Jokowi Janjikan Harga Gabah Naik
A
A
A
PONOROGO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjanjikan kenaikan harga pokok pembelian (HPP) gabah di hadapan ribuan petani dalam panen raya dan penanaman padi di sawah Desa Karang Gebang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, kemarin.
“Kalau nggak pertengahan atau akhir bulan ini (Maret), akan diputuskan pasti, harga gabah naik. Naiknya berapa? Rahasia....,” ungkap Jokowi disambut tepuk tangan ribuan petani. Menurut Jokowi, kenaikan HPP masih dalam pembahasan. Berbagai pertimbangan masih terus digodok, termasuk masukan dari petani, kepala daerah, dan pihak-pihak lain. “HPP pasti ada perubahan, tapi menunggu waktunya pas. Jangan sampai merugikan petani,” ungkap Jokowi.
Saat ini HPP yang berlaku adalah HPP yang ditetapkan pemerintah sejak 2011. Besarannya adalah Rp3.800 per kilogram gabah kering panen dan sekitar Rp4.200 untuk gabah kering giling. Selain soal HPP, Jokowi juga menjanjikan perbaikan irigasi.
Dikatakannya, saat ini terdapat 1,5 juta hektare sawah yang irigasinya rusak dan tentu ini menghambat produksi pangan. “Tapi sekarang ini 30% sudah diperbaiki, tinggal 70%. Dananya sudah ada, maka petani harus semangat berproduksi, semangat memelihara. Kalau sudah panen dan produksi meningkat, maka tidak perlu ada impor beras, swasembada pangan,” katanya.
Persoalan lain yang juga dijanjikan Presiden Jokowi adalah penutupan keran impor pangan. Menurutnya, hal ini harus didorong oleh produksi pangan yang tinggi dengan cara peningkatan efisiensi dalam proses produksi seperti penggunaan alat mesin pertanian (alsintan).
Misalnya dengan penggunaan traktor tangan, alat penanaman padi, sampai alat pemanen padi. Dengan penggunaan alsintan, ongkos produksi bisa ditekan, namun hasilnya bisa lebih optimal dan terjadi peningkatan. Angka susut saat proses panen bisa turun ke angka sekitar 8% dari angka susut saat ini yang rata-rata di atas 10%.
Saat berada di persawahan tersebut, Presiden Jokowi sempat mencoba alat penanam padi rice tranplanter dan alat pemanen padi combined harvester . Kedua alat ini diyakini bisa meningkatkan efisiensi dalam bertani. Jokowi juga membagikan 3.000 traktor tangan dan pompa air kepada para petani Ponorogo.
Traktor ini menjadi bagian dari 41 ribu traktor tangan yang dibagikan ke seluruh petani di Indonesia. Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang turut hadir di lokasi panen raya mengatakan, kedatangan Presiden ke Ponorogo adalah pembuktian adanya kenaikan hasil pertanian atas upaya peningkatan produksi pertanian, di antaranya dengan pembagian traktor, pemotongan jalur distribusi pupuk, dan perbaikan irigasi.
“Tiga bulan lalu itu kita memulainya di seluruh Indonesia. Sekarang bisa kita lihat hasilnya. Kami mencatat terjadi kenaikan panen hingga 30% di daerah-daerah tertentu. Memang tidak semuanya, tapi kita lihat ada kenaikan signifikan, tinggal terus dilanjutkan sampai tercapai swasembada pangan,” ujar Amran.
Pada tiga bulan ini diperkirakan akan ada panen padi sebesar 3,5 juta ton di Jawa Timur pada satu musim panen kali ini, yaitu dari sekitar 527.000 hektare lahan sawah yang ada. Amran menambahkan, selain berbagai langkah tersebut, saat ini pemerintah juga menggandeng pihak-pihak untuk bisa terlibat dalam upaya swasembada pangan ini mulai dari TNI, para dosen, profesor, dan 8.000 mahasiswa, 39.000 anggota KTNA, dan unsur-unsur kemasyarakatan lain. “Itulah totalitas kita,” ujarnya.
Amran juga menyinggung soal distribusi pupuk yang sempat jadi permainan para distributor. Dia menyatakan saat ini pemerintah telah bertindak tegas pada setiap pelanggaran distribusi yang ada. “Saat ini sudah ada enam distributor yang ditangkap polisi. Makanya jangan main-main lagi,” ujarnya.
Setelah dari Kecamatan Jetis, Presiden Jokowi dan rombongan melanjutkan kunjungan kerjanya dengan melakukan panen jagung dan menanam kedelai di Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
Kunjungan dilanjutkan dengan meninjau pabrik alsintan di Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, dan mengunjungi PT INKA di Kota Madiun.
Dili eyato
“Kalau nggak pertengahan atau akhir bulan ini (Maret), akan diputuskan pasti, harga gabah naik. Naiknya berapa? Rahasia....,” ungkap Jokowi disambut tepuk tangan ribuan petani. Menurut Jokowi, kenaikan HPP masih dalam pembahasan. Berbagai pertimbangan masih terus digodok, termasuk masukan dari petani, kepala daerah, dan pihak-pihak lain. “HPP pasti ada perubahan, tapi menunggu waktunya pas. Jangan sampai merugikan petani,” ungkap Jokowi.
Saat ini HPP yang berlaku adalah HPP yang ditetapkan pemerintah sejak 2011. Besarannya adalah Rp3.800 per kilogram gabah kering panen dan sekitar Rp4.200 untuk gabah kering giling. Selain soal HPP, Jokowi juga menjanjikan perbaikan irigasi.
Dikatakannya, saat ini terdapat 1,5 juta hektare sawah yang irigasinya rusak dan tentu ini menghambat produksi pangan. “Tapi sekarang ini 30% sudah diperbaiki, tinggal 70%. Dananya sudah ada, maka petani harus semangat berproduksi, semangat memelihara. Kalau sudah panen dan produksi meningkat, maka tidak perlu ada impor beras, swasembada pangan,” katanya.
Persoalan lain yang juga dijanjikan Presiden Jokowi adalah penutupan keran impor pangan. Menurutnya, hal ini harus didorong oleh produksi pangan yang tinggi dengan cara peningkatan efisiensi dalam proses produksi seperti penggunaan alat mesin pertanian (alsintan).
Misalnya dengan penggunaan traktor tangan, alat penanaman padi, sampai alat pemanen padi. Dengan penggunaan alsintan, ongkos produksi bisa ditekan, namun hasilnya bisa lebih optimal dan terjadi peningkatan. Angka susut saat proses panen bisa turun ke angka sekitar 8% dari angka susut saat ini yang rata-rata di atas 10%.
Saat berada di persawahan tersebut, Presiden Jokowi sempat mencoba alat penanam padi rice tranplanter dan alat pemanen padi combined harvester . Kedua alat ini diyakini bisa meningkatkan efisiensi dalam bertani. Jokowi juga membagikan 3.000 traktor tangan dan pompa air kepada para petani Ponorogo.
Traktor ini menjadi bagian dari 41 ribu traktor tangan yang dibagikan ke seluruh petani di Indonesia. Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang turut hadir di lokasi panen raya mengatakan, kedatangan Presiden ke Ponorogo adalah pembuktian adanya kenaikan hasil pertanian atas upaya peningkatan produksi pertanian, di antaranya dengan pembagian traktor, pemotongan jalur distribusi pupuk, dan perbaikan irigasi.
“Tiga bulan lalu itu kita memulainya di seluruh Indonesia. Sekarang bisa kita lihat hasilnya. Kami mencatat terjadi kenaikan panen hingga 30% di daerah-daerah tertentu. Memang tidak semuanya, tapi kita lihat ada kenaikan signifikan, tinggal terus dilanjutkan sampai tercapai swasembada pangan,” ujar Amran.
Pada tiga bulan ini diperkirakan akan ada panen padi sebesar 3,5 juta ton di Jawa Timur pada satu musim panen kali ini, yaitu dari sekitar 527.000 hektare lahan sawah yang ada. Amran menambahkan, selain berbagai langkah tersebut, saat ini pemerintah juga menggandeng pihak-pihak untuk bisa terlibat dalam upaya swasembada pangan ini mulai dari TNI, para dosen, profesor, dan 8.000 mahasiswa, 39.000 anggota KTNA, dan unsur-unsur kemasyarakatan lain. “Itulah totalitas kita,” ujarnya.
Amran juga menyinggung soal distribusi pupuk yang sempat jadi permainan para distributor. Dia menyatakan saat ini pemerintah telah bertindak tegas pada setiap pelanggaran distribusi yang ada. “Saat ini sudah ada enam distributor yang ditangkap polisi. Makanya jangan main-main lagi,” ujarnya.
Setelah dari Kecamatan Jetis, Presiden Jokowi dan rombongan melanjutkan kunjungan kerjanya dengan melakukan panen jagung dan menanam kedelai di Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
Kunjungan dilanjutkan dengan meninjau pabrik alsintan di Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, dan mengunjungi PT INKA di Kota Madiun.
Dili eyato
(ftr)