Wisatawan Apresiasi Atraksi Seni Tradisi Pakualaman

Senin, 23 Maret 2015 - 12:38 WIB
Wisatawan Apresiasi...
Wisatawan Apresiasi Atraksi Seni Tradisi Pakualaman
A A A
YOGYAKARTA - Atraksi seni tradisi di Alun-alun Sewandanan Puro Pakualaman dipadati pengunjung, mulai dari anakanak, remaja, hingga orang dewasa, kemarin.

Sesekali terlihat turis asing yang mengabadikan eventrutin tersebut, selain tampak juga beberapa rombongan wisatawan domestik yang menikmati liburan Nyepi. Pentas seni dimulai pukul 09.30 WIB, dimeriahkan dengan penampilan grup tari Angguk Putri “Sanggar Bodronoyo” Pendoworejo, Girimulyo, Kulonprogo serta grup Jathilan “Turonggo Seto” Manding, Sabdodadi, Bantul.

“Pekan ini bertepatan dengan liburan Nyepi, sehingga atraksi seni ini juga menyedot perhatian wisatawan domestik yang berlibur ke Yogyakarta,” ungkap Kasi ODTW Dinas Pariwisata DIY Mohammad Haliem. Event ini dirancang untuk ditampilkan dua pekan sekali, selama setahun penuh, kecuali pada saat bulan puasa.

Penampilan grup tari Angguk Putri “Sanggar Bodronoyo” Pendoworejo, Girimulyo, Kulonprogo kemarin cukup menghibur pengunjung. Demikian pula dengan penampilan Jathilan ”TuronggoSeto” yang juga ditunggu-tunggu oleh warga yang hadir. Atraksi seni tradisi di Alun-alun Sewandanan sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu.

Event ini mengangkat seni tradisi lapangan di DIY yang dikhawatirkan akan punah, jika tidak dilestarikan dengan memberi ruang pertunjukan bagi mereka. ”Ada jathilan, angguk dari Kulonprogo, reog prejuritan dan reog wayang, badui dari Sleman, kubro siswo, dan masih banyak lainnya,” ujar panitia pelaksana acara, RM Donny Surya Megananda.

Pihaknya terus mencari seni tradisi lapangan yang betul-betul sedang dikembangkan masyarakat. Dengan keistimewaan, banyak grup kesenian yang bersemangat kembali nguri-nguri kebudayaan (melestarikan budaya). Apalagi pihak panitia, Puro Pakualaman serta Dinas Pariwisata DIY, sudah membantu sarana dan prasarannya.

Selain memberi kesempatan tampil grup-grup kesenian, pentas Atraksi Seni Tradisi di Pakualaman juga membuka peluang ekonomi pedagang kaki lima. “Sektor informal yang bisa ikut terangkat. Kami didukung oleh UMKM Pakualaman dari kalangan ibu-ibu dan pedagang Pakualaman. Mereka menampilkan kuliner dan kerajinan khas warga sekitar Pakualaman seperti teh gula batu, sate gajih, jadah bakar, soto, rujak es krim, dan lainnya,” tandas Donny.

Muh fauzi
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7729 seconds (0.1#10.140)