Kera Penyerang 20 Warga Jember Akhirnya Tertangkap
A
A
A
JEMBER - Seekor kera yang mengamuk dan menggigit 20 warga di Kecamatan Tanggul akhirnya tertangkap. Kera dengan ukuran besar itu tertangkap setelah ditembak bius oleh 8 orang tim pemburu hewan dari Jakarta.
Salah seorang pemburu, Bagas, mengaku merasa terpanggil untuk datang ke Jember, setelah mendapat informasi dari sejumlah media massa tentang seekor kera yang mengamuk.
"Setelah observasi selama 11 hari, tim akhirnya bisa memastikan posisi kera tersebut. Meski kena tembak, kera berwarna cokelat tersebut tidak langsung pingsan, namun kabur ke kawasan perkebunan tebu di Tanggul Wetan," kata Bagas.
Karena itu, tim pemburu meminta Polsek Semboro ikut membantu mengejar kera dengan bantuan anjing pelacak.
Kapolsek Semboro, AKP Subagio, menjelaskan, posisi kera akhirnya ditemukan dan digigit anjing.
"Kera tertangkap di belakang Hotel Tanggul Agung Wisma Handayani Tanggul Wetan.
Sebelumnya, hampir setengah bulanan, kera peliharaan yang lepas itu, menyerang warga di Desa Tanggul. Warga resah karena takut menjadi korban gigitan kera," kata Sibagio.
Sementara pihak BKSDA wilayah III Jember memastikan kera yang menyerang warga dua desa di dua kecamatan di Jember beberapa hari ini adalah kera abu-abu atau Macaca fascicularis yang banyak ditemui di sekitar perbukitan.
Kepastian tersebut setelah melihat banyaknya korban yang kini mencapai 13 orang mengalami luka di bagian kaki.
"Kera abu-abu itu lebih suka di tanah dari pada di pohon, karenanya korban mayoritas luka di kaki," kata Kepala BKSDA wilayah III Jember, Sunandar.
Berbeda dengan jenis lainnya seperti lutung, yang lebih suka berada di atas pohon dan kecenderungan menyerang manusia sangat kecil sekali.
"Kalau lutung kayaknya tidak akan menyerang, lutung lebih suka di atas pohon," tuturnya.
Serangan kera di Desa Sidomulyo, Semboro dan Desa Tanggul Kulon bahkan meluas ke Desa Tanggul Wetan.
Binatang itu merupakan kera peliharaan yang lepas dan pemiliknya tidak mau mengakui jika hewan tersebut adalah miliknya. Apalagi korban telah mencapai 20 orang.
Salah seorang pemburu, Bagas, mengaku merasa terpanggil untuk datang ke Jember, setelah mendapat informasi dari sejumlah media massa tentang seekor kera yang mengamuk.
"Setelah observasi selama 11 hari, tim akhirnya bisa memastikan posisi kera tersebut. Meski kena tembak, kera berwarna cokelat tersebut tidak langsung pingsan, namun kabur ke kawasan perkebunan tebu di Tanggul Wetan," kata Bagas.
Karena itu, tim pemburu meminta Polsek Semboro ikut membantu mengejar kera dengan bantuan anjing pelacak.
Kapolsek Semboro, AKP Subagio, menjelaskan, posisi kera akhirnya ditemukan dan digigit anjing.
"Kera tertangkap di belakang Hotel Tanggul Agung Wisma Handayani Tanggul Wetan.
Sebelumnya, hampir setengah bulanan, kera peliharaan yang lepas itu, menyerang warga di Desa Tanggul. Warga resah karena takut menjadi korban gigitan kera," kata Sibagio.
Sementara pihak BKSDA wilayah III Jember memastikan kera yang menyerang warga dua desa di dua kecamatan di Jember beberapa hari ini adalah kera abu-abu atau Macaca fascicularis yang banyak ditemui di sekitar perbukitan.
Kepastian tersebut setelah melihat banyaknya korban yang kini mencapai 13 orang mengalami luka di bagian kaki.
"Kera abu-abu itu lebih suka di tanah dari pada di pohon, karenanya korban mayoritas luka di kaki," kata Kepala BKSDA wilayah III Jember, Sunandar.
Berbeda dengan jenis lainnya seperti lutung, yang lebih suka berada di atas pohon dan kecenderungan menyerang manusia sangat kecil sekali.
"Kalau lutung kayaknya tidak akan menyerang, lutung lebih suka di atas pohon," tuturnya.
Serangan kera di Desa Sidomulyo, Semboro dan Desa Tanggul Kulon bahkan meluas ke Desa Tanggul Wetan.
Binatang itu merupakan kera peliharaan yang lepas dan pemiliknya tidak mau mengakui jika hewan tersebut adalah miliknya. Apalagi korban telah mencapai 20 orang.
(sms)