyak kabupaten dan kota lain yang jugamengadopsi materi BSE sesat itu. Kemendikbud harus mengevluasi masalah ini dan harus tuntas melakukan investigasi siapa pencetus materi menyesatkan itu,” tegasnya.
Seperti diketahui, warga Jombang digegerkan dengan terbitnya buku PAI untuk kelas XI yang isinya dianggap menyesatkan. Salah satu yang menjadi kontroversi adalah terdapat di halaman 77. Di poin a) buku itu tertulis pendapat Muhammad Bin Abdul Wahab yang menyatakan bahwa yangmenyembah selain Allah telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh.
Pendapat lain yang menjadi kontroversi yakni menyebut bama nabi, syekh atau malaikat sebagai perantara dalam doa juga dianggap musyrik. Tak hanya itu, pendapat Muhammad Bin Abdul Wahab yang menyatakan bahwa meminta syafaat selain dari Allah adalah syirik, juga disoal.
Tritus julan
(ftr)