Aplikasi Android Tentukan Jalur Rawan Kriminalitas

Jum'at, 20 Maret 2015 - 10:31 WIB
Aplikasi Android Tentukan Jalur Rawan Kriminalitas
Aplikasi Android Tentukan Jalur Rawan Kriminalitas
A A A
SURABAYA - Begal. Kata yang lagi ngetrenbersamaan maraknya aksi perampasan sepeda motor disertai kekerasan terhadap korbannya. Bahkan, tak jarang pelakunya juga kerap menjadi sasaran amuk massa. Kasus tersebut hampir terjadi di Tanah Air, termasuk Surabaya dan sekitarnya.

Aksi begal di sejumlah wilayah Jawa Timur biasa disebut pencurian dengan kekerasan (curas) sebagaimana Pasal 365 KUHP. Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang adalah wilayah lainnya sempat menjadi target pelaku beraksi. Personel Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) pun menerapkan teori peluru (bulet theory). Aksi curas di Surabaya disikapi dengan melakukan 810 (tembak mati) pelaku.

Di Surabaya, Middle East Ring Road (MERR) atau Jalan Ir. Soekarno serta Jalan Jemur Handayani merupakan satu dari sekian banyak daerah ”merah” atau jalur tengkorak bagi pemilik kendaraan bermotor. Banyak yang sudah menjadi korban begal. Ada korban yang tangannya putus, meninggal setelah kepalanya dibacok, dan lain sebagainya.

Peristiwa kejahatan jalanan ini memantik keprihatinan dan perhatian Iqbal Ramadhani Mukhlis, mahasiswa Fakultas Teknik, Program Pendidikan Teknik Informatika, Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya. Mahasiswa yang akan diwisuda pada Minggu (23/3) ini membuat aplikasi android untuk mengetahui titik rawan kriminalitas di jalan Kota Surabaya berbasis peta digital. Ini sebagai syarat tugas akhir (TA).

”Dari maraknya curas di Surabaya ditambah ngetrennya begal motor, saya terdorong membuat aplikasi ini,” katanya saat ditemui di kampusnya kemarin. Anak kedua dari empat bersaudara ini menuturkan proses pembuatan aplikasi. Semua diawali proses pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket). Alumni SMAN 2 Surabaya ini harus aktif masuk dan keluar Mapolres Surabaya selama satu bulan.

”Cuma kepolisian tidak mau memberi soft copytitiktitik kerawanan curas, curat, dan curanmor. Tapi data hard copydiberikan untuk saya tulis,” ungkap anak pasangan Sunan dan Lilis Andari ini. Pulbaket berjalan mulus. Mahasiswa berkacamata minus ini lantas mengolahnya untuk aplikasi Surabaya Street Crime (SSC). Iqbal sempat mempraktikkan inovasinya.

Dia sempat menunjukkan beberapa titik rawan yang ditandai dengan kepala tengkorak. Setelah lambang tengkorak diklik, muncul informasi potensi kerawanan. Misalkan ruas MERR menuju Wonorejo setelah diklik muncul keterangan. Di antaranya penyebab sepi, waktu rawan antara pukul 15.00–18.00 WIB. Modus operandi tarik tas, bacok, curanmor. Titik lain juga diklik, menampilkan keterangan lain.

Data-data itu berdasar fakta kejadian, sebagaimana laporan polisi yang ada LP. Iqbal juga membuka fitur yang menggambarkan posisinya, misal di kampus Unitomo. Saat hendak pulang ke kawasan Ngagel, dia klik posisinya. Selanjutnya muncul jalur yang rawan, berikut rute alternatif yang dilalui banyak orang dan didukung penerangan jalan umum (PJU).

”Selama mengolah data dituntut ketelitian supaya user tidak bingung. Yang terberat dari tugas ini adalah saya terjun langsung ke lokasi rawan,” ungkap Iqbal. Agar tidak jadi korban kejahatan, Iqbal saat on the sportmembawa motor butut. ”Harapannya aplikasi ini bisa di-upploadke play storedengan bayar USD25. Yang akan dilakukan menambah atau mengembangkan aplikasi yang kini berupa versi map dan foto satelit ini.

Ini sebagaimana masukan empat dosen penguji TA. Dwi Cahyono, Achmad Khoiron, Andik Vega, dan Hengky Suhartoyo. ”Saya menginginkan adanya pengembangan, saat waktu di android berganti langsung memunculkan aplikasi kerawanan,” kata Achmad Khoiron. Kendati demikian, para penguji cukup puas setelah mencermati aplikasi android ini dibuat berbasis google map yang dikostumisasi khusus untuk wilayah Surabaya.

Teknologi android yang digunakan mengusung bahasa pemrograman Java dan Android Studio sebagai softwarependukungnya. Aplikasi ini juga menggunakan pendukung webservice dan mysql sebagai manajemen data. Sistem yang dikembangkan berpedoman pada System Development Life cycle (SDLC) yang menggambarkan siklus hidup pengembangan sistem aplikasi.

Soeprayitno
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7136 seconds (0.1#10.140)