45% Menu Sarapan Anak Tak Sehat

Kamis, 12 Maret 2015 - 09:00 WIB
45% Menu Sarapan Anak Tak Sehat
45% Menu Sarapan Anak Tak Sehat
A A A
SURABAYA - Perilaku masyarakat yang belum sadar jajanan tidak sehat, masih mengkhawatirkan.

Sampai saat ini masih banyak anak-anak suka jajan sembarangan karena tidak membawa bekal dari rumah. Bahkan, belum sarapan dari rumah hingga akhirnya memilih alternatif lain, yakni jajan di sekolah. Kepala Subbidang Kemitraan, Advokasi, dan Promkes Kementerian Kesehatan, Theresia Irawati, mengatakan, fakta tentang sarapan pernah disurvei pakar gizi Hardinsyah dan Aris.

Survei pada 35 ribu anak sekolah usia 6-12 tahun itu menunjukkan, 16,9–59% anak sekolah dan remaja tidak terbiasa sarapan, 44,6% anak usia sekolah mengonsumsi sarapan berkualitas rendah, dan 26,1% anak-anak hanya sarapan dengan minuman teh, susu, dan air. “Tentunya kondisi ini cukup memprihatinkan, dimana anak-anak seharusnya juga diajarkan berperilaku hidup sehat. Salah satunya lewat sarapan. Sarapan yang baik sebelum pukul 09.00 WIB,” kata Theresia Irawati, dalam talkshow Membangun Karakter Hidup Bersih, Sehat dan Mandiri yang digelar PT Tupperware Indonesia, kemarin.

Theresia menuturkan, jajanan yang tidak sehat efeknya tidak langsung terasa, namun baru terasa setelah jangka panjang. Parahnya lagi, konsumsi makanan tidak sehat tersebut justru dalam jumlah cukup banyak. Untuk jajanan asin mencapai 26,2%, makanan manis 53,1%, dibakar 4,4%, berlemak 40,7% belum lagi jenis kuliner lain yang belum masuk dalam daftar makanan tidak sehat.

“Makanan yang berwarna-warni memang bagus tetapi kandungan zat pewarnanya sangat tidak baik. Lalu, makanan seperti gorengan dan ditaruh di tempat terbuka juga tidak baik untuk kesehatan anak,” ucap Theresia. Theresia menyarankan, untuk menggalakkan perilaku hidup di sekolah, sebaiknya menggandeng usaha kesehatan sekolah (UKS). UKS sendiri memang mempunyai tujuan yang mengarah pada praktik hidup bersih dan sehat.

Apalagi pola hidup sehat dari UKS juga sejalan dengan program Aku Anak Sehat (AAS) yang digagas PT Tupperware Indonesia demi kesehatan anak-anak. Pakar psikologi, Rose Mini, yang juga menjadi pemateri talkshowtersebut memberi kiat dan strategi mengenai penerapan pola hidup sehat pada anak. Menurut wanita yang disapa Bunda Romi ini, orang tua dan guru memiliki peran sangat penting membentuk karakter hidup bersih, sehat, dan mandiri pada anak.

Merekalah yang menjadi orang terdekat dari anak dan menjadi contoh langsung untuk anak-anak. “Agar anak tertarik menerapkan gaya hidup sehat dengan membawa bekal ke sekolah, sebaiknya guru juga menerapkannya dalam keseharian. Jika hanya menasihati namun tidak memberi contoh, anak cenderung sulit mempercayai apa yang sudah diajarkan,” kata Bunda Romi.

Diketahui, talkshow yang berlangsung hampir sehari penuh itu juga akan digelar di beberapa kota besar lainnya, selain wilayah Jabodetabekkra, akan singgah ke Solo, Lampung, Medan, Makassar, Surabaya, dan Pontianak.

Mamik wijayanti
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4385 seconds (0.1#10.140)