Indramayu Tenggelam
A
A
A
INDRAMAYU - Ribuan rumah di enam kecamatan di Kabu pa ten Indramayu terendam ban jir, kemarin. Banjir dengan ke ting gian 1 sampai 2 meter itu ter jadi akibat curah hujan tiga hari terakhir cukup tinggi.
Dua tanggul Kali Cimanuk di Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya dan Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang jebol dan tak mampu menampung tingginya debit air sehingga meluap lalu merendam permukiman warga. Luapan air dari tanggul yang jebol tersebut menerjang Kecamatan Kertasemaya, Jatibarang, Tukdana, Bangodua, Lohbener, dan Sindang, sejak pukul 03.00 WIB.
Warga yang saat itu tengah tertidur, kaget saat air masuk ke rumah mereka. Seketika warga pun bergegas untuk menye lamat kan barang-barang berharga ke lokasi yang lebih aman. Luapan air Kali Cimanuk, semakin tinggi masuk kepemukiman warga hingga melebihi ketinggian 1,5 meter. Warga yang rumahnya terendam, memilih untuk mengungsi ketenda darurat.
Akibat banjir, selain merendam rumah warga, aktifitas jalur utama pantura juga mengalami kelumpuhan. Arus kendaraan dari arah Jakarta menuju Cirebon serta sebaliknya dialihkan menuju pusat kota menuju Kabupaten Cirebon via Karangampel dan Kapetakan.
Kapolres Indramayu AKBP Wijonarko mengatakan luapan air sungai Cimanuk membuat jalur pantura tergenang air kurang lebih 60 sentimeter (cm). Akibatnya arus kendaraan terutama di kawasan pantura Desa Pilangsari, Kecamatan Jati barang tersendat. “Arus kendaraan kami alihkan baik dari arah Jakarta menuju Cirebon atau sebaliknya. Ini untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan,” kata Wijonarko.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu Edi Kusdiana mengatakan banjir terparah terjadi di Desa Pi lang sari, Kecamatan Jatibarang dan Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya. “Lebih dari 1.000 kepala keluarga yang dievakuasi ke lokasi lebih aman akibat luap an Sungai Cimanuk,” kata Edi. Tim BPBD dibantu personel Tegana, TNI, dan Polri mengevakuasi warga di dua desa tersebut menggunakan perahu karet.
Selain itu, BPBD Kabupaten Indramayu juga mendirikan dua posko darurat banjir. Saat di lakukan evakuasi, banyak war ga yang masih memilih bertahan di rumah masing-masing. “Kami siapkan logistik bagi korban banjir,” ujar dia. Mengenai kerugian material, Edi menuturkan, ditaksir lebih dari Rp2 miliar.
Pasalnya, banjir merendam ribuan rumah di enam Kecamatan. “Kami meminta warga untuk mengungsi, karena khawatir debit air masih tinggi. Ketinggian air dibendung Bangkir sudah di atas 6 meter. Padahal ketinggian air normalnya hanya 4 meter. Sejak semalam, kondisi bendung Bangkir sudah mengindi kasikan status siaga,” tutur Edi.
Tanggul Darurat
Kepala Dinas Pengairan Sum ber Daya Air Pertam bangan dan Energi (PSDA Tamben) Indramayu Suwendi Asmita me ngatakan tanggul Kali Cimanuk di Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya dan Desa Pilangsari, Kecamatan Jati barang tersebut, merupakan tang gul darurat.
“Kondisinya memang sudah cukup kritis. Tanggul jebol di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang lebarnya kurang lebih 30 meter. Kami kesulitan untuk membendung tanggul yang jebol karena arus air cukup deras,” kata Suwendi. Untuk memerkuat tanggultanggul lain yang berpotensi jebol, Dinas PSDA Tamben Indramayu menyiapkan karungka rung penahan. Suwendi meng imbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman banjir susulan, mengingat curah hujan masih cukup tinggi.
Kerugian Miliaran Rupiah
Di Kabupaten Majalengka, bencana banjir yang menerjang sejumlah kecamatan pada Ming gu (15/3) malam, menyebabkan kerugian mencapai miliaran rupiah. Camat Cigasong Titi Siti Latifah mengatakan, banjir menghantam tujuh desa dan tiga keluruhan di Kecamatan Cigasong. “Berdasarkan laporan dari masing-masing desa yang sudah kami rekap kerugian ditaksir mencapai Rp 1,7 miliar,” kata Titi kepada KORAN SINDOkemarin.
Menurut Titi, musibah akibat banjir yang terjadi di wilayahnya berupa rumah warga ambruk, pagar sekolah roboh, sawah tergenang banjir mencapai puluhan hektare, kolam ikan meluap, saluran irigasi jebol, jembatan ambruk, dan lain sebagainya. “Jembatan ambruk sepanjang 33 meter terjadi di Desa Batujaya.
Banjir di Kecamatan Cigasong merendam desa dan kelurahan seperti Cicenang, Cigasong, Baribis, Kawunghilir, Tajur, Simpeureum, Karayunan, Kutamanggu, Batujaya dan lain-lain,” tutur dia. Sedangkan di Kecamatan Kadipaten merendam puluhan rumah di Desa Heuleut. Camat Kadipaten Utjup Supriatna mengungkapkan, banjir kali ini paling terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Selain rumah penduduk, tempat ibadah roboh di RT 03 RW 04. Ternak kerbau dan kambing milik penduduk juga ada yang ter bawa arus sungai,” ungkap Utjup. Bencana banjir juga menerjang desa dan kelurahan di Kecamatan Majalengka. Di Kelurahan Cikasarung tanggul jebol sepanjang 50 meter terjadi di RT 04 RW 04, Blok Gandasari. Akibatnya, kolam ikan meluap sehingga ikan gurame, ikan nila, dan mas terbawa banjir.
Camat Majalengka Sukur Miharja menuturkan, para petani terpaksa gagal panen karena banyak padi yang siap panen terendam banjir. “Gagal panen sudah bisa dipastikan, itu ke rugian mencapai puluhan kwintal padi dan terjadi di Blok Gandasari, Kramat Jaya, dan Ganjar Asih,” kata Miharja. Di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, banjir terparah terjadi di Desa Leuwi seeng, Kecamatan Panying kiran. Ketinggiaan air banjir mencapai 1 meter.
Puluhan rumah penduduk terendam. Selain banjir, di Majalengka terjadi longsor tepatnya di Desa Kulur, Kecamatan Majalengka. “Longsor kembali terjadi di bukit Cibogo, Blok Telargedang, Desa Kulur, Kecamatan Majalengka. Jalan tertutup tanah dengan ketebelan kurang lebih 1 meter panjang 15 meter, tinggi bukit 15 meter,” kata Kuwu Desa Kulur Nyai Yunengsih.
Sementara itu, Kepala BPBD Majalengka Tatang Rahmat mengatakan, banjir yang terjadi pada Minggu (15/3) malam di wilayah perkotaan Majalengka merupakan kali pertama dalam sejarah. “Banjir hampir merata ter jadi di setiap sudut kota Majalengka. Bahkan parahnya juga terjadi beberapa kecamatan seperti Cigasong, Kadipaten, Panyingkiran, Kasokandel dan lain-lain,” kata Tatang.
Tomi indra/ade nurjanah
Dua tanggul Kali Cimanuk di Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya dan Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang jebol dan tak mampu menampung tingginya debit air sehingga meluap lalu merendam permukiman warga. Luapan air dari tanggul yang jebol tersebut menerjang Kecamatan Kertasemaya, Jatibarang, Tukdana, Bangodua, Lohbener, dan Sindang, sejak pukul 03.00 WIB.
Warga yang saat itu tengah tertidur, kaget saat air masuk ke rumah mereka. Seketika warga pun bergegas untuk menye lamat kan barang-barang berharga ke lokasi yang lebih aman. Luapan air Kali Cimanuk, semakin tinggi masuk kepemukiman warga hingga melebihi ketinggian 1,5 meter. Warga yang rumahnya terendam, memilih untuk mengungsi ketenda darurat.
Akibat banjir, selain merendam rumah warga, aktifitas jalur utama pantura juga mengalami kelumpuhan. Arus kendaraan dari arah Jakarta menuju Cirebon serta sebaliknya dialihkan menuju pusat kota menuju Kabupaten Cirebon via Karangampel dan Kapetakan.
Kapolres Indramayu AKBP Wijonarko mengatakan luapan air sungai Cimanuk membuat jalur pantura tergenang air kurang lebih 60 sentimeter (cm). Akibatnya arus kendaraan terutama di kawasan pantura Desa Pilangsari, Kecamatan Jati barang tersendat. “Arus kendaraan kami alihkan baik dari arah Jakarta menuju Cirebon atau sebaliknya. Ini untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan,” kata Wijonarko.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu Edi Kusdiana mengatakan banjir terparah terjadi di Desa Pi lang sari, Kecamatan Jatibarang dan Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya. “Lebih dari 1.000 kepala keluarga yang dievakuasi ke lokasi lebih aman akibat luap an Sungai Cimanuk,” kata Edi. Tim BPBD dibantu personel Tegana, TNI, dan Polri mengevakuasi warga di dua desa tersebut menggunakan perahu karet.
Selain itu, BPBD Kabupaten Indramayu juga mendirikan dua posko darurat banjir. Saat di lakukan evakuasi, banyak war ga yang masih memilih bertahan di rumah masing-masing. “Kami siapkan logistik bagi korban banjir,” ujar dia. Mengenai kerugian material, Edi menuturkan, ditaksir lebih dari Rp2 miliar.
Pasalnya, banjir merendam ribuan rumah di enam Kecamatan. “Kami meminta warga untuk mengungsi, karena khawatir debit air masih tinggi. Ketinggian air dibendung Bangkir sudah di atas 6 meter. Padahal ketinggian air normalnya hanya 4 meter. Sejak semalam, kondisi bendung Bangkir sudah mengindi kasikan status siaga,” tutur Edi.
Tanggul Darurat
Kepala Dinas Pengairan Sum ber Daya Air Pertam bangan dan Energi (PSDA Tamben) Indramayu Suwendi Asmita me ngatakan tanggul Kali Cimanuk di Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya dan Desa Pilangsari, Kecamatan Jati barang tersebut, merupakan tang gul darurat.
“Kondisinya memang sudah cukup kritis. Tanggul jebol di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang lebarnya kurang lebih 30 meter. Kami kesulitan untuk membendung tanggul yang jebol karena arus air cukup deras,” kata Suwendi. Untuk memerkuat tanggultanggul lain yang berpotensi jebol, Dinas PSDA Tamben Indramayu menyiapkan karungka rung penahan. Suwendi meng imbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman banjir susulan, mengingat curah hujan masih cukup tinggi.
Kerugian Miliaran Rupiah
Di Kabupaten Majalengka, bencana banjir yang menerjang sejumlah kecamatan pada Ming gu (15/3) malam, menyebabkan kerugian mencapai miliaran rupiah. Camat Cigasong Titi Siti Latifah mengatakan, banjir menghantam tujuh desa dan tiga keluruhan di Kecamatan Cigasong. “Berdasarkan laporan dari masing-masing desa yang sudah kami rekap kerugian ditaksir mencapai Rp 1,7 miliar,” kata Titi kepada KORAN SINDOkemarin.
Menurut Titi, musibah akibat banjir yang terjadi di wilayahnya berupa rumah warga ambruk, pagar sekolah roboh, sawah tergenang banjir mencapai puluhan hektare, kolam ikan meluap, saluran irigasi jebol, jembatan ambruk, dan lain sebagainya. “Jembatan ambruk sepanjang 33 meter terjadi di Desa Batujaya.
Banjir di Kecamatan Cigasong merendam desa dan kelurahan seperti Cicenang, Cigasong, Baribis, Kawunghilir, Tajur, Simpeureum, Karayunan, Kutamanggu, Batujaya dan lain-lain,” tutur dia. Sedangkan di Kecamatan Kadipaten merendam puluhan rumah di Desa Heuleut. Camat Kadipaten Utjup Supriatna mengungkapkan, banjir kali ini paling terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Selain rumah penduduk, tempat ibadah roboh di RT 03 RW 04. Ternak kerbau dan kambing milik penduduk juga ada yang ter bawa arus sungai,” ungkap Utjup. Bencana banjir juga menerjang desa dan kelurahan di Kecamatan Majalengka. Di Kelurahan Cikasarung tanggul jebol sepanjang 50 meter terjadi di RT 04 RW 04, Blok Gandasari. Akibatnya, kolam ikan meluap sehingga ikan gurame, ikan nila, dan mas terbawa banjir.
Camat Majalengka Sukur Miharja menuturkan, para petani terpaksa gagal panen karena banyak padi yang siap panen terendam banjir. “Gagal panen sudah bisa dipastikan, itu ke rugian mencapai puluhan kwintal padi dan terjadi di Blok Gandasari, Kramat Jaya, dan Ganjar Asih,” kata Miharja. Di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, banjir terparah terjadi di Desa Leuwi seeng, Kecamatan Panying kiran. Ketinggiaan air banjir mencapai 1 meter.
Puluhan rumah penduduk terendam. Selain banjir, di Majalengka terjadi longsor tepatnya di Desa Kulur, Kecamatan Majalengka. “Longsor kembali terjadi di bukit Cibogo, Blok Telargedang, Desa Kulur, Kecamatan Majalengka. Jalan tertutup tanah dengan ketebelan kurang lebih 1 meter panjang 15 meter, tinggi bukit 15 meter,” kata Kuwu Desa Kulur Nyai Yunengsih.
Sementara itu, Kepala BPBD Majalengka Tatang Rahmat mengatakan, banjir yang terjadi pada Minggu (15/3) malam di wilayah perkotaan Majalengka merupakan kali pertama dalam sejarah. “Banjir hampir merata ter jadi di setiap sudut kota Majalengka. Bahkan parahnya juga terjadi beberapa kecamatan seperti Cigasong, Kadipaten, Panyingkiran, Kasokandel dan lain-lain,” kata Tatang.
Tomi indra/ade nurjanah
(bbg)