Aspartan Buka Lapak di Balai Kota
A
A
A
YOGYAKARTA - Untuk pertama kalinya, Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) Kota Yogyakarta menggelar lapak dagangan di depan Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkop) setempat.
Enam asosiasi terlibat dalam kegiatan ini. Ketua Aspartan Kota Yogyakarta Kadarsih Agus mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk menyosialisasikan bahwa petani kota memiliki hasil produksi. Enam asosiasi yang terlibat serentak menggelar lapak dagangan produksi olahannya sendiri.
“Dibuka pukul 07.00–13.00 WIB. Ke depan kegiatan ini akan digelar secara rutin setiap Rabu. Sekarang ada enam asosiasi yang terlibat dari tujuh yang ada di kota,” kata Kadarsih, kemarin. Atik, dari Kelompok Tani Sayur mengatakan, kegiatan seperti ini sangat penting untuk promosi maupun mengajak masyarakat agar lebih familier dengan sayuran, terutama yang ditanam sendiri. “Sayuran bisa ditanam dengan media hidroponik,” katanya.
Metode ini mulai banyak dikembangkan, khususnya oleh 12 kelompok tani di kota lantaran memiliki banyak keunggulan. Seperti tidak perlu menyiram setiap hari, tidak mudah terkena penyakit, dan berbagai keunggulan lain.
“Kelompok Tani Sayur sangat banyak, bahkan sampai 20. Tapi masih sulit berkembang karena masyarakat masih malas untuk budi daya sendiri. Apalagi, harga seikat sayur bisa didapat dengan mudah di warung,” katanya.
Kepala Disperindagkoptan Kota Yogyakarta Suyana mengutarakan, kegiatan ini untuk memfasilitasi dan memberikan ruang bagi petani binaan yang ada di Kota Yogyakarta. Meski bukan petani murni, petani di kota juga bukan pekerjaan sambilan. Sehingga harus dilindungi dari serbuan produk luar.
“Kami beri ruang di sini agar mereka bisa menjual produknya. Sehingga dengan begini mereka bisa bertahan dari serangan yang datang dari luar,” katanya. Suyana menambahkan, Disperindagkoptan akan melakukan penguatan pada budi daya tanaman berbasis hobi dan olahan.
Penguatan ini dilakukan melalui fungsi gabungan kelompok tani (gapoktan). Salah satu model penguatan adalah mendorong gapoktan menyediakan beras bagi kelompoknya. Dari sisi volume, beras yang didatangkan gapoktan dari luar memang cukup kecil karena baru menyasar anggotanya saja.
Namun langkah ini cukup menggembirakan karena sudah ada 10 kelompok dari belasan yang eksis di Ibu Kota DIY ini.
Sodik
Enam asosiasi terlibat dalam kegiatan ini. Ketua Aspartan Kota Yogyakarta Kadarsih Agus mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk menyosialisasikan bahwa petani kota memiliki hasil produksi. Enam asosiasi yang terlibat serentak menggelar lapak dagangan produksi olahannya sendiri.
“Dibuka pukul 07.00–13.00 WIB. Ke depan kegiatan ini akan digelar secara rutin setiap Rabu. Sekarang ada enam asosiasi yang terlibat dari tujuh yang ada di kota,” kata Kadarsih, kemarin. Atik, dari Kelompok Tani Sayur mengatakan, kegiatan seperti ini sangat penting untuk promosi maupun mengajak masyarakat agar lebih familier dengan sayuran, terutama yang ditanam sendiri. “Sayuran bisa ditanam dengan media hidroponik,” katanya.
Metode ini mulai banyak dikembangkan, khususnya oleh 12 kelompok tani di kota lantaran memiliki banyak keunggulan. Seperti tidak perlu menyiram setiap hari, tidak mudah terkena penyakit, dan berbagai keunggulan lain.
“Kelompok Tani Sayur sangat banyak, bahkan sampai 20. Tapi masih sulit berkembang karena masyarakat masih malas untuk budi daya sendiri. Apalagi, harga seikat sayur bisa didapat dengan mudah di warung,” katanya.
Kepala Disperindagkoptan Kota Yogyakarta Suyana mengutarakan, kegiatan ini untuk memfasilitasi dan memberikan ruang bagi petani binaan yang ada di Kota Yogyakarta. Meski bukan petani murni, petani di kota juga bukan pekerjaan sambilan. Sehingga harus dilindungi dari serbuan produk luar.
“Kami beri ruang di sini agar mereka bisa menjual produknya. Sehingga dengan begini mereka bisa bertahan dari serangan yang datang dari luar,” katanya. Suyana menambahkan, Disperindagkoptan akan melakukan penguatan pada budi daya tanaman berbasis hobi dan olahan.
Penguatan ini dilakukan melalui fungsi gabungan kelompok tani (gapoktan). Salah satu model penguatan adalah mendorong gapoktan menyediakan beras bagi kelompoknya. Dari sisi volume, beras yang didatangkan gapoktan dari luar memang cukup kecil karena baru menyasar anggotanya saja.
Namun langkah ini cukup menggembirakan karena sudah ada 10 kelompok dari belasan yang eksis di Ibu Kota DIY ini.
Sodik
(ftr)