Warga Blokade Sumur Minyak Kedung Keris

Selasa, 10 Maret 2015 - 09:25 WIB
Warga Blokade Sumur Minyak Kedung Keris
Warga Blokade Sumur Minyak Kedung Keris
A A A
BOJONEGORO - Warga Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, memblokade akses masuk ke lokasi sumur minyak Kedung Keris (KDK) di kawasan desa setempat kemarin.

Sumur minyak Kedung Keris saat ini masih dalam tahap eksplorasi dan dikelola oleh Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) anak perusahaan Exxon Mobil Corporation asal Amerika Serikat (AS). Warga yang terdiri atas pemuda dan bapak-bapak menutup pintu masuk ke lokasi sumur KDK yang berada di daerah persawahan. Akibatnya, para pekerja dan kendaraan yang hendak menuju ke lokasi sumur KDK tidak bisa masuk dan terpaksa menunggu di dekat pintu masuk.

Aksi blokade itu terpaksa dilakukan oleh warga lantaran merasa tidak dilibatkan dalam pekerjaan proyek sumur KDK tersebut. Warga menilai banyak pekerja luar daerah Bojonegoro yang ikut bekerja di proyek sumur KDK, tetapi justru warga setempat sedikit yang dilibatkan. “Kami ingin dilibatkan dan dapat bekerja di lokasi sumur KDK tersebut,” ujar Radi, 40, warga setempat. Pemblokadean ke lokasi sumur KDK ini mendapatkan pengawalan ketat dari kepolisian.

Setelah berselang lama, perwakilan EMCL menemui warga dan perangkat desa setempat di Balai Desa Sukoharjo. Rexy Mawardijaya selaku Field Public and Governmen Affairs Manager EMCL berdialog dengan warga. Dialog cukup alot lantaran warga menyampaikan semua keluhannya selama ini terkait dengan kegiatan di lokasi sumur KDK tersebut. Kepala Desa Sukoharjo Dwi Setyono menerangkan, sebenarnya inti tuntutan warga adalah ingin dilibatkan dalam kegiatan proyek sumur KDK tersebut.

Banyak warga setempat yang menganggur, malah banyak tenaga kerja dari luar daerah yang dipekerjakan di proyek sumur KDK. “Warga ingin ikut bekerja di proyek sumur KDK itu. Sebab, warga tidak mau hanya jadi penonton,” ungkapnya. Selama ini tenaga kerja lokal yang terlibat dalam proyek sumur Kedung Keris sangat minim. Padahal tenaga kerja yang bekerja di lokasi sumur Kedung Keris itu sekitar 80 orang dan didominasi dari luar daerah.

“Kalau tenaga kerja lokal yang terlibat di sumur Kedung Keris itu hanya 20 orang. Sementara selebihnya dari luar daerah,” papar Dwi Setyono. Pihak Kepala Desa Sukoharjo akan mendukung tuntutan warga itu sampai terpenuhi. Pihaknya juga mengizinkan warga jika terpaksa melakukan penyisiran karyawan luar daerah atau memblokade akses masuk ke sumur Kedung Keris.

“Yang penting aksi blokir itu tidak sampai menimbulkan keri-cuhan,” tandasnya. Sementara itu, Field Public and Goverment Affairs Manager EMCL Rexy Mawardijaya mengaskan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi dengan para subkontraktor yang ikut mengelola sumur Kedung Keris. Mereka kemungkinan belum menjalin komunikasi dengan pemerintah desa (pemdes) setempat lantaran seminggu kemarin kepala desa sedang diklat.

“Kalau bicara mengenai kesepakatan, sebetulnya sudah menjadi komitmen kami sejak dulu dan tidak berubah. Akan tetapi, untuk kebutuhan di lapangan, ya disesuaikan dengan kondisi di lapangan,” ucapnya. Rexy Mawardijaya mengungkapkan, meski terjadi pemblokadean, kegiatan operasional di lokasi sumur Kedung Keris tetap berjalan normal.

Muhammad roqib
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6739 seconds (0.1#10.140)