Wisatawan Menjerit Tarif Mahal
A
A
A
PALEMBANG - Pemerintah Kota Palembang harus memerhatikan dan menertibkan tarif angkutan penumpang wisata di Sungai Musi. Sebab, wisatawan baik lokal atau luar mengeluhkan mahalnya tarif angkutan perahu ketek atau kapal tradisional lainnya.
Syahdi, 45, warga Lampung menceritakan, saat peringatan Cap Go Me beberapa waktu lalu di Pulau Kemaro, ia dikenakan biaya sebesar Rp280.000 saat naik perahu ketek. “Cukup mahal ya, jika jalan-jalan di atas Sungai Musi, rata-rata biayanya ratusan ribu. Padahal itu pagi hari. Bagaimana kalau hanya foto-foto di Sungai Musi dekat Jembatan Ampera, pasti tarifnya lebih mahal lagi,” ujarnya kepada KORAN SINDO PALEMBANG,kemarin.
Memang, kata dia, sopir perahu ketek beralasan, tarif mahal, karena harga BBM jenis bensin baru naik lagi. ”Kita datang ke sini mau wisata. Kalau naik perahu ketek saja mahal, kita pikir-pikir mau wisata lagi di Kota Palembang yang katanya terkenal dengan Sungai Musi dan Amperanya,” tukasnya. Bahkan, sambung dia, ada wisatawan luar negeri, sempat di kenakan biaya Rp700.000.
”Saya dengar aja obrolannya saat di hotel,” ucapnya. Ia beharap kepada Pemkot Palembang dapat menertibkan tarif angkutan sungai yang membawa para wisatawan lokal maupun luar negeri. ”Kalau bisa diseragamkanlah tarifnya dan Pemkot Palembang juga harus punya kapal wisata khusus, baik kayu maupun bukan kayu yang bisa bikin penumpang wisata nyaman saat naik, baik untuk berfoto atau sekadar jalan-jalan di Sungai Musi,” tegasnya.
Secara terpisah, seorang pemilik perahu ketek, Irhan, 40 warga Muara Padang mengatakan, kenaikan harga bahan bakar beberapa hari lalu, mengakibatkan ia harus mengurangi pembelian bensin untuk kapalnya. Selain itu, juga harus menetapkan tarif yang lebih tinggi dari sebelumnya. Untuk perjalanan menuju kawasan Pulau Kemaro dikenakan biaya sebesar Rp60.000/orang. Tapi tarif itu, baru dapat dikenakan jika jumlah penumpang sudah lebih dari empat orang.
Sementara, jika hanya satu sampai dua orang, maka tarif yang di kenakan sekitar Rp80.000 hingga Rp150.000.“Iya, sekarang makin susah nyari penumpang. Alasan penumpang karena terlalu mahal, padahal kenaikan, karena kenaikan harga bahan bakar juga,” katanya. Penetapan tarif, dika takannya, juga disesuaikan dengan jarak tempuh yang diinginkan penumpang.
Jika jarak tempuh jauh dan lama, maka harga bisa melebihi tarif ditetapkan. Biasanya juga, hanya menggunakan kesepakatan bersama,“Tapi harganya nego-nego juga. Sekarang makin sepi, wisatawan yang mau berkeliling di Sungai Musi, alasannya karena mahal,” ungkapnya.
Tasmalinda
Syahdi, 45, warga Lampung menceritakan, saat peringatan Cap Go Me beberapa waktu lalu di Pulau Kemaro, ia dikenakan biaya sebesar Rp280.000 saat naik perahu ketek. “Cukup mahal ya, jika jalan-jalan di atas Sungai Musi, rata-rata biayanya ratusan ribu. Padahal itu pagi hari. Bagaimana kalau hanya foto-foto di Sungai Musi dekat Jembatan Ampera, pasti tarifnya lebih mahal lagi,” ujarnya kepada KORAN SINDO PALEMBANG,kemarin.
Memang, kata dia, sopir perahu ketek beralasan, tarif mahal, karena harga BBM jenis bensin baru naik lagi. ”Kita datang ke sini mau wisata. Kalau naik perahu ketek saja mahal, kita pikir-pikir mau wisata lagi di Kota Palembang yang katanya terkenal dengan Sungai Musi dan Amperanya,” tukasnya. Bahkan, sambung dia, ada wisatawan luar negeri, sempat di kenakan biaya Rp700.000.
”Saya dengar aja obrolannya saat di hotel,” ucapnya. Ia beharap kepada Pemkot Palembang dapat menertibkan tarif angkutan sungai yang membawa para wisatawan lokal maupun luar negeri. ”Kalau bisa diseragamkanlah tarifnya dan Pemkot Palembang juga harus punya kapal wisata khusus, baik kayu maupun bukan kayu yang bisa bikin penumpang wisata nyaman saat naik, baik untuk berfoto atau sekadar jalan-jalan di Sungai Musi,” tegasnya.
Secara terpisah, seorang pemilik perahu ketek, Irhan, 40 warga Muara Padang mengatakan, kenaikan harga bahan bakar beberapa hari lalu, mengakibatkan ia harus mengurangi pembelian bensin untuk kapalnya. Selain itu, juga harus menetapkan tarif yang lebih tinggi dari sebelumnya. Untuk perjalanan menuju kawasan Pulau Kemaro dikenakan biaya sebesar Rp60.000/orang. Tapi tarif itu, baru dapat dikenakan jika jumlah penumpang sudah lebih dari empat orang.
Sementara, jika hanya satu sampai dua orang, maka tarif yang di kenakan sekitar Rp80.000 hingga Rp150.000.“Iya, sekarang makin susah nyari penumpang. Alasan penumpang karena terlalu mahal, padahal kenaikan, karena kenaikan harga bahan bakar juga,” katanya. Penetapan tarif, dika takannya, juga disesuaikan dengan jarak tempuh yang diinginkan penumpang.
Jika jarak tempuh jauh dan lama, maka harga bisa melebihi tarif ditetapkan. Biasanya juga, hanya menggunakan kesepakatan bersama,“Tapi harganya nego-nego juga. Sekarang makin sepi, wisatawan yang mau berkeliling di Sungai Musi, alasannya karena mahal,” ungkapnya.
Tasmalinda
(bhr)