Tentara Bionik Pertama Indonesia

Selasa, 10 Maret 2015 - 09:35 WIB
Tentara Bionik Pertama Indonesia
Tentara Bionik Pertama Indonesia
A A A
SURABAYA - Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital) dr Ramelan Surabaya sukses memasang tangan bionik. Adalah Serka Mar Siswadi yang menjadi pemilik tangan bionik pertama di Indonesia.

Tangan kanan Serka Mar Siswadi terpaksa diganti dengan tangan bionik setelah cacat akibat ledakan granat di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Purboyo, Malang Selatan, September 2014 silam. Keberhasilan ini juga mengukuhkan Rumkital dr Ramelan sebagai satu-satunya rumah sakit yang pertama memasang tangan bionik di Indonesia.

“Ke depan rumah sakit di sini akan kami kembangkan sebagai pusat traumatologi,” ungkap Kolonel Laut (K) dr. IDG Nalendra setelah dilantik menjadi Kepala Rumkital dr Ramelan, kemarin. Pengenalan tangan bionik kepada publik dilakukan seusai serah terima jabatan kepala Rumkital dr Ramelan dari Laksamana Pertama TNI dr. Sulantari Sp. THT.KL kepada Kolonel Laut (K) dr. IDG Nalendra di halaman Rumkital dr Ramelan, Surabaya. Sulantari memasuki masa purna tugas, sedangkan Nalendra sebelumnya menjabat Kepala RS Mintoharjo Jakarta. Bidang traumatologi menjadi tuntutan karena Rumkital dr Ramelan adalah rumah sakit tentara.

Tidak menutup kemungkinan ada tentara lain yang menjadi korban traumatologi karena ledakan granat atau ranjau. Laksamana Pertama TNI Sulantari menyebut pemasangan tangan bionik saat itu menjadi keputusan rumah sakit yang dipimpinnya. Keputusan memasang tangan bionik seharga Rp600 juta itu sempat dikonsultasikan dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) yang kala itu dijabat Laksamana Marsetio.

Setelah dilakukan operasi pemilahan otot yang rusak dan berfungsi, diputuskan memasang tangan bionik. Sistem kerja tangan juga bergantung pada baterai yang bisa diisi ulang seperti baterai ponsel. Baterai ini mampu bertahan setahun. “Tidak semua tangan bisa diganti bionic hand . Cacat bawaan lahir tidak bisa karena tidak ada otot terlatih. Padahal otot diperlukan melatih sensor,” ujar Sulantari. Keberhasilan pemasangan tangan bionik pertama di Indonesia juga membuat lega dan bangga Letkol Laut (K) dr Adi Suriyanto, spesialis ortopedi dan traumatologi.

Adi sebagai ketua tim mengambil keputusan cepat. Operasi yang dilakukan adalah membuang bagian tangan rusak dan merapikan untuk disiapkan prothese atau pengganti bagian tubuh yang hilang. Prothese yang menjadi pilihan adalah tangan bionik, yaitu tangan robot yang dikendalikan sinyal listrik otot-otot tangan lain yang masih berfungsi. “Ada tiga tahap penanganan medis. Operasi setelah ledakan dan persiapan bentuk tangan. Tahap dua, melatih otot-otot yang tersisa, disusul pembuatan songket atau cangkang,” kata Adi.

Proses terlama adalah menunggu kesembuhan pascaoperasi sekaligus melatih otot. Adi bersama anggota tim medis, dr. Andi Abdullah dan dr. Markus Antonius, akan konsentrasi pada traumatologi. Banyak korban kecelakaan lalu lintas yang juga memerlukan penanganan. Rumkital dr. Ramelan berhasil memasangkan tangan bionik pada Serka Mar Siswadi. Siswadi adalah salah satu instruktur penjinak granat di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Purboyo, Malang Selatan, Jawa Timur.

Bapak dua anak itu menjadi korban ledakan granat pada September 2014. Kala itu, Siswadi dievakuasi dari Purboyo ke Rumkital menggunakan helikopter. Dua lengannya hancur karena ledakan. Kini tangan kirinya dipasang tangan palsu untuk estetika. Sementara tangan kanannya dipasangi tangan bionik buatan Inggris yang memanfaatkan software Amerika seharga Rp600 juta yang dibeli Rumkital. Dengan tangan bionik, Siswadi kini bisa hormat, menulis, tanda tangan, makan, berjabat tangan, pegang mik, dan lainnya.

Dengan tombol-tombol program, dia juga bisa menggerakkan pergelangan tangan atau mengambil kertas tisu super tipis mengenakan ibu jari dan jari manis tangan bionik itu. Sistem kerja tangan bionik digerakkan otot tangan yang masih bisa terselamatkan dan berfungsi. Otot ini menjadi sensor kinerja tangan bionik.

Sentuhan dari Tim Internasional

Pemasangan tangan bionik yang merasakan sentuhan di dunia sudah dirilis pada Oktober 2014. Dikutip dari BBC , seorang pria asal Denmark menerima tangan yang terhubung ke saraf di lengan atasnya setelah operasi di Italia. Bagi Dennis Aabo, 36, yang kehilangan tangan kirinya dalam kecelakaan kembang api hampir satu dekade lalu, kata tangan adalah “luar biasa”. Dalam tes laboratorium ia mampu menceritakan bentuk dan kekakuan benda yang diambil, bahkan ketika mata tertutup.

Kemajuan teknologi ini sudah diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine . Sebuah tim internasional melaksanakan proyek penelitian, termasuk ahli saraf, insinyur, ahli bedah, dan ahli robotika dari Italia, Swiss, dan Jerman. “Ini adalah pertama kalinya bahwa diamputasi memiliki realtime sensasi sentuhan dari perangkat prostetik,” kata Prof Silvestro Micera, neuro-insinyur dari Ecole Polytechnique Federale de Lausanne dan Scuola Superiore Sant’Anna, Pisa.

Kemajuan ilmiah di sini adalah bukan tangan sendiri, tapi elektronik dan perangkat lunak yang memungkinkan memberikan umpan balik sensoris ke otak. Micera dan timnya menambahkan sensor ke tangan buatan yang bisa mendeteksi dan mengukur informasi tentang sentuhan. Menggunakan algoritma komputer, para ilmuwan mengubah sinyal listrik mereka dipancarkan ke impuls saraf-saraf yang bisa menafsirkan. Selama operasi di Roma, Italia, empat elektrode ditanamkan ke saraf di lengan atas pasien.

Elektrode terhubung ke sensor buatan di jari-jari tangan palsu sehingga memungkinkan sentuhan dan umpan balik ke otak. Aabo menghabiskan satu bulan melakukan tes laboratorium. Tes pertama ini untuk memeriksa elektrode berfungsi dan kemudian dengan ini penuh terhubung ke tangan bionik. “Perbedaan terbesar adalah ketika saya meraih sesuatu yang saya bisa, merasakan apa yang saya lakukan tanpa harus melihat saya bisa menggunakan tangan dalam gelap,” ungkapnya.

Pada saat itu, tangan bionik masih prototipe karena pembatasan keamanan yang dikenakan pada uji klinis. Aabo melalui operasikeduauntukmenghapus sensor. “Dia adalah pahlawan,” kata Profesor Paolo Rossini, ahli neurologi dari Rumah Sakit Universitas Agostino Gemelli, Roma. Menurut Rossini, Aabo memberi sebulan hidupnya dan menjalani dua operasi untuk menguji perangkat ini.

“Kami semua sangat berterima kasih padanya,” katanya. Prapelatihan operasi tangan bionik ini melibatkan operasi pada babi dan mayat manusia. Pra-pelatihan ini untuk memastikan bagaimana memasang elektrode pada saraf perifer kecil di lengan atas. Anggota lain dari tim, Dr Stanisa Raspopovic mengatakan, “Ini adalah saat yang sangat menarik ketika setelah berjam-jam pengujian.

Dennis berpaling kepada kami dan berkata dengan percaya. Ini adalah sihir yang saya dapat merasakan penutupan hilang saya! tangan!” Mereka yang bekerja di lapangan di Inggris juga antusias.

“Ini adalah pekerjaan yang sangat menarik, mengambil penelitian dalam prosthetics ekstremitas atas ke tahap berikutnya dengan menambahkan umpan balik sensoris,” kata Dr Alastair Ritchie, dosen di Biomaterial dan Bioengineering, University of Nottingham.

Soeprayitno/ edi purwanto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4098 seconds (0.1#10.140)