Jembatan Bokor Diperbaiki Pertengahan Tahun Ini
A
A
A
GARUT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menganggarkan dana sebesar Rp200 juta untuk memperbaiki Jembatan Bokor di Desa Tanjungmulya, Kecamatan Pakenjeng, Garut. Jembatan Bokor merupakan satu dari 21 unit jembatan yang akan diperbaiki tahun ini.
Kepala Bidang Prasarana Permukiman Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Kabupaten Garut Ahmad Mulyana mengatakan, pemerintah tidak akan mengubah bentuk jembatan sepanjang 80 meter itu.
"Kondisi geografis dan ketersediaan sarana jalan di wilayah itu tidak memungkinkan didirikan jembatan besar yang dilintasi mobil. Karena tidak ada jalan mobil, melainkan jalan setapak di sekitar persawahan, maka jembatan yang akan dibangun masih berupa rawayan atau gantung. Rencana pengerjaannya dilakukan Mei atau Juni mendatang," kata Ahmad, Rabu (18/3/2015).
Pada 2015 ini, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp5 miliar dari APBD Garut untuk memperbaiki sebanyak 21 jembatan. Sementara, jumlah total jembatan di wilayah Garut tercatat kurang lebih 250 unit.
"Dari 250 unit jembatan itu, sekira 40-50 persen di antaranya rusak. Tingkat kerusakan rata-rata disebabkan oleh faktor usia dan bencana alam. Kami tidak bisa memperbaiki seluruhnya karena keterbatasan anggaran," ujarnya.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyebut konstruksi Jembatan Bokor akan ditinggikan sekira dua hingga tiga meter. Peninggian konstruksi dimaksudkan agar jembatan tidak mudah tergerus banjir.
"Kalau tingginya masih sama, besar kemungkinan akan rusak kembali oleh luapan air sungai. Makanya sebagai antisipasi kami akan tambah ketinggian jembatan dari semula," katanya.
Jembatan Bokor merupakan sarana penghubung warga di dua desa, yakni Desa Tanjungmulya dan Tanjungjaya. Setiap hari, jembatan ini digunakan warga untuk melintasi Sungai Cikandang.
Mereka yang melintasi jembatan tersebut adalah para siswa SD hingga setingkat SMA, petani, peternak, pegawai perkebunan, dan lainnya. Jembatan itu hanyut setelah Sungai Cikandang meluap pada April 2014.
Pascaputusnya jembatan, masyarakat terpaksa menggunakan rakit yang dibuat seadanya. Ternak kambing yang menggunakan rakit ini seringkali dilaporkan hanyut karena derasnya arus sungai.
Kepala Bidang Prasarana Permukiman Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Kabupaten Garut Ahmad Mulyana mengatakan, pemerintah tidak akan mengubah bentuk jembatan sepanjang 80 meter itu.
"Kondisi geografis dan ketersediaan sarana jalan di wilayah itu tidak memungkinkan didirikan jembatan besar yang dilintasi mobil. Karena tidak ada jalan mobil, melainkan jalan setapak di sekitar persawahan, maka jembatan yang akan dibangun masih berupa rawayan atau gantung. Rencana pengerjaannya dilakukan Mei atau Juni mendatang," kata Ahmad, Rabu (18/3/2015).
Pada 2015 ini, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp5 miliar dari APBD Garut untuk memperbaiki sebanyak 21 jembatan. Sementara, jumlah total jembatan di wilayah Garut tercatat kurang lebih 250 unit.
"Dari 250 unit jembatan itu, sekira 40-50 persen di antaranya rusak. Tingkat kerusakan rata-rata disebabkan oleh faktor usia dan bencana alam. Kami tidak bisa memperbaiki seluruhnya karena keterbatasan anggaran," ujarnya.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyebut konstruksi Jembatan Bokor akan ditinggikan sekira dua hingga tiga meter. Peninggian konstruksi dimaksudkan agar jembatan tidak mudah tergerus banjir.
"Kalau tingginya masih sama, besar kemungkinan akan rusak kembali oleh luapan air sungai. Makanya sebagai antisipasi kami akan tambah ketinggian jembatan dari semula," katanya.
Jembatan Bokor merupakan sarana penghubung warga di dua desa, yakni Desa Tanjungmulya dan Tanjungjaya. Setiap hari, jembatan ini digunakan warga untuk melintasi Sungai Cikandang.
Mereka yang melintasi jembatan tersebut adalah para siswa SD hingga setingkat SMA, petani, peternak, pegawai perkebunan, dan lainnya. Jembatan itu hanyut setelah Sungai Cikandang meluap pada April 2014.
Pascaputusnya jembatan, masyarakat terpaksa menggunakan rakit yang dibuat seadanya. Ternak kambing yang menggunakan rakit ini seringkali dilaporkan hanyut karena derasnya arus sungai.
(zik)