Dolar Naik, Perajin Tahu Resah

Sabtu, 14 Maret 2015 - 10:48 WIB
Dolar Naik, Perajin Tahu Resah
Dolar Naik, Perajin Tahu Resah
A A A
KULONPROGO - Sejumlah perajin tahu di Sentolo, Kulonprogo resah dengan adanya kenaikan nilai tukar dolar. Mereka khawatir kenaikan ini akan berpengaruh terhadap kenaikan harga kedelai impor, yang menjadi bahan baku utama pembuatan tahu.

Salah seorang perajin tahu, Sukomaryanto mengatakan, usaha tahu yang ditekuni keluarganya sudah dirintis sejak 1970 silam. Selama ini yang menjadi bahan baku utama menggunakan kedelai impor dari Australia.

Terbukti dalam beberapa kali kasus kenaikan nilai tukar dolar selalu diikuti dengan melonjaknya harga kedelai. “Memang harga kedelai belum naik, tetapi kami takut karena biasanya akan ikut naik,” kata Sukomaryanto. Saat ini harga kedelai impor mencapai Rp7.400 per kilogramnya.

Harga ini baru saja turun dari Rp7.600. Sedangkan untuk harga kedelai lokal, hanya Rp7.100 per kilogramnya. “Panenan dari Purwodadi kebetulan tahun ini sangat bagus,” katanya. Panenan kedelai lokal, kata dia, bisa untuk menggantikan bahan kedelai impor. Sehingga dia yakin, harga tidak akan langsung ikut terdongkrak naik.

Sebab jika harga kedelai menyentuh Rp9.000, akan mengancam eksistensi perajin tahu. “Kalau harga naik, paling kami kurangi ukuran. Karena tidak mungkin kami naikkan harga,” katanya. Perajin yang lain, Ngadiman Susanto berharap, pemerintah menyiapkan solusi jika nanti harga kedelai ikut naik.

Perajin berharap stok kedelai lokal bisa terjaga. Biasanya ketika harga kedelai impor naik, perajin akan mencampur kedelai lokal. “Alternatif hanya mencampur. Kalau punya modal, kami stok,” katanya. Salah seorang pedagang kedelai Suharyono mengaku, harga kedelai masih cukup stabil.

Pasokan juga aman dan tidak ada lonjakan dari perajin. “Sekarang ini masih sama harganya, belum berubah. Permintaan dari perajin tempe atau tahu juga belum ada peningkatan, masih stabil,” tutur pedagang di Pasar Sentolo ini.

Kuntadi
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5246 seconds (0.1#10.140)