Prodia Investasi Alat Canggih Kedua di Indonesia
A
A
A
SURABAYA - Kesadaran masyarakat untuk hidup sehat mulai tinggi. Laboratorium Prodia mencium potensi ini, dan akhirnya memutuskan untuk menambah jumlah gedung laboratorium dengan tujuan menambah pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Jawa Timur.
Saat ini, Prodia memiliki gedung di Malang, Madiun, Blitar, Kediri, Tulungaggung, Sidoarjo, dan empat cabang di Surabaya. Dari empat cabang di Surabaya, satu bangunan terlihat sangat megah berada di Jalan Diponegoro, Surabaya dengan sembilan lantai. Di gedung inilah sejarah Prodia mulai diukir.
Prodia memutuskan untuk mendatangkan alat tercanggih yang tidak dimiliki laboratorium lain di Jawa Timur. Alat ini bernama total laboratorium automation (TLA) yang di datangkan pada November 2014 lalu. Keberadaan alat ini untuk menandingi alat milik RSCM Jakarta, karena secara nasional hanya dua lembaga ini yang memiliki alat TLA.
Dengan adanya alat ini, Prodia meyakini kalau laboratorium yang berada di Jalan Diponegoro ini bisa mendongkrak jumlah konsumen yang datang. Sebab, masyarakat Jatim sudah banyak menyadari arti pentingnya kesehatan. “Alat ini juga menjamin kevalidan data sampel darah dalam pengecekan. Kami jamin tidak akan salah,” ujar Regional Head Prodia Jatim Bali-Nusra, Laniwati Sutanto di selasela penyerahan pohon kepada Dinas Pertanian dan Pertamanan di Surabaya.
Alat ini, ujar Lani, merupakan alat yang memakai semua proses berjalan dengan sistem robotika. Dengan alat ini akan meminimalisasi kesalahan dalam bekerja. Artinya, semua diagnosa akan dijamin keakuratannya. Kondisi berbeda pada proses lama, di mana semuanya menggunakan proses manual.
Untuk memberikan pelayanan terbaik, Prodia akan mengikuti perkembangan alat teknologi. Dengan mengupdate peralatan, maka pasien merasa dilayani dengan pelayanan terbaik. Peralatan ini, juga akan menambah jaringan laboratorium ini. “Jadi keseimbangan bisnis dan pelayanan kesehatan menjadi tugas kami. Kami ada bukan semata-mata karena bisnis belaka,” papar Laniwati.
Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan, bangunan Graha Prodia Surabaya akan mengusung konsep green building di Indonesia. Gedung ini menempati lahan seluas kurang lebih 1.051.85 meter persegi. Grha Prodia ini di desain hanya menempati 50% dari lahan yang tersedia, dan sisanya dipergunakan untuk landscaping dan green roof .
Ruang terbuka hijau yang disediakan di gedung ini sekitar 22% dari luas tanah, yang berarti dua kali lipat lebih luas dari yang dipersyaratkan pemerintah kota sebanyak 11%. “Keberadaan Grha Prodia Surabaya bertujuan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” kata Branch Manager Grha Prodia Surabaya Susan Gunawan, kemarin.
Untuk menciptakan benarbenar gedung penghijauan, Susan menegaskan, kalau pihaknya menyerahkan pohon kepada Dinas Pertanian dan Pertamanan sebanyak 500 buah. Pohon ini akan mendukung Surabaya sebagai kota penghijauan seperti yang di canangkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Susan yakin, Prodia di Jatim akan mengalami perkembangan yang signifikan, karena misi utama yang diemban adalah pelayanan kesehatan. Kepuasan bagi konsumen menjadi target utama ini.
Arief Ardliyanto
Saat ini, Prodia memiliki gedung di Malang, Madiun, Blitar, Kediri, Tulungaggung, Sidoarjo, dan empat cabang di Surabaya. Dari empat cabang di Surabaya, satu bangunan terlihat sangat megah berada di Jalan Diponegoro, Surabaya dengan sembilan lantai. Di gedung inilah sejarah Prodia mulai diukir.
Prodia memutuskan untuk mendatangkan alat tercanggih yang tidak dimiliki laboratorium lain di Jawa Timur. Alat ini bernama total laboratorium automation (TLA) yang di datangkan pada November 2014 lalu. Keberadaan alat ini untuk menandingi alat milik RSCM Jakarta, karena secara nasional hanya dua lembaga ini yang memiliki alat TLA.
Dengan adanya alat ini, Prodia meyakini kalau laboratorium yang berada di Jalan Diponegoro ini bisa mendongkrak jumlah konsumen yang datang. Sebab, masyarakat Jatim sudah banyak menyadari arti pentingnya kesehatan. “Alat ini juga menjamin kevalidan data sampel darah dalam pengecekan. Kami jamin tidak akan salah,” ujar Regional Head Prodia Jatim Bali-Nusra, Laniwati Sutanto di selasela penyerahan pohon kepada Dinas Pertanian dan Pertamanan di Surabaya.
Alat ini, ujar Lani, merupakan alat yang memakai semua proses berjalan dengan sistem robotika. Dengan alat ini akan meminimalisasi kesalahan dalam bekerja. Artinya, semua diagnosa akan dijamin keakuratannya. Kondisi berbeda pada proses lama, di mana semuanya menggunakan proses manual.
Untuk memberikan pelayanan terbaik, Prodia akan mengikuti perkembangan alat teknologi. Dengan mengupdate peralatan, maka pasien merasa dilayani dengan pelayanan terbaik. Peralatan ini, juga akan menambah jaringan laboratorium ini. “Jadi keseimbangan bisnis dan pelayanan kesehatan menjadi tugas kami. Kami ada bukan semata-mata karena bisnis belaka,” papar Laniwati.
Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan, bangunan Graha Prodia Surabaya akan mengusung konsep green building di Indonesia. Gedung ini menempati lahan seluas kurang lebih 1.051.85 meter persegi. Grha Prodia ini di desain hanya menempati 50% dari lahan yang tersedia, dan sisanya dipergunakan untuk landscaping dan green roof .
Ruang terbuka hijau yang disediakan di gedung ini sekitar 22% dari luas tanah, yang berarti dua kali lipat lebih luas dari yang dipersyaratkan pemerintah kota sebanyak 11%. “Keberadaan Grha Prodia Surabaya bertujuan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” kata Branch Manager Grha Prodia Surabaya Susan Gunawan, kemarin.
Untuk menciptakan benarbenar gedung penghijauan, Susan menegaskan, kalau pihaknya menyerahkan pohon kepada Dinas Pertanian dan Pertamanan sebanyak 500 buah. Pohon ini akan mendukung Surabaya sebagai kota penghijauan seperti yang di canangkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Susan yakin, Prodia di Jatim akan mengalami perkembangan yang signifikan, karena misi utama yang diemban adalah pelayanan kesehatan. Kepuasan bagi konsumen menjadi target utama ini.
Arief Ardliyanto
(ftr)