Tak Punya BPJS, Takut Lapor Provost

Kamis, 19 Maret 2015 - 11:59 WIB
Tak Punya BPJS, Takut...
Tak Punya BPJS, Takut Lapor Provost
A A A
GRESIK - Sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah itu pas menggambarkan nasib tersangka judi yang diduga menjadi korban penganiayaan oknum polisi, Efendi, 41, warga Kelurahan Putat, Kecamatan Kebomas, Gresik.

Kusir delman ini mengaku kesulitan menanggung biaya berobat, juga takut melapor ke Provost atas derita yang diterimanya. Informasi yang dihimpun, saat ini Efendi dibantarkan lagi ke RSUD Ibnu Sina. Sebab sakit perut sisi kanannya masih kambuh. Setiap kali makan selalu muntah.

Karena itu, pihak Rutan Banjarsari, Kecamatan Cerme, merekomendasikan dirawat di rumah sakit. “Iya memang dibawa ke rumah sakit lagi. Sebab penyakitnya kerap kambuh. Apalagi dipakai makan selalu muntah,” kata Aminah, 61, ibunda Efendi yang menjaga di RSUD Ibnu Sina. Masalahnya, pengakuan ibu empat anak itu, keluarga Efendi kesulitan biaya berobat.

Sebab pihak Rutan Banjarsari tidak mau menanggung biaya berobat. Karena itu, pihak keluarga berupaya mengumpulkan biaya dari keluarga. Hingga saat ini biaya yang dikeluarkan sudah mencapai Rp3 juta lebih. “Biaya dari mana ini yang sedang kami pikirkan. Sebab anak saya (Efendi) hanya kusir delman.

Itu pun bukan milik sendiri. Kami juga belum mengurus BPJS,” kata Aminah yang dikonfirmasi melalui telepon. Kendati begitu, Aminah mengaku menolak melaporkan ke Provost terkait perlakukan dugaan penganiayaan anaknya saat diperiksa menjadi tersangka judi online di Mapolsek Kebomas. Karena pihaknya tidak mau persoalannya semakin rumit. “Sudahlah kami menerima apa adanya.

Kami tidak melapor ke Provost. Biarlah kami merawat anak kami sampai sembuh. Kami takut melaporkan ke Provost,” katanya dengan polos. Efendi ditangkap anggota Polsek Kebomas saat bermain judi online bersama lima temannya. Namun saat penangkapan itu, tiga temannya berhasil kabur.

Dirinya bersama Selamet tertangkap dan diperiksa ke mapolres. Saat pemeriksaan itu, dia mengaku dipukul perut sisi kanannya hingga lima kali. Sejak saat itu, Efendi merasa perutnya sakit. Setiap kali makan selalu muntah. Puncak perkaranya dilimpahkan ke Kejari Gresik dan dia dititipkan ke Rutan Banjarsari, Cerme.

Penyakit yang dialaminya kian parah sehinga dia harus dibantarkan berkali-kali ke RDUD Ibnu Sina. Menyikapi hal itu, Kapolsek Kebomas Kompol Isbari yang dikonfirmasi wartawan menolak dugaan penganiayaan anak huahnya. Dia mengaku tidak mungkin anak buahnya menganiaya Efendi saat diperiksa di mapolres.

Dia malah menuduh bila Efendi mempunyai penyakit menular karena saat dititipkan di Rutan Banjarsari dimasukkan dalam sel tersendiri. “Jadi tidak mungkin ada yang menganiaya. Dia itu sakit disebabkan ada penyakit yang menular. Jadi bukan karena dianiaya,” katanya.

Ashadi ik
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0457 seconds (0.1#10.140)