Petani Tolak Impor Bawang Merah

Jum'at, 20 Maret 2015 - 10:24 WIB
Petani Tolak Impor Bawang...
Petani Tolak Impor Bawang Merah
A A A
BREBES - Kenaikan harga bawang merah dalam beberapa waktu terakhir membuat petani di Kabupaten Brebes untung. Kendati harga melonjak hingga 50%, petani meminta agar pemerintah tidak buru-buru membuka keran impor yang dipastikan bakal merugikan mereka.

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari menilai kenaikan harga bawang merah saat ini merupakan hal yang wajar terjadi pada triwulan pertama tiap tahun. Salah satu pemicunya adalah banyaknya petani yang sudah beralih menanam padi. “Sedangkan petani yang masih menanam bawang merah ha sil panennya tidak optimal karena curah hujan yang tinggi,” paparnya kemarin.

Petani yang masih menanam bawang merah hanya bisa menghasilkan 7 ton di lahan seluas 1 hektare. Padahal normalnya 1 hektare lahan bisa menghasilkan panen sebanyak 10 ton bawang merah. Dengan kondisi tersebut, Juwari meminta pemerintah tidak buru-buru membuka keran impor bawang merah seperti dilakukan Maret tahun lalu dengan dasar harga bawang melambung.

Kekhawatiran masuknya bawang impor tersebut muncul setelah terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 118 Tahun 2013 tentang penetapan harga referensi produk hortikultura. Peraturan tersebut memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk mengimpor bawang merah jika harga di tingkat konsumen hingga di atas Rp25.500 per kilogram (kg).

Juwari menerangkan, saat ini harga bawang merah di tingkat petani mencapai Rp 20.000 per kg dengan harga pengiriman ke pasar-pasar induk di Pulau Jawa sekitar Rp22.000 per kg. Di tingkat konsumen, harganya berkisar Rp23.000- Rp25.000 per kg. Juwari memperkirakan harga bawang merah akan kembali turun April mendatang.

Hal ini seiring panen yang dilakukan petani yang masih menanam bawang merah kendati musim hujan. “Saat ini di Brebes ada sekitar 1.200 hektare tanaman bawang merah yang sudah berumur 40 hari. Paling dua minggu lagi sudah bisa panen. Selain itu, ada yang sudah berumur satu bulan sekitar 1.800 hektare,” ungkapnya.

Farid firdaus
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1080 seconds (0.1#10.140)